Mengenal Endang Mutia: Motivasi dan Inspirasi untuk Para Santri dan Kaum Muda Indonesia


NAMANYA Endang Mutia Hilma Yeni, lahir pada 14 Juli 2006 di Batujai, Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. Endang Mutia, demikian ia akrab disapa, merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak H. Muhammad Indri dan Ibu Hj. Jumratul Aini.  

Endang menempuh pendidikan sekolah dasar di SDN Petak pada tahun 2013-2018. Setelah lulus SD, ia melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Hakim, tepatnya pada Program Pendidikan Khusus (PPKh) KMMI selama 6 tahun, yaitu dari tahun 2018 hingga tahun 2024. 

Ia mengaku, selama di NH dirinya memperoleh banyak hal seperti ilmu pengetahuan, baik akademik maupun non akademik. Hal yang tak kalah pentingnya, di lembaga pendidikan yang berada di Kediri, Lombok Barat, NTB ini ia mendapatkan pembelajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris yang memadai. Bahkan ia berkesempatan mengikuti berbagai lomba tingkat pondok, daerah hingga propinsi dan nasional. 

“Alhamdulillah selama mondok di Nurul Hakim, saya mendapatkan banyak sekali ilmu, baik itu ilmu akademik maupun non akademik. Saya bersyukur sekali karena dari Nurul hakim saya bisa berbahasa Arab dan Inggris. Selama di pondok saya aktif mengikuti lomba-lomba mulai dari tingkat yayasan dan biiznillah sampai ke level nasional,” ungkapnya. 

Setelah lulus dari NH, ia melanjutkan pendidikan atau kuliah di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur, tepatnya di jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas  Humaniora. Di sini ia aktif di berbagai kegiatan kebahasaan dan kegiatan kemahasiswaan. 

Pada 13 hingga 17 Juli 2025 lalu ia berkunjung ke Malaysia dalam rangka mengikuti kegiatan internasional volunteer yang diadakan oleh Youth Official Indonesia dan diikuti oleh delegasi se-Indonesia yang berlangsung di Cosmo Hotel, Kuala lumpur, Malaysia. 

"Saya mengikut kegiatan ini sebagai pribadi karena "beasiswa". Ini untuk menyiapkan teaching project dengan tema "jawara" jelajah warna Nusantara dan mempresentasikan menggunakan bahasa asing di depan delegasi lainnya," ungkapnya. 

Sebelum mengikuti kegiatan tersebut ia mengikuti beberapa seleksi dari pemberkasan, tes tulis yang meliputi tes psikologi, tes wawasan kebangsaan hingga terakhir mengikuti tes wawancara. 

"Saya mempersiapkan diri untuk mengikuti acara ini dengan selalu menjaga semangat, tidak putus asa dan belajar yang rajin giat serta tidak mudah insecure," ucapnya. 

Salah satu hal istimewa di batch 11 ini, kata dia, dikatakan oleh coach mereka, bahwa kegiatan ini merupakan pengalaman internasional yang sangat berharga, terutama karena kegiatan ini diikuti juga oleh mahasiswa dari Qatar dan Arab Saudi.

"Saat di Malaysia saya meraih "Favorite Delegate Internasional Volunteer". Ada Piagam  Penghargaan, Sertifikat internasional, dan Selempang Favorite Delegate," kenangnya. 

Baginya, apa yang dicapai merupakan energi untuk meningkatkan semangat bersyukur. Bagaimana pun, Allah bakal memberi sesuai yang diusahakan. Menurut dia, sebesar apapun usaha yang dilakukan, maka sebesar itu pula yang didapatkan. 

Apa yang dicapai saat ini ia jadikan sebagai penambah semangat untuk meraih berbagai kesuksesan dan menginspirasi banyak orang agar terus menebar kebaikan sekaligus bermanfaat bagi sesama. 

Ia pun mengingatkan para santri santri, mahasiswa dan generasi muda Indonesia agar terus menyicil kebaikan, terus berjuang dan tidak merasa rendah diri dalam menghadapi berbagai tantangan hidup juga dinamika yang kompetitif ke depan. 

"Jangan menunggu segalanya sempurna untuk mulai melangkah. Justru langkah kecil hari ini bisa jadi awal dari perubahan besar esok hari.  Jangan mudah putus asa, jangan cepat insecure, dan selalu tanamkan prinsip never stop learning never stop growing," jelasnya. 

Pada 17 Agustus 2025 Indonesia genap berusia 80 tahun. Menurut dia, anak-anak muda Indonesia harus berperan aktif dalam memajukan bangsa, terutama dalam hal kebebasan berpendapat, termasuk dalam mewujudkan pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia. 

Ia juga berharap agar Indonesia semakin matang dan aman bagi seluruh rakyat Indonesia yang beragam, tidak ada lagi diskriminasi, maju dalam segala hal dan berdiri tegak sebagai sebuah bangsa yang berdaulat. 

"Sebagai anak bangsa dan bagian dari generasi muda, saya berharap Indonesia di usia ke-80 tahun ini semakin matang dalam demokrasi, adil dalam pemerataan, dan maju dalam pendidikan serta teknologi. Semoga Indonesia menjadi rumah yang aman dan damai bagi semua, tanpa diskriminasi, tanpa ketimpangan, dan tanpa kehilangan jati diri", tegasnya. 

Ia semakin optimis Indonesia bakal menjadi negara yang berpijak pada spiritual dan intelektual, dimana agama dan ilmu pengetahuan berperan secara beriringan dalam membentuk masyarakat yang berakhlak dan bangsa yang mampu berdaya saing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.    

"Semoga generasi muda seperti saya bisa terus berkontribusi, tidak hanya lewat kata, tapi juga melalui aksi nyata," harapnya. 

Sejak di NH hingga saat ini, Endang telah berprestasi dan mendapat penghargaan yang membanggakan. Ia pernah meraih juara 2 khitobah tingkat yayasan Nurul Hakim, juara 1 khitobah tingkat yayasan Nurul Hakim, juara 1 harapan khitobah tingkat Kota Mataram, juara 1 khitobah tingkat propinsi NTB, dan sebagai finalis debat Bahasa Arab tingkat propinsi NTB. 

Ia juga pernah menjadi finalis khitobah Pospenas tingkat nasional, juara 1 qiraah ahbar di milad El jidal UIN Malang, juara 1 harapan khitobah Geka Internasional UMY, top 5 duta bahasa UIN Malang, dan yang terkini adalah favorite delegate internasional volunteer chapter Malaysia. (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Never Give Up, Keep Fight!" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Anatomi dan Klasifikasi Ayat-Ayat Al-Qur’an