Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2022

Menabung dan Menulis untuk Biaya Pendidikan Keluarga

Gambar
SAYA orang asli kampung yang jauh dari hiruk pikuk kota. Tepatnya di Cereng, Desa Golo Sengang, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat-NTT. Dari kampung ke pusat kota di daerah tempat saya berasal pun sering dilalui dengan berjalan kaki sekian jam. Bukan saja karena jalan raya beraspal masih susah dicari, tapi juga transportasi yang tersedia masih tergolong belum layak.  Sehingga semangat merantau untuk melanjutkan pendidikan ke luar kota adalah bagian tak terpisahkan dari anak-anak muda kampung saya, termasuk saya. Hampir semuanya hanya bermodalkan nekad. Benar-benar nekad untuk merantau jauh dengan bekal seadanya. Walau begitu, semangat belajar tetap berkobar tinggi. Dan, selalu terngiang untuk meraih impian tertinggi seperti yang selalu dimotivasi oleh keluarga besar di kampung.   Setelah selesai pada pendidikan sebelumnya, kini saya lagi menabung untuk membiayai pendidikan atau melanjutkan pendidikan saya dan istri juga anak-anak. Mencicil  memang lama dan berat, tapi it

Menanti Kontribusi HIMA PUI

Gambar
ORGANISASI mahasiswa adalah salah satu elemen penting dalam perjalanan sebuah bangsa dan negara, tak terkecuali di Indonesia. Peran dan kontribusi mahasiswa dalam pentas sejarah negeri ini tergolong membanggakan. Dari sebelum kemerdekaan, masa kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan peranan mahasiswa Indonesia cukup penting. Mereka menjadi elemen yang menggerakkan arah jarum sejarah, sehingga negeri ini masih berdiri kokoh hingga kini.  Secara khusus pada era 1990-an, organisasi mahasiswa di berbagai perguruan tinggi melakukan berbagai konsolidasi untuk menyamakan persepsi tentang arah bangun Indonesia baru yang selama sekian tahun kala itu dianggap berjalan di tempat bahkan mundur ke belakang. Konsolidasi semacam itu pun bagai magnet yang menarik seluruh energi kebaikan dalam satu nafas yang sama yaitu reformasi Indonesia. Mereka bersama berbagai elemen non mahasiswa pun, pada Mei 1998, sukses menyudahi kepemimpinan Soeharto yang sudah berkuasa 30-an tahun lebih.  Sejak lama dan ditambah

Komitmen PUI Merawat Kebhinekaan Indonesia Dari Maluku Utara

Gambar
HARI ini Ahad 27 Februari 2022 merupakan salah satu momentum penting Inidalam sejarah Persatuan Ummat Islam (PUI) Maluku Utara, sebab hari ini Ketua Umum DPP PUI KH. Nurhasan Zaidi melantik Pengurus Wilayah Persatuan Umat Islam (PUI) Maluku Utara. Pelantikan pengurus merupakan sebuah pertanda estafeta kepemimpinan PUI di Maluku Utara terus berlangsung. Hal ini juga sebagai bukti bahwa ekspansi struktur PUI ke berbagai wilayah di seluruh Indonesia bukan isapan jempol belaka, sebab benar-benar menggeliat hingga ke ujung timur Indonesia.  Sebagai organisasi berbasis massa Islam tertua, PUI tentu berkepentingan untuk melakukan pembenahan organisasi termasuk melakukan ekspansi struktur ke berbagai daerah. Sebab organisasi yang matang adalah organisasi yang selalu melakukan penguatan struktur organisasi, sehingga berbagai agenda organisasi berjalan lancar. Usia 104 tahun merupakan usia yang sangat matang bagi PUI untuk mengokohkan dirinya sebagai elemen utama umat dan bangsa Indonesia.  Pada

Merdunya Suara Azan Dari Manggarai Barat

Gambar
Manggarai Barat (Mabar) merupakan salah satu kabupaten di propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berada di ujung barat pulau Flores. Selain dikenal sebagai daerah yang kaya destinasi wisata, juga dikenal sebagai daerah yang sangat toleran. Penduduknya beragam suku, ras dan keyakinan, namun suasananya nyaman dan aman untuk dihuni. Benar-benar sebuah realitas yang menakjubkan.  Realitas kehidupan di Mabar menjadi penegas bahwa beragam itu indah, berbeda itu sunatullah, dan saling menghormati itu bisa dilakukan tanpa harus saling menegasikan, saling mencela dan saling mencaci maki. Saya yang lahir dan hidup selama 13 tahun serta menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Mabar sangat merasakan kehidupan yang harmoni antar warga. Setelah itu, pada 1996 hingga saat ini 2022 saya merantau ke berbagai kota.   Begitu banyak urusan kehidupan sosial yang ditunaikan secara bersama oleh masyarakat Mabar. Semuanya berjalan lancar dan penuh keakraban. Hubungan darah yang terjaga dengan baik dari gen

Optimisme Ketua Umum DPP PUI adalah Optimisme Kita!

Gambar
MENJAGA eksistensi sebuah organisasi masyarakat (ormas) merupakan satu lakon penting yang mesti menjadi prioritas para pemimpin sekaligus warga atau anggotanya. Menggapai tujuan organisasi termasuk menjaga organisasi tetap eksis di tengah dinamika dan keragaman organisasi di negara kita Indonesia bisa dilakukan dengan banyak hal, misalnya, melakukan ekspansi struktur di berbagai tempat dan pengembangan kelembagaan fungsional di internal organisasi.   Kedua hal tersebut sudah dan sedang dilakukan oleh Persatuan Ummat Islam (PUI) selama ini, terutama sejak tahun 2000 hingga saat ini. Sehingga jumlah struktur wilayah dan daerah dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini diiringi dengan meningkatnya jumlah umat Islam yang bergabung dengan PUI di berbagai propinsi dan kabupaten atau kota. Hal ini merupakan sebuah kemajuan sekaligus prestasi berarti bagi eksistensi PUI ke depan.  Selain itu, proses internalisasi transformasi nilai-nilai PUI di internal organisasi dan ke struktur PUI di b

Tradisi Literasi Mati Suri, Siapa Peduli?

Gambar
LITERASI dimaknai tidak sekadar sebagai suatu kemampuan untuk membaca dan menulis. Namun, sebagai suatu kemampuan untuk memaknai segala bentuk informasi secara kritis sehingga menghasilkan suatu pemahaman terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang dalam kehidupan keseharian kita. Makna literasi seperti ini sejatinya ialah pemahaman yang sangat modern, yakni term literasi menjadi sangat luas searas dengan kebutuhan kehidupan kekinian. Namun demikian, tradisi baca-tulis adalah elemen utama dan kunci dalam tradisi literasi.  Beberapa kali saya menjadi pemantik pelatihan kepenulisan di organisasi kepemudaan dan mahasiswa non muslim, saya memperhatikan mereka begitu giat dan tekun dalam membangun tradisi literasi. Bukan saja geliat dalam membaca berbagai buku, tapi juga membedahnya hingga tuntas. Mereka mendalami pemikiran tokoh-tokoh mereka. Setelah itu, mereka membuat tulisan atau semacam ulasan tentang para tokoh dan pemikiran tokohnya. Mereka punya ketertarikan untuk

Kandangin Anjingnya, Atau Kasih Daging dan Tulang Tambahan!

Gambar
ANJING oh anjing. Selain kerap usil juga hidupnya jorok. Rajin menggonggong dan bikin  ribut. Kalau sekali ya wajar, tapi berkali-kali ya pasti ada sesuatu. Namun seorang teman mengingatkan, anjing memang begitu. Namanya juga anjing, memang harus begitu, usil dan jorok. Tapi kalau anjing suka menggonggong dan diajarin oleh tuannya agar bisa menyamakan suara gonggongannya dengan selain suara anjing seperti "suara langit", apalah pada musim hujan begini, kemungkinan itu anjing peliharaan, anjing suruhan atau anjing pelacak. "Kalau dilepas di hutan, anjing seperti ini pasti buruannya banyak tapi cepat habis", ucapnya.  Saya tentu percaya pada penjelasan teman saya yang memang sudah lama menggeluti dunia per-anjingan. "Nanti pas balik ke kandangnya, anjing seperti itu biasanya bakal mendapat daging busuk atau tulang alias bangkai dari tuannya", lanjutnya. Ia pun menganjurkan bila ada yang fokus mencari tahu, anjing yang suka menggonggong itu anjing biasa atau

Sampah dan Air Menumpuk di Jalan, Siapa yang Peduli?

Gambar
SAYA warga Kota Cirebon, tepatnya Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon-Jawa Barat. Namun kedua anak saya: Azka Syakira  dan Bukhari Muhtadin  menempuh pendidikan dasar atau Sekolah Dasar (SD) di salah satu sekolah di Kabupaten Cirebon, tepatnya di perumahan Arum Sari, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon-Jawa Barat. Sehingga hampir setiap hari bisa dipastikan melewati ruas jalan utama yang membelah kompleks perumahan Arum Sari yang dihuni ribuan warga ini.  Diakui bahwa beberapa bulan terakhir berbagai tempat di Indonesia diguyur hujan, termasuk Kabupaten Cirebon. Curah hujan beberapa waktu belakangan ini pun cukup tinggi. Sehingga bukan saja menghambat aktivitas warga di luar rumah tapi juga menimbulkan banjir di beberapa titik. Sehingga sampah berbau busuk pun menumpuk di berbagai sudut terutama selokan air. Bahkan pada saat tertentu cuaca dan kondisi semacam ini menimbulkan berbagai penyakit yang mengkhawatirkan seperti batuk, flu dan sebagainya.  Pemandangan yang

Kementrian Agama, Jangan Sibuk Mengurus Toa Masjid!

Gambar
KEMENTRIAN Agama (Kemenag) melalui Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas kembali menghadirkan “keresahan” di tengah masyarakat terutama pada umat Islam. Kali ini Menag menerbitkan edaran yang mengatur penggunaan pengeras suara di masjid dan musala. Aturan ini tertuang dalam Surat Edaran Menteri Agama No. SE 05 tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala. Menurut Menag, seperti yang dilansir di berbagai media massa, bahwa penggunaan pengeras suara di masjid dan musala merupakan kebutuhan bagi umat Islam sebagai salah satu media syiar Islam di tengah masyarakat. Pada saat yang bersamaan, masyarakat Indonesia juga beragam, baik agama, keyakinan, latar belakang, dan lainnya. Sehingga, diperlukan upaya untuk merawat persaudaraan dan harmoni sosial.  Konon pedoman diterbitkan sebagai upaya meningkatkan ketenteraman, ketertiban, dan keharmonisan antarwarga masyarakat.  Surat edaran yang terbit 18 Februari 2022 lalu tersebut ditujukan kepada Kepala Kanwil Keme

Peran Orangtua Bagi Pendidikan Anak Di Masa Pandemi

Gambar
SEBAGAIMANA yang kita ketahui bahwa virus Corona (Covid-19) sampai saat ini belum juga berakhir. Berbagai aspek kehidupan pun terkena dampak. Dari kesehatan dan ekonomi hingga sosial dan politik, serta ketahanan nasional. Bahkan yang paling terkena dampak adalah aspek pendidikan. Sistem pembelajaran selama pandemi ini melalui belajar jarak jauh (BJJ) atau daring (dalam jaringan) di rumah masing-masing yang sebelumnya sudah berjalan dan di sebagian besar lembaga pendidikan harus diperpanjang karena meningkatnya korban Covid-19.  Hal ini membuat resah para orangtua, terutama orangtua yang terbiasa meninggalkan anak-anaknya karena harus kerja setiap hari dan mengandalkan para guru di sekolah sebagai pendidik. Di samping dampak langsungnya peran pengasuhan dan penjagaan anak-anaknya. Banyak juga dari orangtua yang mengaku stres karena harus mengawasi anak-anaknya belajar di rumah dengan materi yang begitu banyak. Hal ini sangat memberatkan para orangtua terutama kaum Ibu yang saat ini bany

Belajar Menulis Pada Penulis Sumatra Barat

Gambar
MENULIS adalah kata kerja yang bermakna adanya upaya untuk berkarya melalui tulisan. Aktivitas ini tentu terasa asyik bagi mereka yang sudah berpengalaman dan bergulat lama di dunia kepenulisan. Namun bagi mereka yang masih pemula tentu aktivitas ini merasa lelah. Bagi pemula, saya tentu tidak boleh kalah oleh lelah, termasuk oleh rasa malas yang kerap datang mengganggu. Oleh karena itu, saya berupaya agar hadir berbagai momentum yang berkaitan dengan kepenulisan, termasuk acara bedah buku yang diadakan oleh begitu banyak komunitas.  Saya sangat bersyukur karena pada Rabu 23 Februari 2022 saya bisa menghadiri acara bedah buku berjudul "Perempuan Berselendang Langit" karya penulis Minang Yuliani. MT. Acara ini terselenggara atas kerjasama  Rumah Produktif Indonesia (RPI) Sumatra Barat dengan Komunitas Penulis Minang, Penerbit D'Best dan Penerbit Maghda Pustaka. Ada dua tokoh literasi yang didaulat menjadi pembedah kali ini yaitu Firdaus Abie (Jurnalis dan  Pegiat Literasi)

Pesan Perjuangan Seorang Bapak

Gambar
MENGENAL dan menelisik Pak Mohamad Natsir (Pak Natsir) dari berbagai aspeknya adalah salah satu tugas sejarah yang layak kita tunaikan pada era ini. Bukan bermaksud mengkultuskan sang tokoh, tapi ikhtiar menemukan saripati pemikiran beliau, di samping pemahaman dan sikapnya dalam menghadapi berbagai persoalan keumatan dan kebangsaan dalam skala nasional juga internasional. Beliau adalah sosok pejuang yang konsen dengan dunia literasi, terutama tradisi baca dan tulis. Sekadar menyebut sebagian buku karya beliau diantaranya: Islam Sebagai Dasar Negara, Agama dan Negara Dalam Perspektif Islam, Debat Dasar Negara Islam dan Pancasila, Fikih Dakwah, Capita Selecta, Kebudayaan Islam Dalam Perspektif Sejarah, Dunia Islam Dari Masa Ke Masa, ad-Din au al-Ladiniyyah dan sebagainya.  Salah satu ungkapan bergizi yang selalu terngiang dalam benak saya dari ungkapan beliau yang terrekam baik dalam buku berjudul "Pesan Perjuangan Seorang Bapak; Percakapan Antar Generasi" adalah "Jangan

Menulis itu Perlu Dipaksa!

Gambar
ADA banyak pertanyaan yang kerap melintas di pikiran saya selama ini. Namun salah satu pertanyaan yang paling sering muncul, misalnya, mengapa konten media massa dan media online masih didominasi konten negatif, lalu konten positif sekadar numpang lewat, atau paling tidak hanya diminati oleh sedikit pembaca?  Kalau ditelisik secara sepintas, alasan yang paling sederhana dan mudah dicerna adalah karena orang baik enggan mengisi konten media. Bahkan enggan memanfaatkan media: massa, online dan sosial untuk mempublikasi konten positif. Singkatnya, orang baik masih enggan menulis, atau tidak terpanggil untuk membangun tradisi literasi terutama tulis menulis.  Biasanya, orang baik kerap terpapar oleh virus malas dan sibuk membuat alasan seperti sibuk dengan aktivitas ini itu, tak ada waktu untuk menulis, bukan profesi sebagai penulis, bukan penulis, belum ada ide, bukan jurnalis, belum punya minat untuk menulis, keterampilan menulis masih sedikit, takut tulisan tidak berkualitas dan masih b

Menyalakan Kembali Api Literasi PUI

Gambar
SALAH satu warisan terbaik para tokoh pendiri Persatuan Ummat Islam (PUI) pada generasi selanjutnya selain nilai-nilai perjuangan dan lembaga pendidikan adalah tradisi literasi. KH. Abdul Halim, selain sebagai ulama dan pendidik hebat, beliau juga sosok negarawan dan penulis produktif. Begitu juga KH. Ahmad Sanusi, beliau adalah ulama, pendidik, negarawan dan penulis produktif. Itu menandakan bahwa PUI didirikan oleh sosok hebat, termasuk hebat sekaligus handal dalam hal kepenulisan. Sehingga mereka pun bisa dikategorikan sebagai Bapak Literasi PUI sekaligus Indonesia.  Bila menelisik perjalanan PUI selama beberapa dekade terakhir setelah meninggalnya para tokoh pendiri, satu hal yang membutuhkan perhatian bagi keluarga besar PUI adalah salah satu warisan para tokoh pendiri itu, yaitu tradisi literasi terutama tulis menulis. Hal ini menjadi penting, sebab selain sebagai upaya melanjutkan lakon sejarah para tokoh pendiri, ia juga merupakan media yang mudah dimanfaatkan untuk mengenalkan