Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2025

Inuk Dila dan Bekal Kematian Kita

Gambar
Sahabat yang baik, ajal kematian itu adalah rahasia Allah. Kita tak tahu kapan kepastian datangnya. Tapi dia benar-benar pasti datang. Tua dan muda, lelaki dan perempuan, serta besar dan kecil, tak menjadi alasan baginya untuk enggan datang. Bila ia mau maka ia benar-benar menemui kita. Apapun kondisinya.  Itulah pesan sederhana yang dapat kita ambil dari meninggalnya Mariam Fadila atau Inuk Dila pada Jumat 29 Agustus 2025 lalu. Dila meninggal setelah mengalami kecelakaan di jalan raya di Lombok Timur, NTB. Anak ke-3 dari 6 bersaudara dan asli Cereng, Manggarai Barat, NTT ini meninggal sebagai mahasiswi.  Ia merupakan mahasiswi semester 3 Jurusan Ekonomi Syariah di Institut Agama Islam Hamzanwadi, Lombok Timur. Sebagai pencari ilmu, ia tentu diliputi oleh berbagai keberkahan dari Allah. Kini ia meninggal sebagai perantau sekaligus pencari ilmu. Kini ia bahagia karena  meninggal dunia dalam kondisi mencari ilmu. Betapa banyak orang yang turut berduka sekaligus sedih atas a...

Presiden, Luruskan Negara!

Gambar
Saudaraku, kami merindukan perubahan, tetapi tidak ingin penunggangan oleh kepentingan gelap. Indonesia telah berulang kali menjadi kelinci percobaan dunia, laboratorium eksperimen yang berdarah dan menghancurkan. Dunia mencatat luka-luka itu dalam kosakata global: "the Jakarta Method", istilah yang menandai rekayasa penggulingan rezim, pengingat pahit bahwa bangsa ini pernah dijadikan objek, bukan subjek, sejarahnya sendiri. Namun, luka eksternal itu hanyalah separuh kenyataan. Di dalam negeri, arah bangsa kian melenceng dari kepatutan. Salah urus berulang, dilembagakan oleh aparat yang tidak hanya tak kompeten tetapi juga culas. Prabowo tampak menaruh niat tulus untuk membangun negeri, tetapi niat itu sering tersangkut dalam kelemahan tata kelola. Suara dan pilihan, visi dan implementasi, kerap berselisih, sehingga kebijakan yang lahir dari niat baik kehilangan konsistensi dan arah. Lingkaran sekeliling presiden dipenuhi penggembira dan pemanfaat oportunis, yang hadir bukan...

Pesan Penting Di Balik Meninggalnya Mariam Fadila

Gambar
KABAR meninggalnya ramai dipublikasi dan diperbincangkan di berbagai grup media sosial, baik keluarga besar di kampung maupun diaspora Manggarai Barat, NTT di berbagai kota di Indonesia. Jujur, saya tak begitu tahu dan paham awalnya. Karena saya tak mengenal dekat dengan sosoknya. Saya pernah bertemu hanya beberapa kali saat ia masih kecil di Cereng, sebuah kampung di pelosok Manggarai Barat, NTT. Tapi nama panggilannya selalu saya ingat: Dila.  Beberapa akun media sosial mempublikasi video rekaman dan foto pasca kecelakaan terjadi. Beberapa keluarga di kampung dan diaspora Manggarai Barat di Mataram dan sekitarnya menyebar hal yang sama. Bahkan akun facebook istri saya pun mendapat tag kabar juga video dan foto almarhumah setelah kejadian. Saya bingung dan penasaran, siapa gerangan yang meninggal dan apa sebab musababnya. Dan berbagai pertanyaan layaknya seorang yang memang tak paham apa-apa.  Saya pun menghubungi beberapa orang untuk mendapatkan informasi yang lebih valid. S...

Surat Terbuka untuk Presiden Prabowo Subianto

Gambar
BERBAGAI peristiwa memalukan dan memilukan telah terjadi beberapa bulan bahkan hari ke belakang. Mata, telinga dan hati kita menjadi saksi betapa negeri ini masih tertatih-tatih untuk maju ke titik yang mestinya kita sudah sampai sejak lama: memimpin dunia. Praktik korupsi yang semakin menjadi-jadi, penegak hukum yang terkesan tebang pilih, pemborosan anggaran yang terkesan disengaja, jabatan ganda yang tak memperdulikan kritik dan berbagai masalah lainnya merupakan tembok kokoh yang membuat negara kita berjalan di tempat bahkan mundur ke belakang.  Bayangkan saja, mantan Ketua KPK Firli Bahuri yang sudah jadi tersangka belum juga ditangkap. Para koruptor yang mestinya diburu dan dimasukkan ke dalam penjara masih berpesta pora dan nyaris tak ada yang mampu memasukkan mereka ke dalam penjara. Kondisinya bertambah parah ketika terpidana masih bisa berlenggang dan muncul di layar TV. Bahkan masih menerima gaji dan fasilitas dari negara atau APBN karena masih menjadi komisaris di BUMN....

Presiden Prabowo Mesti Tegas!

Gambar
KITA harus akui secara jujur, ada banyak penjilat sekaligus kaum pragmatis yang mengemis dan mendapat jatah kekuasaan dan proyek di era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto ini. Baik menjelang pilpres 2024 lalu maupun setelah pelantikan presiden 20 Oktober 2024 lalu, bahkan hingga saat ini. Mereka berwajah ganda dan jago bersilat lidah. Karena itulah modal mereka selama ini. Mereka memang jago memoles wajah dan kata untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.  Makanya saya bilang sejak awal: Presiden Prabowo ini terlalu baik dan tulus. Dan akhirnya dilema sendiri. Tapi tak ada jalan lain, saatnya Presiden Prabowo bersikap tegas. Mesti membuka jalan perbaikan dan perubahan. Di sinilah saatnya Presiden Prabowo mesti tegas dan mengambil posisi yang lebih sigap. Tak ada kompromi pada mereka yang asal-asalan. Apalagi pada mereka yang hanya menjual basis massa untuk kepentingan pribadinya: kursi, perut dan keluarga.  Kaum pragmatis dan pengemis itu yang mestinya tahu diri. Tidak t...

TGH. Safwan Hakim: Jadilah Seperti Air Putih!

Gambar
BEBERAPA waktu lalu, secara berturut-turut sejak 2023 hingga 2024, saya mendapat kesempatan untuk silaturahim ke Pondok Pesantren Nurul Hakim, tempat saya nyantri puluhan tahun silam, tepatnya pada medio 1996-2002, dari MTs hingga Madrasah Aliyah.  Pada kesempatan itu saya diundang juga untuk mengisi beberapa kegiatan di pondok seperti bedah buku dan pelatihan menulis yang dihadiri para santri putra dan putri. Baik yang diadakan di Masjid Firdaus maupun di Masjid al-Walidaen.  Beberapa kesempatan saya manfaatkan untuk berkeliling di seluruh asrama dan sekolah, terutama di kompleks putra, baik umum dan MQNH maupun SMK dan PPKh KMMI Putra. Hal ini saya lakukan untuk mengenang kembali masa lalu saat saya nyantri di Nurul Hakim.  Pada beberapa tempat, terutama di gerbang masuk dan beberapa tembok, saya menemukan ungkapan bijak atau kalimat motivasi yang benar-benar membuat saya kembali kepada suasana masa lalu. Saya teringat dengan nasehat dan kalimat bijak para Ustadz ketika...

Souvenir Bintang Mahaputra

Gambar
Saudaraku, Bintang Mahaputera, sejak mula, diciptakan sebagai mahkota kenegaraan: tanda bahwa republik tahu cara menghormati putra bangsa terbaik. Simbol ini pernah menghiasi dada Jenderal Soedirman—panglima gerilya yang dengan paru-paru yang tinggal separuh tetap memimpin perang mempertahankan republik.  Ia pernah bersinar di dada Mohammad Natsir—perdana menteri yang dengan Mosi Integral menyatukan kembali Indonesia dalam bentuk NKRI. Ia juga pernah terpancang di dada Ki Hajar Dewantara—bapak pendidikan nasional, yang dengan Taman Siswa mencetak generasi merdeka, juga perancang pasal-pasal pendidikan dan kebudayaan dalam konstitusi. Di dada mereka, bintang itu tampak wajar, seakan hanya melanjutkan sinar pengabdian yang memang telah terpancar dari hidup mereka. Bintang itu bukan sekadar logam, melainkan pantulan dari jasa dan pengorbanan yang tulus bagi bangsa. Tetapi kini, sejarah berbalik arah. Bintang Mahaputera, yang dulu dipersembahkan untuk para pemikul beban republik, kini ...

Spirit al-Qolam dan Giat Literasi Prof. Haedar Nashir

Gambar
MEMBACA merupakan salah satu perintah utama dalam al-Qur’an (al-Alaq: 1). Selain itu, al-Quran juga menegaskan untuk menulis. (al-Alaq: 4-5). Bagaimana pun, manusia adalah makhluk yang paling sempurna diciptakan oleh Allah diantara semua makhluk ciptaan-Nya. Sebab, manusia diberi anugerah oleh Allah berupa indera yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan.  Dari pengetahuan inilah manusia dapat mengelola bumi, menundukkan makhluk lain untuk dimanfaatkan bagi kelangsungan hidupnya, membuat suatu perubahan di atas dunia, hingga mampu mengenal Tuhan yang menciptakan dirinya. Ilmu pengetahuan manusia boleh jadi didapatkan dari hasil  pembelajaran mereka sendiri. Dan itu sebuah kekayaan dan anugerah yang sangat bernilai dari Allah untuk hamba-Nya.  Namun perlu untuk diketahui bahwa dalam pembelajaran itu, terdapat kontribusi Allah, Zat yang Maha Mengetahui segala sesuatu, yang mengajari manusia dengan perantaraan qalam. Manusia dengan keterbatasannya pasti membutuhkan i...

Mengenang TGH. Musleh Kholil

Gambar
"Telah meninggal dunia hari ini Kamis 21 Agustus 2025, pukul 12.00 WITA TGH. Musleh Kholil.  Jenazah disesemayangkan di rumah duka di Lelede, Banyumulek, Lombok Barat, NTB . Dan Insha Allah Almarhum akan dimakamkan pada hari Jumat, 22 Agustus 2025 setelah shalat Jumat, tempat di TPU Lelede, Banyumulek,” begitu kabar dari beberapa alumni Ponpes Nurul Hakim dan aktivis muslim di NTB melalui akun media sosial mereka yang saya baca siang ini, Rabu 21 Agustus 2025.  Kabar tersebut mengingatkan saya pada sosok TGH. Musleh Kholil pada puluhan tahun silam. Saya berasal dari Manggarai Barat, NTT. Setelah lulus pendidikan sekolah dasar (SD), tepatnya Sekolah Dasar Katolik (SDK) pada 1996, saya langsung merantau untuk melanjutkan pendidikan di MTs dan Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Nurul Hakim di Kediri, Lombok Barat, NTB, dari tahun 1996 hingga 2002 silam.   Di salah satu pondok pesantren terbesar di NTB ini saya mendapatkan pembinaan, pengasuhan dan pengajaran dari banyak u...

BEM Terpecah Belah dan Mati Oleh Dirinya Sendiri

Gambar
MUNGKIN ada yang bertanya, mengapa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) atau sebutan lainnya di berbagai perguruan tinggi beberapa tahun belakangan ini nyaris sibuk dengan dirinya sendiri. Mereka muncul dalam beragam nama. Bahkan masuk kategori pecah belah. Intinya, mereka sibuk dengan dirinya sendiri. Adapun mereka terlihat memperjuangkan kepentingan dan atas nama rakyat, itu tak selalu murni. Mungkin ada sebagian yang benar-benar berjuang, namun siapapun maklum "tak ada makan siang gratis".  Pertanyaannya, mengapa BEM muncul dalam beragam nama bahkan sudah masuk kategori terpecah belah? Apakah BEM menjadi demikian karena dipecah belah oleh sebuah rezim tertentu? Sekadar opini. Sebetulnya yang memecah belah BEM itu ya BEM itu sendiri. Kalau mereka konsisten dan berpegang pada nilai-nilai luhur perjuangan, tidak bakal mampu dipecah belah oleh siapapun. Kalau mereka bergerak karena membela kepentingan rakyat maka tak ada yang mampu merusak niat dan tujuan baik mereka kecuali diri m...

Memaknai 80 Tahun Indonesia Merdeka

Gambar
SETIAP tanggal 17 Agustus, negara kita Indonesia memperingatinya sebagai Hari Kemerdekaan. Pada tahun 2025 ini, tepatnya hari Ahad 17 Agustus, diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80. Bagaimana pun, bangsa kita pernah dijajah selama beratus-ratus tahun, atau selama 3,5 abad lamanya. Baik oleh Belanda dan sekutunya maupun oleh Jepang kala itu. Lalu pada 17 Agustus 1945 silam memproklamirkan diri sebagai sebuah bangsa yang merdeka. Sebuah perjalanan sejarah sekaligus pengalaman berharga.   Bila ditelisik lebih mendalam, peringatan semacam ini hanya bermakna dan berdampak manakala dilakukan dalam rangka beberapa hal. Pertama, bersyukur kepada Allah. Bagaimana tidak, kemerdekaan yang kita peroleh merupakan bagian dari nikmat dari Allah. Keyakinan semacam ini mesti kita tanamkan secara terus dalam diri kita agar rasa syukur kepada Allah semakin berkualitas. Bila perayaan selama ini kerap dilakukan hanya basa-basi dan hura-hura, maka saatnya kita tunaikan dengan banyak ...

Suara Muhammadiyah dan Tradisi Literasi Kita

Gambar
MUHAMMADIYAH merupakan salah satu persyarikatan di Indonesia yang didirikan pada 18 November 1912 silam oleh sang ulama yang kini mashur di seluruh dunia, KH. Ahmad Dahlan. Muhammad Darwis, begitu nama aslinya, mendirikan pergerakan ini di sebuah desa  di Yogjakarta, Desa Kauman. Organisasi ini didirikan tepat setelah Kiai Dahlan tiba dari Tanah Suci, Mekkah. Di Mekkah beliau mewarisi ilmu yang didapatnya dari belajar dan tinggal bersama para ulama setempat kala itu. Belakangan organisasi yang didirikannya berkembang pesat dari berbagai aspeknya, bahkan kini menjangkau berbagai negara dan benua di dunia.  Salah satu yang akrab dengan Muhammadiyah adalah majalahnya yaitu Soewara Moehammadiyah (ejaan lama) atau Suara Muhammadiyah (ejaan baru). Majalah ini hadir sejak medio awal pendirian Muhammadiyah, 13 Agustus 1915, 110 tahun silam. “108 tahun silam di kampung kecil Kauman Yogyakarta, seorang tokoh bernama H Fachrodin bersama sahabatnya KH Ahmad Dahlan, berinisiasi menghadirka...

42 Tahun dan Buku Baru

Gambar
PADA Jumat 8 Agustus 2025 lalu saya genap berusia 42 tahun. Ini adalah pengingat paling jujur bahwa bertambahnya usia bermakna mengurangnya jatah hidup di dunia. Karena itu setiap detik mesti diisi dengan kebaikan yang bermanfaat, termasuk dengan menulis.   Menulis adalah jalan yang tak diminati banyak orang. Selain tidak diganjari dengan gaji besar, karena memang bukan pekerjaan profesi yang ditanggung negara. Juga sudah pasti tidak mendapatkan fasilitas mewah atau serupanya seperti yang dinikmati di profesi lain.  Tapi di situlah kenikmatan bagi mereka yang menekuni dunia kepenulisan. Ketenangan batin tiba bukan sekadar saat menuntaskan sebuah karya, tapi juga setelah kelak bukunya terbit. Ada suasana riang yang tak terbilang angka. Bahkan tak sebanding sejumlah materi.  Kenikmatan seperti ini hanya didapat oleh mereka yang mengalaminya sendiri. Apalagi bagi yang baru memulai, itu terasa sekali nikmatnya. Mungkin pada awalnya gelisah, namun akhirnya menimbulkan keg...

Tradisi Menulis Doktor Adian Husaini dan Keluarga

Gambar
PADA 2021 lalu saya mendapat kiriman buku langsung dari penulisnya Pak Nuim Hidayat (Pak Nuim) di Kota Depok-Jawa Barat. Pertama, Imperialisme Barat (2009) dan Kedua, Sayyid Quthb: Biografi dan Kejernihan Pemikirannya (2005). Kedua buku ini sebetulnya sudah saya baca sejak awal terbit. Lalu pada pertengahan 2024 lalu saya mendapat kiriman buku barunya yang berjudul Agar Batu Bata Menjadi Rumah yang Indah (2014). Buku ini termasuk buku lama. Hanya saja saya belum membaca bukunya. Kiriman ini diawali setelah saya dan Pak Nuim menghadiri pertemuan nasional di Bandung.    Sepengetahuan saya, semoga tak keliru, Pak Nuim, demikian akrab saya menyapanya, merupakan salah satu penulis aktif untuk berbagai media terutama media online beberapa tahun terakhir. Khusus untuk buku, beliau suka menulis tema-tema pergerakan dan dinamika peradaban. Di samping itu, juga tentang keislaman dan rumah tangga atau parenting. Untuk beberapa kesempatan juga menjadi narasumber atau pembicara berbagai ke...

Anggun Zifa Anindia: Optimisme BEM Unair untuk Bangsa

Gambar
"Di hari yang penuh makna ini, saya Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa perempuan pertama di Universitas Erlangga, ingin mengajak kepada seluruh Ksatria Muda Erlangga. Singsingkan lengan kita, langkahkan kaki kita. Kita buktikan dan kita tunjukkan, bahwasannya dari Kampus Timur Jawa Dwipa akan lahir dokter-dokter, ekonom-ekonom, lawyer-lawyer dan teknokrat-teknokrat yang selalu mengedepankan excellent with morality.  Wahai Kstaria Muda Erlangga. Dari kampus Banyuwangi, Gersik, Lamongan dan Surabaya. Kalian semua adalah seorang Kstaria Muda Erlangga sang pewaris peradaban. Kita bukan bagian dari kampus kuning yang ada di Ibukota, kita bukanlah pati seperti pati Gadjah Mada. Kita bukanlah raja seperti raja Brawijaya. Tapi kita adalah raja dari segala raja. Yakni Prabu Airlangga.”  (Anggun Zifa Anindia, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga periode 2025-2026) ** Pada 17 Agustus 2025 nanti negara kita Indonesia akan memperingati HUT ke-80. Menjelang hari spesial ...