Kang Dedy Mulyadi Sukses Karena Dihina!
Mencapai kesuksesan dalam bidang apapun, tak bisa diraih dengan menunggu begitu saja atau berlepas tangan atas realitas yang dialami. Mesti ada upaya dan kerja keras tak dihitung bilang untuk menggapai satu titik sukses. Apalagi menggapai sukses di banyak titik, tentu butuh kerja keras dan pengorbanan yang tak sedikit. Itu sudah menjadi sunatullah kesuksesan. Semuanya membutuhkan proses sakit dan banting tulang berkali-kali.
Mereka yang sukses saat ini, sebagian besar mereka dulunya pernah dihina, dicela dan dicaci maki. Itu benar-benar fakta berdasarkan dari cerita yang saya dengar. Bahkan tak sedikit yang pernah diusir dari rumah dan tempat kerja, dicuekin begitu rupa dan dianggap sampah oleh mereka yang secara ekonomi tergolong berada. Bahkan dianggap bukan siapa-siapa oleh mereka yang punya jabatan dan punya status sosial tinggi dan dianggap penting.
Namun mereka tak mau kalah oleh apa yang mereka alami atau rasakan. Mereka giat dan telaten dengan pilihan hidupnya. Mereka bertahan lalu melangkah ke depan. Di tengah berbagai himpitan ekonomi yang sulit, mereka terus membangun rasa percaya diri dan optimisme akan perbaikan ekonomi, karir dan masa depan yang lebih baik. Mereka menitinya pelan-pelan namun penuh optimisme. Belasan bahkan puluhan tahun berikutnya mereka meraih kesuksesan. Bahkan membuat para pencela akhirnya gigit jari.
Pesannya jelas, bila Anda kerap dihina, dicela dan dicaci maki karena kondisi ekonomi, karir dan status sosial Anda, maka Anda tak perlu mengambil sikap yang tak perlu atau melampaui batas. Lebih baik Anda fokus pada apa yang menjadi target Anda selama ini dan ke depan. Bila Anda sudah menentukan impian atau cita-cita Anda, maka fokuslah pada langkah-langkah yang sudah disusun untuk mencapainya. Bukan pada hal-hal yang tak penting atau hanya menghabiskan waktu Anda.
Anda bakal kehabisan bahkan buang-buang waktu, tenaga dan pikiran untuk merespon berbagai pelecehan pada diri Anda. Jadikan semua itu sebagai pemantik untuk melakukan hal yang terbaik. Anda lebih pantas menghargai potensi diri Anda. Daripada membuang waktu untuk merespon dan melawan setiap cacian dan celaan. Ikuti rutenya, lakukan apa yang memang layak Anda lakukan untuk menggapai kesuksesan yang pantas Anda raih. Manfaatkan waktu yang ada untuk hal-hal yang bermanfaat dan lebih produktif dari hari-hari sebelumnya.
Kerja keras, telaten, disiplin, sabar dan syukur adalah pilihan terbaik yang layak ditunaikan dalam segala kondisi, termasuk saat Anda diperlakukan secara tidak manusiawi oleh siapapun, bahkan oleh mereka yang seharusnya menjadi partner dan mendukung serta menjadi teman Anda bicara. Tak perlu iri, dengki dan dendam atau marah yang melampaui batas. Belajarlah untuk tenang, sabar dan tangguh dalam menghadapi kondisi apapun. Itu lebih baik daripada Anda bersusah payah untuk menghina mereka yang suka menghina Anda. Jangan membuang waktu dan tenaga!
Jaga hubungan baik dengan keluarga, kolega dan tetangga. Jaga juga hubungan baik dengan siapapun di luar sana yang menurut Anda memiliki kisah hidup atau pengalaman yang perlu Anda dengar dan resapi bahan adaptasi nilai luhurnya dalam kehidupan Anda selanjutnya, terutama dalam menggapai sukses dalam bidang apapun. Anda mesti banyak belajar pada mereka yang pernah menderita dalam meraih sukses. Anda harus menemukan hikmah di balik pengalaman, rekam jejak dan rute hidup yang mereka lalui.
Hal lain, Anda harus berani memulai mencicil langkah praktis untuk kesuksesan Anda. Cicil cita-cita Anda dari sekarang, bukan nanti. Dan jangan pernah berharap orang lain menentukan kesuksesan yang layak Anda gapai. Sebaik-baik cita-cita adalah cita-cita yang langkah-langkah menggapainya dapat Anda lakukan. Berani melakukan langkah pertama merupakan penentu sekaligus kunci penting yang berlangsung pada apa yang layak Anda peroleh kelak. Jangan tergoda untuk berhenti melangkah. Sebab Anda mesti melangkah nyata, bukan sekadar berkata-kata.
Itulah sebagian catatan penting sekaligus inspirasi yang saya ungkap dalam buku terbaru saya yang berjudul "Kang Dedi Mulyadi: Memimpin dengan Hati". Apa yang saya lakukan ini merupakan ikhtiar sederhana dalam rangka memberi kado kepada Gubernur Jawa Barat periode 2025-2030 ini yang pada 11 April 2025 lalu genap berusia 54 tahun. Buku ini juga sebagai "syukuran" untuk usia saya yang pada 8 Agustus 2025 nanti genap berusia 42 tahun. Saya ingin belajar kepada para sosok hebat tersebut tentang banyak hal. Walau tak semua pembaca berada pada jalur yang sama dengan apa yang saya pilih.
Bila tak ada aral melintang, insyaa Allah buku tersebut akan diterbitkan dilaunching pada 8 Agustus 2025, tepat saat saya berusia 42 tahun. Saya ingin pada usia demikian, bisa menghadirkan sebuah buku baru yang berisi nilai dan perjalanan hidup siapapun yang layak dijadikan inspirator dalam menggapai kesuksesan. Bukan saja untuk pembaca tapi juga untuk diri saya sendiri, istri, anak dan keluarga besar saya. Semoga ikhtiar ini mendapat bimbingan, kekuatan dan keberkahan dari Allah juga doa terbaik dari pembaca, ya Anda semua. (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Kang Dedi Mulyadi: Memimpin dengan Hati"
Komentar
Posting Komentar