Strategi Memajukan Pariwisata Cirebon Raya


BEBERAPA hari lalu para pelaku ekonomi kreatif di Kota Cirebon mengadakan acara Halal Bihalal di Gedung Creative Center Cirebon. Selain silaturahim laiknya setelah Idul Fitri, pada momentum ini didiskusikan pula seputar upaya atau strategi memajukan sektor ekonomi kreatif berbasis sejarah dan budaya di wilayah Cirebon Raya atau Ciayumajakuning (Cirebon Kota/Kabupaten, Kab. Indramayu, Kab  Majalengka dan Kab. Kuningan). Diskusi ini diadakan sebagai upaya mempersiapkan sektor ini sebagai sektor penting dalam upaya memajukan Cirebon Raya yang belakangan ini menjadi salah satu kawasan tujuan wisata para pengunjung dari luar Jawa Barat. 

Ide utamanya adalah membangun konektifitas dan persamaan persepsi berbagai elemen pemerintah dan swasta termasuk sektor UMKM dalam menyusun konsep dan strategi memajukan pariwisata di wilayah Cirebon Raya. Diakui bahwa Cirebon Raya merupakan salah satu kawasan yang kaya potensi di Jawa Barat bahkan Indonesia. Dari Kota dan Kabupaten Cirebon hingga Indramayu, Majalengka, dan Kuningan memiliki potensi wisata yang khas dan menarik bagi para pengunjung di berbagai momentumnya. 

Selain destinasi wisata alamnya yang indah, destinasi sejarah dan budayanya juga menarik. Sehingga dapatlah dikatakan bahwa kawasan ini menjadi salah satu kawasan andalan Jawa Barat, yang tentu saja menarik untuk dikunjungi oleh para wisatawan luar Jawa Barat. Di samping itu, wilayah Cirebon Raya juga dikenal dengan kulinernya yang khas seperti empal gentong, docang, batik, buah-buahan dan masih banyak lagi. Hal ini bisa dipahami dari pemberitaan media dan kunjungan wisatawan di berbagai objek wisata dan tempat-tempat kuliner yang terlihat semakin meningkat. 

Dalam konteks itu, pemerintah daerah dan elemen swasta termasuk kalangan UMKM di wilayah Cirebon Raya ini perlu memberi perhatian lebih pada sektor ini. Pertemuan yang sekadar atau sifatnya hanya formalitas mesti dikurangi dengan cara menghadirkan berbagai kebijakan dan agenda yang lebih praktis. Sehingga perkembangan dan kemajuan sektor pariwisata dari waktu ke waktu semakin menggeliat dan berdampak pada ekonomi masyarakat bahkan pembangunan Cirebon Raya di masa yang akan datang. 

Saya mengusulkan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian sekaligus menjadi langkah ke depan, pertama, membangun komunikasi dan koordinasi pemerintah daerah di wilayah Cirebon Raya. Agenda semacam ini sangat perlu dilakukan untuk mencapai persamaan persepsi tentang konsep dan strategi memajukan pariwisata Cirebon Raya. Bagaimana pun destinasi dan potensi pariwisata di Cirebon Raya ini terkoneksi secara kultural. Dari Kota dan Kabupaten Cirebon hingga Indramayu, Majalengka, dan Kuningan. Sehingga pemerintah daerah di wilayah ini terutama Dinas Pariwisata dan dinas terkait perlu koordinasi dan menyamakan persepsi bahkan menyusun peta jalan bersama.  

Kedua, pelibatan elemen swasta dan UMKM sebagai sektor kunci dalam pemanfaatan  destinasi wisata dan pengembangan ekonomi. Memajukan destinasi dan pariwisata adalah pekerjaan kolektif. Di banyak daerah yang sektor pariwisatanya tergolong maju dan produktif, satu hal penting yang mereka bangun secara serius sejak lama adalah melibatkan elemen swasta dan UMKM. Sehingga potensi pariwisata menjadi perhatian semua elemen, bukan sekadar pemerintah setempat. Dampaknya bukan saja potensi pariwisatanya yang semakin terkenal tapi juga memberi dampak besar bagi pendapatan asli daerah atau PAD. 

Ketiga, publikasi dan promosi destinasi dan pariwisata secara masal namun terencana dengan baik. Adanya koordinasi pemerintah daerah di Cirebon Raya, kemudian pelibatan sektor swasta dan UMKM dalam merumuskan konsep memajukan pariwisata Cirebon Raya mendorong untuk adanya publikasi dan promosi yang lebih masif. Dengan demikian, pemerintah daerah melalui forum komunikasi pemerintah daerah Cirebon Raya perlu menggandeng kalangan media massa seperti TV dan Koran lokal di Cirebon Raya serta media online untuk mengambil bagian dalam agenda ini. 

Keempat, pembenahan infrastruktur yang berkaitan atau yang terkoneksi dengan kawasan destinasi atau pariwisata. Saya sendiri kerap berkunjung dan pernah hidup di tiga tempat yang kini menjadi primadona pariwisata nasional bahkan dunia ini: Bali, Lombok dan Labuan Bajo. Karena itu saya berani mengatakan kita perlu banyak belajar kepada Bali, Lombok dan Labuan Bajo yang belakangan ini menjadi surga wisata yang menjanjikan bagi para wisatawan dalam dan luar negeri. Salah satu yang dibenahi oleh pemerintah daerah setempat sebelum menggapai prestasi semacam itu adalah infrastruktur dan fasilitas berupa jalan, fasilitas penginapan, transportasi, sumber daya manusia (SDM) dan destinasi itu sendiri. Sehingga pengunjung yang datang bukan saja dilayani dengan profesional tapi juga merasa dimanja. Mereka pun berkunjung sekali lalu rela datang berkali-kali. Secara ril hal ini pasti berdampak pada meningkatnya pendapatan di sektor ini.  

Kelima, tersedianya duta pariwisata lokal yang berasal dan berbasis pada kekhususan destinasi wisata yang dikembangkan di masing-masing daerah. Pemerintah di wilayah Cirebon Raya perlu melakukan audisi duta destinasi atau duta pariwisata, dengan mengutamakan putra-putri asli atau yang berasal dari daerah setempat. Termasuk mengapresiasi penulis buku yang mengangkat tema pariwisata atau yang turut mempublikasi kawasan Cirebon Raya. Sehingga destinasi wisata dan berbagai potensi pariwisata semakin dikenal oleh banyak kalangan dan menarik para wisatawan untuk berkunjung ke Cirebon Raya.

Saya termasuk yang sangat mengapresiasi perbincangan dan ide yang muncul pada acara pasca Idul Fitri yang dihadiri oleh banyak kalangan dan penggiat ekonomi kreatif tersebut. Saya sangat optimis dengan masa depan pariwisata di Cirebon Raya. Bandara Kertajati, Stasiun Kereta, Terminal Bus, Travel dan sebagainya tersedia di depan mata, semuanya hanya butuh pembenahan dan penyesuaian. Selanjutnya, sebetulnya sejak awal saya sudah menyampaikan hal serupa di berbagai forum yang berbeda, termasuk dengan menulis buku berjudul Selamat Datang Di Cirebon (2021), termasuk berkunjung ke beberapa komunitas kreatif serta destinasi wisata di Ciayumajakuning. 

Saya juga kebetulan sedang menulis beberapa buku terutama tentang destinasi wisata di Majalengka, Kuningan dan Indramayu. Sehingga wacana penyusunan strategi memajukan pariwisata di Cirebon Raya secara kolektif adalah usulan yang jenial dan perlu diapresiasi oleh berbagai elemen di kawasan ini. Secara khusus, saya menulis buku dan artikel di berbagai media massa dan media online dengan tema berkaitan dengan wacana ini merupakan bagian dari upaya mengambil bagian dalam memajukan pariwisata di Cirebon Raya. Bila gerakan kolektif dan kolaborasi semacam ini terus digaungkan dan dilakukan maka ke depan Cirebon Raya bakal menjadi kawasan yang semakin menarik dan termaju di Jawa Barat bahkan Indonesia. (*) 



* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku “Selamat Datang Di Kota Cirebon”. Tulisan ini dimuat pada halaman 4 Kolom Wacana Koran Radar Cirebon edisi Kamis 19 Mei 2022. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok