Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

MENULIS UNTUK HATI, BUKAN UNTUK HARTA DAN JABATAN! 

Gambar
SELAMA ini saya menulis artikel dan buku tak membayangkan untuk kekayaan uang atau harta dan jabatan apapun. Saya tidak membayangkan ada berapa mobil atau rumah mewah yang saya peroleh dari keuntungan duniawi dari karya tulis yang saya hasilkan. Bukan karena sombong atau angkuh. Sama sekali bukan. Karena memang begitulah prinsip dan nilai yang saya jaga. Itulah prinsip dan nilai yang saya jaga selama ini agar saya menulis tanpa beban ini itu. Mungkin kalau saya tak punya pegangan semacam itu, saya bakal kehilangan jati diri dalam menulis. Dan, itu yang saya hindari selama ini. Makanya saya menulis artikel, misalnya, saya tak menghiraukan ada atau tidaknya uang atau harta dan jabatan yang saya peroleh karena karya tulis saya. Saya menulis artikel karena terpanggil saja dengan berbagai isu yang menjadi perbincangan publik. Bagi saya menulis itu aktivitas yang tak bisa diukur dengan uang atau harta bahkan jabatan. Kalau ada yang mengukur tradisi menulis dengan hal semacam itu, dal

KELUARGA SEBAGAI TAMAN BELAJAR 

Gambar
Manusia tercipta oleh Tuhan dari tanah. Hal ini memberi pesan penting bahwa manusia dengan sistem anatomi tubuh yang begitu canggih sejatinya tetaplah tanah. Tanah yang kelak menjadi tempat tumbuh berbagai sumber makanan. Dimana makanan tersebut dikonsumsi oleh manusia dan menjadi potensi tersendiri, lalu menjadi sel telur dan air mani. Melalui proses biologis yang maklum terjadilah kehamilan dan kelak terlahirlah bayi, yang berikutnya menjadi anak. Anak ke remaja, lalu dewasa, kemudian menjadi tua. Lalu kelak dijemput ajal kematian, dikubur dibawah tanah. Kembali lagi ke tanah. Begitulah secara umum perjalanan sederhana manusia dalam kehidupan dunia. Manusia pun menjadi satu jenis makhluk Tuhan yang unik dan khas. Dengan begitu, manusia pun memiliki amanah dan tanggungjawab pada diri dan kehidupannya yang Tuhan sendiri yang memberikannya. Baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai pemakmur bumi. Tuhan mencipta manusia tentu dengan tujuan mulia. Dengan segala keunikannya manusia

KEMBALI KE PENDIDIKAN KELUARGA

Gambar
SEJUMLAH perguruan tinggi mengeluarkan kebijakan pembelajaran tatap muka di kampus berpindah ke rumah. Dengan menggunakan berbagai media terkait, proses belajar dilakukan secara seksama sebagaimana biasanya. Hanya saja para mahasiswa berada di rumah. Selain itu, sejumlah kepala daerah juga mengeluarkan kebijakan melalui surat edaran agar kegiatan belajar-mengajar di berbagai lembaga pendidikan tingkat dasar dan menengah diselenggarakan di rumah. Kalau kita telisik sejenak, kebijakan seperti ini pada dasarnya bukan sesuatu yang asing. Kebijakan seperti ini justru membangun kembai kesadaran kita bahwa keluarga dimana orangtua menjadi guru pertama dan utama anak memang memiliki peranan penting dalam proses pendidikan anak. Secara teoritis, keluarga merupakan model terkecil sistem sosial masyarakat. Dalam keluargalah proses pendidikan utama dilakukan. Menurut Mohammad Fauzil Adhim (2008), pada umumnya jika pendidikan keluarga berjalan dengan baik, maka keluarga pun akan memberi