Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

BELAJAR BERKONTRIBUSI DENGAN MENULIS BUKU BERTEMA PENDIDIKAN

Gambar
PENDIDIKAN adalah kunci kemajuan sebuah bangsa atau negara, tak terkecuali Indonesia. Sebab melalui pendidikanlah sumber daya manusia (SDM) dibentuk dan dibina dari berbagai aspeknya. Sehingga tidak salah bila para pendiri negara kita Indonesia pada pembukaan UUD 1945 menegaskan salah satu tujuan bangsa dan negara kita, yaitu "... mencerdaskan kehidupan bangsa".  Salah satu jalan untuk melahirkan generasi yang cerdas adalah pendidikan. Dalam bahasa UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan, pendidikan terdiri dari: pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal. Ketiga lembaga bersinergi dan saling melengkapi dalam menjalankan tugas utama penyelenggaraan pendidikan.  Kelak melalui jalur pendidikan terlahirlah generasi yang memiliki karakter mulia, yang mencerahkan dan mencerdaskan bangsa. Generasi yang bukan saja berkualitas secara iman, taqwa dan moral tapi juga adab, akhlak dan kontribusi kebaikan dan kemanfaatan bagi nusa dan bangsa, sebagaimana yang diafi

MARI MENULIS, MENCICIL SEJARAH!

Gambar
Menulis adalah tugas sejarah. Ia berpijak pada nilai dan prinsip keluhuran. Bahwa idealisme tak boleh terhempas karena realisme. Walau secara teknis konten tetap memadukan antar keduanya, namun itu tak berarti meleburkan kejelasan tujuan pada syahwat pragmatisme.  Dalam konteks itulah dibutuhkan apa yang disebut dengan adaptasi atau kontekstualisasi. Konsistensi dan kesetiaan pada perspektif semacam itu bukan saja berat tapi juga penuh godaan. Sebab di sini bukan lagi soal melahirkan kata-kata atau tradisi menulis, tapi juga substansi narasinya.  Sejarah adalah pergulatan ide dan ide, narasi dan narasi, serta teks dan konteksnya. Maka literasi tak melulu soal jumlah kata dan akumulasi produksi dokumen dalam bentuk buku dan serupanya. Literasi juga berbicara soal produksi ide dan narasi yang adaptif dengan kebutuhan zaman.  Berikutnya, sejarah adalah akumulasi ide dan narasi generasi lintas zaman. Maka pergulatan hari ini sejatinya lanjutan atau mungkin bentuk adaptasi dari pergulatan d

IKHTIAR MENJADI PENDIDIK HEBAT

Gambar
SALAH satu kunci penting pendidikan selain kurikulum dan sarana prasarana adalah pendidik. Pendidik memiliki peran strategis karena merekalah yang berhubungan langsung dangan peserta didik, mahasiswa dan anak. Bisa dikatakan sebagian besar waktu pendidik bersama dengan mereka.  Selama ini pendidik selalu disematkan pada guru. Karena dipahami bahwa para gurulah yang mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan atau pelajaran kepada peserta didik. Anak pun mengenal abjad karena jasa para guru. Keteladanan guru pun kerap mempengaruhi peserta didik dalam menjalani kehidupannya kelak. Dengan demikian sangat wajar bila guru akrab juga dinamai sebagai pendidik.  Kalau ditelisik secara mendalam, pendidik pada dasarnya bukan saja guru di sekolah, ustaz di madrasah atau dosen di perguruan tinggi saja. Orangtua anak di rumah juga merupakan pendidik. Bahkan bila ditelisik lebih mendalam lagi dari berbagai perspektif, peran dan tanggungjawab orangtua sangat penting. Orangtua adalah pendidik pertama dan ut

GIAT MEMBACA, HOBI MENULIS

Gambar
Perkembangan media massa dan media online serta teknologi informasi akhir-akhir semakin tak terbendung. Semua aspek kehidupan umat manusia hampir semuanya berlabuh melalui berbagai media. Kreatifitas, inovasi dan keunikan konten serta kecanggihan kemasan membuatnya menjadi berbeda.  Di sela-sela fenomena semacam itu lalu muncul semangat baru dalam dunia literasi terutama menulis. Hampir semua yang memiliki handphon bisa dipastikan pernah menulis. Sehingga sebagian menjadikannya sebagai media belajar untuk menghasilkan karya tulis yang bermanfaat.  Saya sendiri baru belajar dan tersadarkan betapa fenomena di atas adalah anugerah dari Allah. Semuanya bisa digunakan dan dimanfaatkan untuk hal-hal yang bermanfaat. Bila pun untuk sebagian orang menggunakannya untuk kejahatan atau keburukan, itu fenomena lain.  Dalam konteks literasi, siapapun sejatinya bisa memanfaatkan media dan fenomena yang ada untuk menghasilkan karya bermanfaat. Misalnya, seseorang bisa menulis status atau tulisan pend

BERMEDIA SOSIAL ITU MESTI MEMBAHAGIAKAN!

Gambar
Media sosial adalah salah satu ciri utama era milenial ini. Berbagai kalangan baik komunitas maupun personal memiliki akun media sosial. Ada Facecook, WhatsApp, Instagram, Blog dan masih banyak lagi. Pokoknya dunia yang begitu besar seakan diwakili oleh media sosial. Semuanya saling terkait dan mudah dipantau. Jarak pun nyaris menjadi hilang seketika karena semua bisa diakses sekita juga.  Bila ada yang statusnya suka foto selfi, biarkan saja. Kata teman saya, mungkin dia cantik dan manis atau ganteng makanya foto-foto terus. Atau mungkin lagi syukur nikmat dengan caranya sendiri. Kalau kita mau, silahkan saja foto sendiri di kebun binatang saingan sama penduduk kebun binatang. Pamer senyuman di sekitaran hutan belantara. Bakal seru dan ramai tuh. Silahkan berbahagia dengan para binatang!  Ada lagi yang statusnya suka marah-marah alias ngamuk seperti kerasukan jin tomang. Kita tak usah ribut dan ikutan heboh, biarkan saja. Itu suka-suka orang. Yang punya tenaga dia dan yang punya waktu

MENANTI APRESIASI RIL PEMKOT CIREBON DAN PEMDA MANGGARAI BARAT KEPADA BUKU SEBAGAI PRODUK LITERASI

Gambar
Alhamdulillah saya turut haru dan bangga karena Wakil Walikota Cirebon Dra. Hj. Eti Herawati dan Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Cirebon Drs. H. Jaja Sulaeman, M.Pd sudah memiliki dan tentu saja bakal membaca buku saya yang berjudul "Selamat Datang Di Manggarai Barat".  Kedua pejabat penting di Kota Cirebon ini sangat mengapresiasi buku setebal 200 halaman yang terbit pada November 2019 silam ini. Bahkan keduanya mendukung aktivitas saya yang kini sedang menggarap naskah buku baru yang membahas tentang Cirebon. Tepatnya tentang destinasi wisata Kota Cirebon.  Naskah buku bergenre destinasi ini sudah ada dan menjelang tuntas. Tinggal penyesuaian kata, data dan foto saja. Buku ini rencananya akan terbit pada akhir Oktober 2020. Ini hanyalah salah satu apresiasi saya atas keunikan dan keunggulan Kota Cirebon yang sudah saya cumbui sejak 7 Oktober 2010 silam hingga kini.  Itulah sedikit inspirasi yang saya peroleh hari ini. Ya hari ini Jumat 11 September 2020 pukul 15.00

TERPILIHNYA PENGURUS PERTAMA FORUM PENULIS KOLOM WACANA RADAR CIREBON

Gambar
Alhamdulillah hari ini Rabu 12 Agustus 2020 pertemuan Forum Penulis Kolom Wacana Radar Cirebon (FP Radar Cirebon) di ruang Redaksi Radar Cirebon berjalan dengan baik. Persahabatan dan keakraban sesama anggota terasa sekali. Membincang kepenulisan dari berbagai sisi dengan tetap menyesuaikan dan menghormati latar belakang dan pengalaman masing-masing.  Pada pertemuan yang dimulai sekitar pukul 15.00 WIB dan dihadiri oleh belasan peserta yang berasal dari lintas profesi dan latar belakang. Walau begitu beragam, semua peserta punya semangat yang sama dalam dunia kepenulisan yaitu menjadikan aktivitas menulis sebagai kerja kebudayaan dan peradaban.  Suasana semakin cair dan rileks karena forum ini tidak terikat dengan Radar Cirebon Group. Ia benar-benar independen. Sehingga pada saat peserta mengenalkan diri dan saling mendengarkan pemaparan terkait pengalaman masing-masing, pada pertemuan ini juga dibincangkan mengenai apa yang mungkin dilakukan ke depan. Sekadar menyebut sebagiannya, mis

LAGI MENULIS, MENULIS LAGI!

Gambar
Alhamdulillah hari ini Rabu 12 Agustus 2020 saya bisa bersua kembali dengan para penulis lintas profesi dan latar belakang di ruang redaksi Radar Cirebon, yang beralamat di Jl. Perjuangan, Kota Cirebon-Jawa Barat.  Turut hadir pada kesempatan ini Pak Yuda Sanjaya, Pak Deny Rochman, Pak Max Wibi, Pak Indra Yusuf, Pak Imam Ahmad, Pak Akbar Sucipto, Mas Very Wahyudi dan beberapa penulis lainnya termasuk dari kalangan Ibu-ibu. Ada yang berasal dari Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka dan sekitarnya.  Menjelang pertemuan, di sela-sela duduk santai di warung kopi Waw di lantai dasar Graha Pena, Pak Wibi berbagi cerita seputar kepenulisan. Salah satu ungkapan yang menarik dari penggawa edisi online Radar Cirebon yang saya ingat adalah "Menulis itu mesti dari kesadaran diri, bukan paksaan".  Pak Wibi, insyaa Allah pada kesempatan lain saya akan elaborasi lebih lanjut dalam bentuk tulisan ya. Bagi saya ungkapan sederhana tersebut kaya makna dan pesan. Karena Pak Wibi

MENGENALKAN BUKU "MELAHIRKAN GENERASI UNGGUL" KEPADA GENERAL MANAJER RCTV

Gambar
MENJADI narasumber di acara Talkshow Selamat Pagi Cirebon (SPC) di Radar Cirebon Televisi (RCTV) bukan hal ya ng asing bagi saya. Saya sering didaulat menjadi narasumber dan panelis sejak 2014 hingga kini dalam beragam tema, terutama tema sosial, pendidikan dan kebijakan publik.  Bahkan tak sedikit buku saya yang disusun dari elaborasi saya atas video rekaman pada saat saya menjadi narasumber atau panelis di acara SPC juga kolom Wacana Radar Cirebon. Sebut saja, misalnya buku "Ngobrol Politik dan Demokrasi Indonesia" (2014), "Membangun Pendidikan dan Bangsa yang Beradab" (terbit 2016), "Pendidikan Mencerahkan dan Mencerdaskan Bangsa" (terbit 2018), "POLITICS" (terbit 2019) dan sebagainya.  Seperti biasa, di sela-sela berbagai aktivitas yang lumayan padat dan butuh selingan, dalam sepekan saya selalu berupaya untuk berkunjung ke sekitaran komplek Radar Cirebon di Jl. Perjuangan, Kota Cirebon, Jawa Barat, minimal sekali dalam sepekan. Lumayan bisa

MARI MENULIS, MENCICIL SEJARAH!

Gambar
Menulis adalah tugas sejarah. Ia berpijak pada nilai dan prinsip keluhuran. Bahwa idealisme tak boleh terhempas karena realisme. Walau secara teknis konten tetap memadukan antar keduanya, namun itu tak berarti meleburkan kejelasan tujuan pada syahwat pragmatisme.  Dalam konteks itulah dibutuhkan apa yang disebut dengan adaptasi atau kontekstualisasi. Konsistensi dan kesetiaan pada perspektif semacam itu bukan saja berat tapi juga penuh godaan. Sebab di sini bukan lagi soal melahirkan kata-kata atau tradisi menulis, tapi juga substansi narasinya.  Sejarah adalah pergulatan ide dan ide, narasi dan narasi, serta teks dan konteksnya. Maka literasi tak melulu soal jumlah kata dan akumulasi produksi dokumen dalam bentuk buku dan serupanya. Literasi juga berbicara soal produksi ide dan narasi yang adaptif dengan kebutuhan zaman.  Berikutnya, sejarah adalah akumulasi ide dan narasi generasi lintas zaman. Maka pergulatan hari ini sejatinya lanjutan atau mungkin bentuk adaptasi dari pergulatan d

