Catatan Liburan Bersama Si Sulung Azka Syakira


MENJADI orangtua itu adalah amanah Allah untuk anak-anak hebat yang secara fitrah memiliki potensi bawaan yang membanggakan dan layak disyukuri. Orangtua punya peran untuk memastikan potensi anak-anak tumbuh-kembang, sehingga bermanfaat dan berdampak pada perjalanan hidup serta kariernya kelak. Dengan demikian, orangtua bukan saja sosok yang melahirkan tapi juga sosok yang "memastikan" potensi anak tumbuh-kembang dengan baik sesuai dengan fitrahnya. 

Alhamdulillah saya sangat bersyukur karena hari ini Selasa 8 April 2025, di tengah kondisi sakit dan suhu badan naik-turun, saya mendapat kesempatan untuk berkomunikasi dengan anak saya Azka Syakira yang saat ini berlibur di Kota Mataram, NTB. Pada awalnya saat liburan sekolahnya, saya berikhtiar untuk menjemputnya. Namun karena beberapa urusan mendadak dan tak bisa digeser dan kondisi kesehatan saya, akhirnya saya urungkan. Ia pun melaksanan shaum ramadhan dan Idul Fitri 1446 H serta berlibur di Kota Mataram.  

Dengan demikian, komunikasi saya dengan si sulung pun hanya dapat dilakukan secara online, tepatnya WhatsApp, termasuk hari ini. Hal ini tentu saja melalui jasa baik orang-orang baik, tepatnya keluarga yang ada di ibukota NTB ini. Saya layak berterima kasih untuk semua kebaikan Kak Wiwin Ariati dan Kak Atikah. Oke, kembali ke Azka. Bila dibandingkan dengan beberapa kali komunikasi sebelumnya, saya merasakan kali ini ia sangat komunikatif. Walau awalnya "dipaksa", akhirnya ia benar-benar bicara dengan bebas. Ia bercerita seputar kegiatan di pondok dan sekolah.

Pada kesempatan istimewa ini saya manfaatkan untuk mengingat kembali hafalan Azka, demikian akrab saya sapa, terutama juz 30 yang sudah ia hafal saat SD. Untuk sebagian surat ia masih ingat, untuk sebagiannya lagi sudah lupa. Selain itu, saya juga meminta dia untuk berbicara menggunakan bahasa Arab. Alhamdulillah ia cukup aktif, walau kadang kerap diselingi oleh langkah ajaibnya: diam sambil senyum ini itu. 

Apa yang Azka tampilkan kali ini membuat saya semakin haru, bangga dan syukur. Ternyata Azka sudah banyak perubahan dari kondisi sebelumnya, yang bikin saya agak "gemes" padanya. Bila sebelumnya dia kerap berdiam dan enggan bicara, kali ini ia lebih aktif dan sudah memulai obrolan dengan begitu bebasnya. Azka yang sekarang, bukan Azka yang dulu lagi. Begitu kira-kira. Saya semakin optimis dan percaya Azka bisa lebih hebat lagi dari sekarang. 

Satu hal menarik yang sempat ia ceritakan adalah perihal para pembina di asrama yang begitu tulus mengasuh, membina dan mendidik dirinya. Awalnya saya "menjebak" Azka dengan pertanyaan yang "menyudutkan". Namun Azka tetap konsisten menyatakan rasa haru, bangga dan syukur atas apa yang ia rasakan selama ini di NH, tepatnya di PPKh KMMI Putri, kampus 2. Baginya, selama ini dia benar-benar merasa nyaman dan mendapatkan  "pelayanan" yang maksimal. 

Saya pun berpesan pada kakak dari Bukhari Muhtadin, Tsamarah Walidah (almh.), Aisyah Humaira dan Arsyila Qonita ini agar mendawamkan shalat duha dan tahajut-witir. Walau pun ibadah sunah, dua shalat ini adalah ibadah khas yang harus dilaksanakan oleh santriwati, dalam hal ini terutama untuk dirinya. Selain itu, saya juga ingatkan agar dia aktif memuroja'ah hafalan yang sudah pernah dihafal sekaligus menyicil hafalan surat selainnya. Sepadat apapun kegiatan, harus pintar-pintar memanfaatkan waktu. Misalnya, sebelum dan setelah shalat lima waktu. 

Saya sebagai orangtua sekaligus sebagai santri Pondok Pesantren Nurul Hakim (NH) medio 1996-2002, taman surga dimana Azka menempuh pendidikan kini, layak menyampaikan jazakumullah kepada para Tuan Guru, para Ustadz-Ustadzah dan para Munazomah serta Ketua Kamar yang telah mengasuh, mendidik dan membina anak saya. Semoga NH semakin geliat, maju dan sukses menjalankan peran terbaik sebagai laboratorium yang melahirkan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045. (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Merindui Nurul Hakim" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah