Santriku, Jangan Lupa Silaturahim dengan Pondok!
Secara khusus, di sekitaran jalan umum yang tak jauh dari kantor Yayasan Nurul Hakim, terpampang sebuah baligho besar bertuliskan sebuah nasehat sekaligus pesan bijak TGH. Safwan Hakim. “TGH. Safwan Hakim: Santriku, Jangan Lupa Silaturahim dengan Pondok!”, begitu isinya.
Pesan bijak tersebut mengandung beberapa pesan penting. Pertama, silaturahim adalah amal kebaikan yang sangat mulia dan memiliki keutamaan. TGH. Safwan Hakim hendak mengingatkan kita agar jangan lupa pada tempat kita belajar atau mencari ilmu. Silaturahim ke pondok menyadarkan kita agar jangan seperti kacang yang lupa pada kulitnya.
Kedua, Nurul Hakim merupakan salah satu gudang kebaikan yang sudah berjasa besar dalam kehidupan kita, terutama dalam hal keilmuan. Karier yang kita arungi saat ini sedikit banyak merupakan dampak dari apa yang sudah kita peroleh selama belajar di Nurul Hakim. Di Nurul Hakim, karakter dan kepribadian kita dibentuk, potensi kita ditumbuh-kembangkan dan berbagai mata ilmu dapat kita tekuni.
Ketiga, ilmu yang kita peroleh dari Nurul Hakim merupakan satu rangkaian dari seluruh ilmu yang kita peroleh dari tempat lain, baik saat ini maupun di masa yang akan datang. Nurul Hakim telah menanamkan dasar sekaligus pondasi keilmuan yang sangat berharga dalam perjalanan hidup kita.
Keempat, membangun tradisi silaturahim kepada pondok merupakan kebaikan. Dengan silaturahim ke pondok kita bisa merasakan suasana baru bila dibandingkan dengan suasana saat kita masih nyantri di pondok beberapa tahun, belasan atau puluhan tahun silam. Dengan silaturahim ke pondok, kita semakin terdorong untuk mencintai ilmu dan para pendidik yang telah berjasa besar pada kita.
Kelima, mengingatkan agar kita tidak lupa pada nilai-nilai kebaikan yang sudah ditanamkan pada kita saat di pondok. Proses pembelajaran yang kita jalani di pondok berupa kedisiplinan, ketekunan, kebersamaan, persaudaraan, kemandirian dan tanggung jawab harus menjadi nilai-nilai yang kita jaga sekaligus amalkan pada saat kita hidup di tengah masyarakat. Jadi, ajakan ke pondok bisa juga dimaknai agar kita tetap menjaga nilai-nilai yang sudah ditanamkan selama di pondok.
Keenam, lebih tegas lagi, apa yang disampaikan TGH. Safwan Hakim adalah ajakan kepada kita agar berkontribusi pada kemajuan pondok. Kontribusi pada kemajuan pondok bisa dilakukan dalam bentuk apapun, dati materi hingga ide yang kita miliki. Bahkan berkontribusi dalam bentuk menyekolahkan anak, saudara dan tetangga kita ke pondok, yaitu ke Nurul Hakim.
Dalam Islam, silaturahim merupakan amal kebaikan yang sangat dianjurkan. Bahkan Islam sangat tegas pada semua upaya memutuskan silaturahim. Sebaliknya, Islam menggariskan bahwa silaturahim dapat menjadi jalan menuju surga. Dengan demikian, pesan TGH. Safwan Hakim merupakan penegas dari ajaran Islam itu sendiri.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, shalatlah di malam hari ketika manusia terlelap tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.” (HR. Ibnu Majah).
Di samping itu, silaturahim juga dapat menjadi pembuka pintu rezeki. Rezeki tidak selalu dalam bentuk materi, rezeki juga bisa dalam bentuk informasi terbaru yang bermanfaat, kandungan silaturahim itu sendiri dan suasana kehidupan pondok yang penuh dengan kebaikan para pencari sekaligus pencinta ilmu.
Bahkan silaturahim dapat menjadi pintu untuk bertambahnya umur. Bukan saja umur fisik tapi juga umur kebaikan yang diamalkan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan ditambah umurnya, maka hendaklah menjalin silaturrahim.” (HR Bukhari).
Dengan silaturahim, kita juga mendapat peluang besar untuk memperoleh naungan dari Allah pada hari kiamat kelak. Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ada tiga orang yang mendapat naungan Arasy pada hari kiamat: orang yang menjaga silaturahim, seorang istri yang ditinggal mati suaminya kemudian membesarkan anak-anak yatimnya sampai Allah mencukupi mereka atau sampai mereka wafat, dan orang yang membuat makanan kemudian mengajak anak yatim dan orang miskin untuk makan.”
Begitulah kandungan dan dampak silaturahim yang sesungguhnya. Sehingga pesan TGH. Safwan Hakim tersebut merupakan ungkapan kerinduan seorang guru sekaligus orangtua kepada murid atau anak-anaknya. Ungkapan tersebut juga merupakan alarm atau pengingat yang baik agar kita tidak lupa pada Nurul Hakim. Kita diingatkan agar semakin mencintai ilmu dan amal serta menjadikan silaturahim sebagai salah satu amal kebaikan yang selalu kita jalankan dan jaga dengan baik sampai kapan pun. (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku “Never Give Up, Keep Fight!”
Komentar
Posting Komentar