Anggun Zifa Anindia: Optimisme BEM Unair untuk Bangsa


"Di hari yang penuh makna ini, saya Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa perempuan pertama di Universitas Erlangga, ingin mengajak kepada seluruh Ksatria Muda Erlangga. Singsingkan lengan kita, langkahkan kaki kita. Kita buktikan dan kita tunjukkan, bahwasannya dari Kampus Timur Jawa Dwipa akan lahir dokter-dokter, ekonom-ekonom, lawyer-lawyer dan teknokrat-teknokrat yang selalu mengedepankan excellent with morality. 

Wahai Kstaria Muda Erlangga. Dari kampus Banyuwangi, Gersik, Lamongan dan Surabaya. Kalian semua adalah seorang Kstaria Muda Erlangga sang pewaris peradaban. Kita bukan bagian dari kampus kuning yang ada di Ibukota, kita bukanlah pati seperti pati Gadjah Mada. Kita bukanlah raja seperti raja Brawijaya. Tapi kita adalah raja dari segala raja. Yakni Prabu Airlangga.”  (Anggun Zifa Anindia, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga periode 2025-2026)

**

Pada 17 Agustus 2025 nanti negara kita Indonesia akan memperingati HUT ke-80. Menjelang hari spesial tersebut, Indonesia sejatinya tengah menghadapi berbagai masalah pelik. Kasus korupsi yang terus menjadi-jadi, bahkan melibatkan para pejabat yang digaji dan diberi tunjangan dengan angka besar. Para penegak hukum seperti polisi dan jaksa pun masih ada yang terlibat kasus kriminalitas. 

Penegakan hukum yang masih dinilai tebang-pilih juga masih menjadi sebab kegelisahan masyarakat. Mereka yang sudah jelas menjadi terpidana pun masih bisa berkeliaran ke mana-mana seperti ternak yang tak kunjung dikandang. Mereka yang jelas jadi tersangka kasus besar biasa bebas melenggang seperti tanpa ada penegak hukum yang berani bertindak. 

Para hakim yang seharusnya menjadi soko guru keadilan justru terlibat pada kasus hukum dengan mempermainkan hukum dan hukuman bagi mereka yang terbukti bersalah. Bahkan para pengawas hakim terkesan banci karena tak berani bertindak tegas atas tingkah laku para hakim yang menepikan etik. 

Angka putus kerja dan pengangguran masih saja menghantui bangsa kita. Hal ini ditambah rumit dengan munculnya angka kemiskinan yang beragam antar lembaga atau institusi. Seperti tak kunjung berkesudahan, berbagai masalah sosial lainnya pun masih meliputi bangsa ini. Termasuk kasus penyelundupan manusia dan narkoba yang masih menjadi tema pemberitaan berbagai media. 

Sebagian masyarakat terus menyampaikan kritik pada presiden Prabowo Subianto sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan serta DPR sebagai wakil rakyat. Hal itu sangat wajar sebagai bentuk ekspresi protes dan koreksi atas berbagai kondisi yang dinilai belum mendapat perhatian serius dari mereka yang berwenang atau yang mendapatkan mandat melalui kontestasi politik.  

Bahkan organisasi mahasiswa pun mendapat sorotan tajam dari masyarakat luas. Selama sekian dekade sebelumnya, organsiasi mahasiswa dirasa memiliki daya gedor, namun belakangan dinilai kurang bertenaga. Bahkan dinilai semakin melempem dan terlihat gamang atau mati langkah. Sebagian kalangan menilai karena beasiswa, sebagian menilai karena senior mereka yang menjadi pejabat kerap mengirim pesan ancaman dan nada miring. 

Pada kondisi demikian, seperti tak ada harapan untuk hadirnya perbaikan dan perubahan ke  arah yang lebih baik. Sepertinya ibu pertiwi mandul melahirkan generasi yang hatinya terketuk dan pikiran sekaligus langkahnya selalu disumbangkan untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan negara tercinta Indonesia.  

Namun ternyata bumi pertiwi tak semandul itu. Faktanya masih ada anaknya yang berbeda dan unik. Mungkin jumlahnya tak banyak, tapi sosok yang satu ini adalah sosok muda yang mewakili mahasiswa di seluruh Indonesia. Ia mewakili kegelisahan masyarakat Indonesia dan kalangan mahasiswa yang selama ini belum berani berbicara secara lantang sebagai sikap protes dan koreksi atas berbagai kondisi bangsa yang tak wajar. 

Dari orasinya, seperti yang saya kutip di awal tulisan ini, dia memastikan mahasiswa baru dan organsiasi mahasiswa yang dipimpinnya berbeda dan siap menjadi trigger pemersatu dan perekat elemen mahasiswa, termasuk BEM yang ada di perguruan tinggi di seluruh Indonesia. 

Ia muncul bukan saja dengan nada gelisah atas kondisi internal mahasiswa dan organsiasi mahasiswa seperti BEM, tapi juga membangkitkan semangat dengan daya optimisme tentang masa depan mahasiswa dan organisasinya. Bahkan ia juga ingin membangkitkan optimisme kolektif bangsa bahwa Indonesia masih bisa bangkit dan maju sehingga menggapai Indonesia Emas 2045. 

Namanya Anggun Zifa Anindia. Dia adalah Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga periode 2025-2026. Ia merupakan kader sekaligus aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) atau Immawati yang sejak awal kuliah sudah aktif berkecimpung dalam dunia organisasi kemahasiswaan, baik di internal maupun di eksternal kampus.

Perempuan kelahiran Lamongan, 11 Juni 2003 sekaligus alumnus Madrasah Aliyah (MA) Al-Ishlah Sendangagung, Lamongan ini memulai kiprahnya di lembaga eksekutif mahasiswa di Unair dengan menjadi Staf Kementerian Kajian dan Aksi Strategis di Himpunan Mahasiswa Fisika (Himafi) Unair, serta Staf Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair pada tahun 2022. Pada tahun yang sama, ia juga menjadi staf tim soal dalam ISEF 2022.

Kemudian, pada tahun 2023, ia menjadi Kepala Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FST, yang selanjutnya berlanjut menjadi Ketua BEM FST pada tahun 2024. Di tahun 2024, ia juga mengemban amanah sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM) Unair.

Selama berkecimpung dan mengemban amanah di berbagai organisasi tersebut, ia juga meraih banyak prestasi. Di antaranya, menjadi Staf Terbaik Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FST (2022), Silver Medal FST PKM Cup Kategori PKM-RE (2022), First Runner-up Lomba Esai Nasional B-Preneurship Peony BIWARA (2022), Juara 1 Futsal Putri Dekan Cup FST (2022), Juara 1 Futsal Putri Himafi Week AMWTHYST (2022), hingga menjadi Finalis Lomba Esai NEPC (2022).

Awal tahun 2025 lalu, ia bersama Melvin Hermawan memutuskan mengikuti kontestasi Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BEM Unair sebagai pasangan dan menang. Bakat kepemimpinan dan visi yang progresif sudah tercermin dari kepemimpinannya ketika menjabat Ketua BEM FST Unair, yang mengusung visi menjadikan BEM FST sebagai pusat gerakan berbasis solidaritas, inklusivitas, adaptasi, dan proaktivitas.

Sementara itu, dalam kepemimpinannya sebagai Ketua BEM Unair selama satu periode (2025-2026), ia bersama Melvin Hermawan bakal berupaya merealisasikan visi misinya, yakni “Adhiraya Karsa: Bergerak Bersama, Wujudkan Dampak Nyata!”

**

Pada hari pertama kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di hadapan ribuan mahasiswa baru ia memberikan orasi berharga. Di acara yang berlangsung pada Kamis 31 Juli 2025 dan bertempat di Airlangga Convention Center tersebut ia sukses membangkitkan semangat dan optimisme kolektif mahasiswa baru tentang peran dan tanggung jawab yang mesti mereka emban bagi sejarah baru Indonesia.  

Dari potongan orasi Sang Ketua BEM Unair ini, kita mencatat beberapa pesan penting. Pertama, mahasiswa adalah kekuatan moral. BEM adalah elemen penting bangsa. Dengan demikian, BEM sebagai organisasi mahasiswa mesti bergerak dan tidak berdiam diri. Dengan kekuatan moralnya, BEM mesti bersikap dan berbicara lantang atas berbagai permasalahan yang melilit bangsa. 

Melalui orasinya ia mengajak kepada seluruh Ksatria Muda Airlangga untuk menyingsingkan lengan dan melangkahkan kaki. Sehingga tidak terjebak pada rutinitas dan menepikan tanggung jawab moral pada realitas sosial masyarakat dan bangsa. Ia juga menunjukkan bahwa dari Kampus Timur Jawa Dwipa akan lahir sosok-sosok yang mengedepankan "excellent with morality", bukan sosok-sosok yang terjebak pada aksi amoral dan nihil adab: korupsi, kolusi dan nepotisme. 

Kedua, mahasiswa adalah kekuatan intelektual. Karena itu, BEM sebagai wadah mahasiswa harus saling menopang sekaligus berani mengoreksi sesama mahasiswa, termasuk sesama organsiasi mahasiswa. Mahasiswa adalah kekuatan penting bangsa yang berbasis pada intelektual. Dengan intelektualnya, mahasiswa dan organisasi seperti BEM mestinya berani bicara dan tidak membiarkan kondisi para penggawa negara ugal-ugalan sehingga bangsa dirasa seperti berjalan di tempat, bahkan mundur ke belakang. 

Selama ini organsiasi mahasiswa termasuk BEM di berbagai kota muncul di permukaan dalam beberapa vaksi sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Berbagai BEM terutama yang berada di kampus kota-kota besar mestinya menjadi corong yang selalu membela kepentingan masyarakat, bukan sibuk dengan almamaternya sendiri. BEM mestinya menjadi corong kritis yang mewakili nurani masyarakat sekaligus mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. 

Ketiga, mahasiswa adalah pelanjut estafeta kepemimpinan bangsa di berbagai lini. Karena itu, mahasiswa harus berbenah dan tidak asyik dengan dirinya sendiri. Mahasiswa perlu menengok kondisi bangsa yang masih terlilit berbagai masalah, sehingga dapat berkontribusi pada perbaikan dan perubahan. Tanpa membenahi kondisi organsiasi mahasiswa, sangat mustahil bisa melakukan protes dan koreksi pada mereka yang menjalankan mandat bernegara. 

Menurut dia, seluruh mahasiswa Indonesia terutama mahasiswa Unair adalah Ksatria Muda Airlangga. Ia pun menyebut seluruh mahasiswa Unair yang berada Surabaya dan di kampus Unair daerah seperti di Banyuwangi, Gresik, Lamongan dan Surabaya adalah Ksatria Muda Airlangga. Semuanya merupakan pewaris peradaban bangsa. Ini menjadi penegas bahwa mahasiswa di seluruh perguruan tinggi adalah pewaris peradaban bangsa yang harus terus menerus menempa potensi dirinya agar layak meneruskan estafeta kepemimpinan dan melanjutkan proses penenunan sejarah bangsa. (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku “Pemuda Negarawan”



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Anatomi dan Klasifikasi Ayat-Ayat Al-Qur’an