Modal Penting Menggapai Kesuksesan


SETIAP orang tentu memiliki keinginan termasuk ingin menjadi sosok yang sukses dalam berbagai hal, termasuk dalam meniti karier dan kehidupan. Ada banyak modal penting yang mesti dimiliki oleh siapapun bila hendak meriah kesuksesan. Dalam bidang apapun itu, umumnya seseorang mesti memiliki beberapa modal penting. Antar salah satu modal dengan modal lainnya memiliki keterkaitan yang tak bisa dipisahkan. 

Pertama, spiritual, moralitas dan integritas

Spiritualitas berkaitan dengan hubungan yang baik dengan Pencipta, yaitu Allah. Sebagai makhluk kita mesti menjaga hubungan baik dengan-Nya. Sebab kunci dan penentu segalanya adalah Zat yang Maha di atas segalanya ini. Kita harus memastikan ibadah kita terjaga dan kualitasnya meningkat. Sebagai seorang muslim, kita mesti giat dalam menjalankan ibadah-ibadah wajib, di samping menjalankan ibadah sunah secara telaten. Bila ibadah wajib dan sunah terjaga, maka insyaa Allah bimbingan dan kekuatan dari Allah akan kita dapatkan. 

Biasanya, terjaganya hubungan yang baik dengan Allah akan berdampak pada tingkat dan kualitas moralitas. Orang yang moralitasnya baik akan berupaya menghindar diri dari berbagai keburukan, kejahatan dan sesuatu yang sia-sia. Sebab ia sadar betul bahwa setiap detik harus berguna dan diisi oleh hal-hal kebaikan dan bermanfaat. Orang yang moralitasnya terjaga tidak suka menghakimi orang dengan berbagai ucapan celaan dan hinaan. Karena baginya, berbuat dan berkata baik lebih berharga. Sementara mencela dan menghina orang lain adalah sia-sia alias tak bermanfaat. 

Orang yang memiliki moralitas baik biasanya memiliki integritas yang terjaga. Dia tidak mau menjual harga dan martabatnya untuk apapun.  Ia jujur dan adil dalam bersikap. Ia tidak tergoda untuk melakukan tindakan amoral dan bertentangan dengan aturan Allah dan berbagai norma kemanusiaan. Ia tidak mudah menjual organisasi atau lembaganya untuk mendapatkan anggaran dari pemerintah. Ia belajar mandiri dan tak menipu massa yang dipimpinnya demi kepentingan pribadi dan keluarga. Ia tidak menjual proposal untuk mengemis APBN dan APBD demi kepentingan pribadi atau massanya. Ia tidak menipu umat atau masyarakat untuk tujuan tipu muslihat. 

Kedua, komunikasi dan jaringan. Pada era sekarang ini, memiliki kemampuan komunikasi yang baik adalah modal penting. Ide yang baik dan keinginan yang baik hanya akan tersampaikan dengan baik manakala ditunjang oleh keterampilan komunikasi yang baik. Seseorang yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik akan berdampak pada terbuka dan meluasnya jaringan. Komunikasi yang baik akan berdampak pada perluasan jaringan dan terjaganya hubungan baik dengan jaringan yang dimiliki. Adanya jaringan akan memungkinkan terjadinya kolaborasi yang baik dalam banyak hal. 

Ketiga, ide dan kemampuan aksi

Inti manusia adalah ide atau gagasan. Manusia yang memiliki ide atau gagasan akan memiliki tempat tertentu dalam pergaulan kemanusiaan. Sebab ide atau gagasan mencerminkan kualitas diri bahkan level diri seseorang. Namun demikian, memiliki ide atau gagasan saja tidak cukup. Kita juga mesti memiliki kembalian aksi atau bertindak. Kemampuan aksi atau bertindak sangat menentukan apakah ide atau gagasan tertentu punya manfaat atau tidak, bisa dinikmati banyak orang atau terbuang begitu saja. Maka jalan yang kita pilih adalah menjadi man of action, manusia yang bertindak, bukan talk only, bicara saja!  

Keempat, gemar bersyukur dan berbagi

Manusia yang ideal adalah manusia yang pandai bersyukur. Kehebatan, kekayaan dan apapun itu sejatinya adalah titipan Allah. Ia adalah pemilik segalanya, sementara manusia hanyalah tempat penitipan. Maka bersyukur menjadi aspek penting yang harus dijaga. Salah satu bukti syukur yang paling nyata selain banyak berdoa kepada Allah adalah berbagi pada sesama. Kesuksesan dalam bidang apa pun akan menjadi lebih bermakna manakala disempurnakan dengan kegemaran untuk berbagi pada sesama. Kepedulian pada sesama adalah sifat utama orang-orang sukses sejati. 

Kesuksesan dan kebahagiaan dalam meniti kehidupan ini adalah harapan setiap manusia. Kita dengan latar belakangan dan profesi yang beragam tentu memiliki cara pandang dalam menentukan jenis sukses dan bahagia yang kita raih. Apapun itu, satu hal yang pasti bahwa semua itu adalah pilihan hidup masing-masing. Dengan demikian, kita tak perlu sibuk mengevaluasi karier dan jalan hidup orang lain. Sebab bisa jadi mereka memilih jalur itu setelah merenung dan proses panjang. Kita cukup fokus pada apa yang kita tempuh, sebab sukses atau tidaknya kita ditentukan oleh diri kita sendiri. Sekali, kita lebih bermakna manakala fokus pada rute yang kita tempuh.  (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Kang Dedi Mulyadi: Memimpin dengan Hati"



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah