Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2020

BANGKIT DAN BERGERAKLAH MAHASISWA! 

Gambar
"Kurung mereka, penjarakan mereka, para mahasiswa itu. Toh mereka tak berani bergerak. Karena mereka terbius beasiswa dan janji palsu para benalu. Maka gantunglah almamater mereka, gantung juga mereka, para mahasiswa itu. Karena bila mereka tetap tak bergerak, itu pertanda lebih baik mereka mati!" Itulah coretan lama yang dulu kerap dibaca bila suasana pergerakan mahasiswa mulai lunglai dan tak berdaya. Dibaca berkali-kali, bikin adrenalin pergerakan muncul kembali. Semacam dogma yang cenderung memaksa, namun ia dilapisi atribut rasional. Maka membacanya pun membuat kaki kembali melangkah. Minimal untuk sekadar menjawab pertanyaan pemantik: Indonesia mau dibawa ke mana?  Ah itu sekadar kenangan. Kini, bangkitlah mahasiswa, singsingkan lengan baju kalian. Lalu bergulat dan perjuangkan idealisme kalian. Bergeraklah ke depan. Menenun sejarah baru bagi diri dan bangsa kalian. Bila dianggap perlu, tamparlah seluruh penguasa yang tuli dan culas. Agar mereka tersadarkan b

MENGINISIASI LAHIRNYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KELUARGA

Gambar
PENDIDIKAN keluarga adalah lingkup pendidikan pertama dan utama yang dialami oleh hampir setiap individu. Orangtua, Ayah dan Ibu sang anak adalah guru pertama bagi anak-anaknya. Bahkan, karena berbagai alasan yang rasional seperti kedekatan emosional dan darah, orangtua pun menjadi guru utama bagi anak-anaknya.  Maka menjadi orangtua yang pantas bagi anak-anak tidak berhenti pada hubungan nasab keturunan alias darah. Ia mesti diperkuat oleh hubungan kependidikan yang menjalankan peran dan fungsi mendidik bagi anak-anaknya. Tanggungjawabnya tak cukup dengan "menyekolahkan" atau "mengkuliahkan".  Orangtua adalah penanggungjawab pertama dan utama berlangsungnya proses pendidikan bagi anak-anaknya. Sebagaimana galibnya, semua aspek mesti menjadi fokus utamanya. Bukan saja aspek ilmu pengetahuan dan wawasan, tapi juga moral dan mental bahkan pengembangan potensi unggulan anak-anak.  Terlihat ideal memang. Sebab keluarga tak boleh lagi dianggap sebelah mata

MERAWAT GENERASI MILENIAL

Gambar
GENERASI milenial adalah istilah yang semakin “nge-tren” belakangan ini. Mereka adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 1982 hingga 2004 yang kemudian diikuti oleh generasi Z yang lahir pasca tahun 2004 hingga saat ini.  Pada periode ini, teknologi informasi mengalami perkembangan pesat dan ekspresi ke-Islaman cenderung meningkat. PEW Research Center mendeskripsikan generasi ini sebagai kelompok yang confident (percaya diri), conncted (terhubung), dan open to change (terbuka terhadap tantangan dan perubahan).  Generasi ini juga disebutkan sebagai generasi yang kreatif, sangat memperhatikan citra diri, haus perhatian, toleran dan mudah beradaptasi. Walau tak sepenuhnya demikian, namun secara umum generasi ini memiliki ciri semacam itu. (Suara Muhammadiyah edisi 02/103/16-31 Januari 2018).  Dalam perspektif PEW Research Center, milenial adalah istilah untuk generasi yang kelahiran kisaran tahun 1980-2000-an. Karakter generasi milenial sebagai “The Me Me Me Generatio

MENDIDIK ANAK DARI SURAT AL-ALAQ

Gambar
ANAK merupakan anak-anak zamannya. Faktanya memang mereka hidup di zaman ini. Namun, dalam konteks sejarah mereka adalah anak zaman ini yang hidup dan berperan di masa depan. Itulah yang kita sebut sebagai generasi.  Paling tidak itulah salah satu makna pernyataan sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Ali bin Abi Tholib ketika mengatakan bahwa anak-anak itu kita didik bukan untuk memasuki zaman seperti yang kita bayangkan sekarang, sebab mereka diciptakan bukan untuk zaman kita.  "Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu!", begitu ungkapan sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sangat cerdas itu.  Ya, anak-anak itu terlahir di zaman ini tapi bukan untuk zaman ini. Karena mereka adalah generasi untuk zaman baru, masa depan. Atas dasar itulah, siapapun kita, guru, dosen, terutama sebagai orangtua, sangat perlu untuk mempersiapkan segala hal terkait dengan masa depan anak. Berbicara mengenai p

MELAHIRKAN GENERASI UNGGUL

Gambar
BANGSA kita adalah bangsa yang sangat kaya akan berbagai potensi. Bukan saja kekayaan alam atau sumber daya alam tapi juga sumber daya manusia. Semuanya adalah anugerah Tuhan untuk kita kelola dan manfaatkan dengan baik demi mewujudkan kehidupan yang sejahtera dan bahagia.  Selain itu, sejenak mari kita tengok bangsa kita. Di samping berbagai potensi yang luar biasa tersebut, ternyata kita juga mengalami berbagai masalah yang cukup pelik dan datang bertubi-tubi. Terutama generasi muda kita, sebagiannya terjerat dalam berbagai tindakan kriminal seperti mabuk-mabukan, penyalahgunaan narkoba, balap liar, bahkan pembunuhan, dan masih banyak lagi.  Semua realitas semacam itu membuat kita mengelus dada dan kadang tidak sabar. Kita, dalam kondisi tertentu dibikin kesal dan marah bahkan emosional. Hampir saja kita kehilangan daya dan semangat untuk menghadirkan langkah dan solusi yang mungkin kita tunaikan. Sungguh, sebuah kondisi yang cukup pelik juga rumit.  Tapi kita menyadar

BERKOLABORASI UNTUK MENULIS BUKU BARU 

Gambar
Alhamdulillah hari ini Kamis 25 Juni 2020 saya bisa silaturahim dengan Pak Dr. Wawan Ahmad Ridwan M.Ag, senior sekaligus Dosen IAIN Syeikh Nurjati Cirebon di sebuah rumah makan di Jl. Perjuangan, Kota Cirebon-Jawa Barat. Satu pertemuan yang benar-benar saya harapkan dan bermanfaat.  Kebetulan saya sudah lama mengenal beliau dan beberapa kesempatan pernah bertemu dalam beragam forum. Termasuk kerap mendengar materi beliau dalam berbagai kesempatan, baik pada saat beliau jadi khotib khutbah Jumat dan Shalat Id maupun ceramah ramadhan dan sebagainya.  Pertemuan kali ini tak seperti biasanya. Awalnya saya hendak bertemu beliau karena memang saya butuh. Kebetulan saya sedang mempersiapkan naskah buku saya yang ke 27 untuk terbit alias naik cetak. Judulnya "Melahirkan Generasi Unggul". Saya memohon beliau berkenan memberi komentar singkat atau testimoni. Akhirnya beliau bersedia dan beliau sendiri malah yang mengundang saya untuk bertemu secara langsung.   Pertemuan

"KESAKTIAN” PIAGAM JAKARTA

Gambar
Tanggal 22 Juni 1945 adalah hari lahir Piagam Jakarta. Inilah satu Piagam Kesepakatan Nasional yang oleh Bung Karno dikatakan: “untuk mempersatukan rakyat Indonesia!” Maklum, Piagam Jakarta adalah Produk Panitia Sembilan yang diketuai oleh Bung Karno sendiri.  Sejak awal berdirinya,  Indonesia mengakui agama sebagai faktor penting dalam NKRI. Perdebatan di BPUPK bukanlah dalam hal penolakan terhadap agama, tetapi soal: dimana agama ditempatkan dalam NKRI? Pihak Islam ketika itu, mengusulkan bentuk negara agama (BUKAN NEGARA TEOKRASI); di mana Islam ditempatkan sebagai dasar negara; setidaknya Islam menjadi agama resmi.  Pihak lain menolak usulan itu.  Ketika sejumlah pihak menggugat Piagam Jakarta dalam sidang BPUPK, 9 Juli 1945, Soekarno meminta agar "Tujuh Kata" dalam Piagam Jakarta tidak dipersoalkan. Sebab, itu adalah hasil jerih payah dan kompromi antara golongan Islam dan golongan kebangsaan. Kata Soekarno: “Tujuh Kata" itu adalah "kompromi untuk me

MENGGAPAI HIDUP TENANG 

Gambar
KEHIDUPAN dunia adalah medan ujian yang luar biasa. Kemampuan melaluinya secara apik dan baik adalah prestasi tersendiri bagi seseorang dalam hidupnya. Maka berbagai upaya pun mesti dilakukan agar kehidupan ini mampu dijalani dengan baik.  Salah satu yang paling diinginkan oleh hampir semua orang, terutama dalam menjalani kehidupan dunia ini adalah kebahagiaan hidup atau mendapatkan ketenangan dalam hidupnya. Satu keinginan yang sangat manusiawi bahkan perlu.  Tiga hal yang membuat seseorang bisa bahagia dan hidupnya jadi tenang yaitu makan makanan yang halal alias tidak makan makanan haram juga subhat, zikir kepada Allah dalam segala situasi dan bersabar bila mendapatkan ujian apapun bentuknya dari Allah. Pertama, makanan halal.  Terlihat sepele, makanan kerap dianggap tidak punya pengaruh bagi kehidupan seseorang. Padahal makanan sangat menentukan kehidupan seseorang. Bila makanan haram atau subhat membuatnya gundah gulana dan tak tenang, maka makanan halal membuat