IKHTIAR MELAHIRKAN GENERASI UNGGUL

Gambar
PADA setiap 23 Juli untuk setiap tahunnya kerap dirayakan sebagai Hari Anak Nasional (HAN). Pada momentum tanggal yang sama pada tahun-tahun sebelumnya kerap dirayakan dalam berbagai macam kegiatan. Baik dalam bentuk upacara resmi maupun seminar juga berbagai macam perlombaan. Suasana peringatan pun semakin hikmat dan meriah serta mendapat antusias dari berbagai kalangan, termasuk kalangan anak.  Suasana semacam itu memang sesuatu yang layak kita adakan, dengan tujuan agar kita punya kepedulian dan perhatian yang lebih kepada anak sebagai generasi pelanjut bangsa kelak. Dipahami bahwa anak-anak hari ini adalah tunas yang akan tumbuh-kembang menjadi generasi baru yang akan melanjutkan dan mengisi perjalanan bangsa ini ke depan. Maka peringatan semacam ini bukan saja diadakan sebagai rutinitas belaka, tapi yang tak kalah pentingnya adalah sebagai pecutan agar kita lebih serius dalam menyiapkan generasi unggulan Indonesia masa depan.  Khusus untuk tahun ini, HAN diperingati sec

AHMAD AMILUDIN, SOSOK PENGHULU DAN GURU PEJUANG

Gambar
SAYA mengenalnya sejak kecil hingga saat ini. Kebetulan rumahnya berjarak tak terlalu jauh dengan rumah saya. Hanya sekitar 30-an meter. Rumah saya dengan rumahnya berhadap-hadapan bersebelah depan berjarak satu rumah, di seberang jalan raya.  Dulu ia menuntaskan pendidikan formal di Cereng (NTT), Bima dan Mataram. Bima dan Mataram adalah dua kota di NTB. Dengan begitu ia pun memahami beberapa adat istiadat dan budaya. Bukan satu daerah tapi banyak daerah. Termasuk memahami beberapa bahasa daerah seperti Manggarai, Bima dan Sasak.   Pengetahuannya pun tentu saja luas. Kekayaan pengetahuan semacam itu sangat ditopang oleh jurusan yang ia tempuh pada saat ia kuliah di Universitas Muhammadiyah Mataram beberapa tahun silam, tepatnya jurusan pendidikan geografi.  Jurusan ini, sebagaimana jurusan yang diampuh di semua Universitas Muhammadiyah di banyak kota lainnya, tentu sukses mendidik dan melahirkan alumni yang tidak saja cerdas pada moral tapi juga cerdas pada ilmu pengeta

PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Gambar
MENGENAL dan menelisik Pak Mohamad Natsir dari berbagai aspeknya adalah salah satu tugas sejarah yang layak kita tunaikan pada era ini. Bukan bermaksud mengkultuskan sang tokoh, tapi ikhtiar menemukan saripati pemikiran beliau, di samping pemahaman dan sikapnya dalam menghadapi berbagai persoalan keumatan dan kebangsaan dalam skala nasional juga internasional.  Pak Mohamad Natsir adalah sosok pejuang yang konsen dengan dunia literasi, terutama tradisi baca dan tulis. Sekadar menyebut sebagian buku karya beliau diantaranya: Islam Sebagai Dasar Negara, Agama dan Negara Dalam Perspektif Islam, Debat Dasar Negara Islam dan Pancasila, Fikih Dakwah, Capita Selecta, Kebudayaan Islam Dalam Perspektif Sejarah, Dunia Islam Dari Masa Ke Masa, ad-Din au al-Ladiniyyah dan sebagainya.  Salah satu ungkapan bergizi yang selalu terngiang dalam benak saya dari ungkapan beliau yang terrekam baik dalam buku berjudul "Pesan Perjuangan Seorang Bapak; Percakapan Antar Generasi" adalah

FIGHT!

Gambar
"If fighting is sure to result in victory, then you must fight!” (Teh Art of War, Sun Tzu). Hidup adalah ruang tunggu ujian demi ujian. Satu ujian berlalu, ujian lain datang. Setiap hari sesungguhnya kita “naik kelas”. Jangan pernah khawatir dengan ujian yang hadir. Bukan kesulitan yang membuat kita takut, melainkan ketakutan yang membuat kita sulit.  Saat di sekolah berhadapan dengan mata pelajaran yang begitu sulit, saat di kampus berhadapan dengan mata kuliah yang sulitnya bukan main, atau saat diberikan pekerjaan yang menantang di kantor, hadapi. Once alive, must matter!  Tantangan adalah anugerah. Dada kita mungkin sesak saat meresponsnya, tapi ia semakin tegar. Kepala kita memusing, lalu ia semakin kuat. Life may not be the party we hoped for, but while we’re here we should dance.  Mustahil, sukses memimpin tanpa risiko. Seseorang yang hanya selalu ingin kemudahan, akan menghadapi kesulitan. As you grow up, you get more responsibility. You may deny that, but t

KUNCI MENGGAPAI SUKSES

Gambar
SUKSES adalah impian semua orang. Sukses tentu banyak jenisnya. Bukan saja yang bersifat materi, tapi juga yang bersifat non materi. Tidak sekadar urusan dunia tapi juga urusan ukhrowi.  Sukses sejati adalah saat dimana kita masih diperkenankan oleh Allah untuk melakukan kebaikan dan bermanfaat bagi kemanusiaan. Pemaknaan semacam ini akan mendorong kita meraih sukses secara jujur, benar dan tepat.  Sukses juga bisa dimaknai diperkenannya kita untuk memperbaiki diri melalui momentum anugerah nikmat sehat yang Allah berikan kepada kita. Sebab dengan itu sangat besar peluang bagi kita untuk melakukan hal-hal yang produktif.  Diantara kunci sukses yang perlu kita miliki yaitu, pertama, selalu mendekat dan bersyukur kepada Allah. Sebab dengan begitu akan sangat besar peluang bagi kita untuk mendapatkan tambahan nikmat dari nikmat yang sudah kita peroleh selama ini. Bukan saja jumlah dan jenisnya tapi juga manfaat dan berkahnya.  Kedua, memiliki impian. Impian adalah segal

IBADAH QURBAN, DARI SPIRITUAL HINGGA SOSIAL 

Gambar
ISLAM adalah agama yang mencakup urusan jiwa-raga, dunia-akhirat, domestik-publik, spiritual-materi, moral-peradaban, ibadah-muamalah, dan sebagainya. Ia adalah agama yang universal dan sempurna (Qs. Ali ‘Imran ayat 19 dan QS. al-Ma’idah ayat 3). Atau dalam istilah Dr. Yusuf Qordhawi, Islam adalah agama yang hadir untuk kepentingan umat Islam sekaligus kemanusiaan. Bila kita telisik, salah satu ajaran Islam yang menjadi contoh nyata betapa Islam berdimensi universal dan sempurna adalah ibadah qurban, yang dalam fiqih termasuk kategori ibadah sunnah.  Qurban sendiri merupakan sebuah penegasan, bahwa Tuhan Ibrahim bukanlah Tuhan yang haus darah manusia. Dia adalah Tuhan (Allah) yang ingin menyelamatkan, membebaskan, dan melindungi umat manusia dari berbagai bentuk perilaku jumud manusia. Qurban berarti refleksi historik atas perjalanan kebajikan yang pernah ditorehkan manusia masa lampau (Ibrahim), untuk mengenang perjuangan monoteistik dan humanistik yang diukir Ibrahim. Yang ber