Mencintai Setiap Detik
Membangun tradisi baca, sebagai salah satu kunci sekaligus literasi dasar, misalnya, harus dimulai dari keluarga: dari anak-anak usia dini. Sehingga kelak mereka terbiasa. Memulainya sederhana saja: sediakan waktu khusus untuk membaca buku. Minimal membaca buku di ruang tamu rumah. Bahkan mesti ada waktu khusus untuk berkunjung ke toko buku.
Pembelajaran semacam itu dapat membantu orangtua dalam membangun rumah tangga yang melek literasi dan ilmu pengetahuan. Hal tersebut dalam membantu dalam mewujudkan rumah tangga yang cerdas dalam berbagai aspek, adaptif terhadap berbagai kondisi, dan paham tentang tanggungjawabnya, bahkan paham akan berbagai kewajibannya.
Bila orangtua dan anak-anak sudah menyadarinya, bahkan terbiasa menjalaninya, maka itu berdampak pada tumbuhnya saling mencintai. Sehingga setiap detik ada cinta. Bila cinta selalu terjaga, maka akan muncul rasa saling percaya, saling mendukung dan saling menumbuhkan. Bahkan ada semangat untuk saling melengkapi antar sesama.
Kelemahan dan kekurangan tentu ada saja. Namun itu tak menjadi halangan untuk saling melengkapi antar sesama. Orangtua bisa jadi punya kelemahan dalam mendidik anak-anaknya. Anak juga tentu punya keterbatasan dalam menjalani perannya sebagai anak. Di sinilah perlunya kesadaran untuk saling melengkapi dan tumbuh bersama.
Berbagai kelemahan dan keterbatasan tidak perlu direndahkan dan dianggap sebagai masalah besar. Sebab kehidupan keluarga adalah sebuah perjalanan panjang. Di dalamnya ada proses yang membutuhkan waktu tak singkat. Saling memahami dan peduli pada sesama menjadi keniscayaan. Sehingga kehidupan lebih dan makin dinamis.
Dengan begitu, setiap anggota keluarga semakin melek informasi, ilmu pengetahuan dan berbagai peran penting yang mesti dijalani dalam kehidupan keluarga. Bahkan kelak pada saat anak-anak sudah melanjutkan kehidupannya pada jenjang rumah tangga. Kuncinya adalah orangtua. Orangtua mesti jadi teladan, termasuk teladan mencintai.
Bila memotret kehidupan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau sesekali bercanda dengan istrinya. Itu berdampak kepada sikap istri beliau. Begitu juga istri beliau, selalu memberi semangat dan doa terbaik untuk sang suami. Saling mendoakan, mendukung dan menopang adalah kekuatan dalam keluarga. Mencintai pun setiap detik. (*)
Komentar
Posting Komentar