BELAJAR KEPADA SOSOK AYAH HEBAT

Gambar
AYAH adalah sosok hebat yang selamanya saya punya. Beliau sendiri lahir di Cereng pada tahun 1950. Cereng merupakan salah satu kampung atau dusun yang berada di Desa Golo Sengang, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat atau Mabar, NTT. Ayah yang bernama lengkap Abdul Tahami ini tergolong generasi terdidik pada zamannya. Seingat saya, Ayah saya menyelesaikan SMP pada tahun 1964, kemudian melanjutkan ke SMA dan lulus pada tahun 1967.  Setelah itu, Ayah mendapat amanah untuk mengajar di sebuah sekolah dasar (SD), namanya SDK Naga. SD ini terletak kampung Naga, Desa Matawae. Beberapa tahun kemudian, tepatnya setelah menikah, Ayah kembali ke kampung Cereng.  Di kampung Cereng, Ayah pernah diamanahi sebagai Kepala Dusun. Kemudian diamanahi sebagai Ketua Lembaga Masyarakat Desa (LMD) dan Ketua Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) di Desa Golo Manting. Berikutnya, Ayah mendapat amanah sebagai Kepala Desa 2 periode di Desa baru. Tepatnya periode persiapan hingga p

10 TAHUN MENULIS 27 BUKU 

Gambar
MENULIS adalah aktivitas yang gampang tapi susah. Ia terlihat gampang dilakukan, namun bila dilakukan malah lumayan susahnya. Bila dilihat sepintas, siapapun bisa menulis. Tapi bila dipraktikan hanya sedikit yang menghasilkan karya tulis.  Menulis memang bukan sekadar aktivitas yang membutuhkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas tapi juga butuh keseriusan dan keterampilan dalam melakoninya. Untuk ilmu pengetahuan dan wawasan, biasanya dimiliki oleh para pakar atau ilmuan. Kita sudah maklum mengenai hal itu.  Sementara keseriusan dan ketermpilan bisa dimiliki oleh siapapun yang sungguhan dalam belajar. Tanda keseriusan bisa dilihat dari rutinitas kepenulisan sehari-hari. Selalu berusaha untuk memiliki punya tulisan yang dipublikasi. Dan itu bukan sekali. Tapi berkali-kali. Sementara keterampilan menulis bakal semakin baik teriring rutinitas kepenuliasan. Semakin sering menulis maka keterampilan menulis semakin terasah.   Saya tentu bukan orang yang berilmu pengetahuan

SEKADAR MENGEONG, KUCINGPUN BISA! 

Gambar
SALAH satu ketertinggalan kita dalam bernegara adalah bahwa kita terutama sebagai bangsa, kita masih malas membaca. Jangan kan membaca jurnal dan berbagai hasil penelitian ilmiah, membaca buku pun kita begitu malas. Malasnya juga malas bertingkat.  Literasi kita sebagai warga negara pun terasa sangat lemah. Dampaknya, bangsa kita pun sangat lemah dalam berliterasi. Masih jauh radanya dari standar ideal sebuah bangsa maju. Makanya kita mudah digiring menuju opini pihak-pihak yang menguasai media massa. Atau mereka yang menentukan opini dalam skala negara.  Bayangkan saja, ranking baca buku kita sebagai bangsa berada pada peringkat paling bawah, peringkat ke 155 dari 196 negara. Padahal buku begitu banyak. Bahkan mirisnya lagi, negara ini konon mayoritas muslim, yang mestinya sangat erat dengan tradisi baca malah ogah-ogahan dalam membangun tradisi baca.  3 negara paling rajin baca justru adalah negara mayoritas non muslim seperti Rusia, Spanyol dan Korsel. Padahal mereka

KETIKA POTENSI PESERTA DIDIK TERHALANG SISTEM

Gambar
ANAK atau peserta didik yang saat ini tengah mengikuti proses belajar mengajar baik melalui lembaga pendidikan formal maupun non formal merupakan aset bangsa. Mereka merupakan the next pemegang biduk tatanan bangsa. Mereka semua terlahir dan terbentuk serta memiliki ciri dan karakter yang unik. Multi karakter yang dimiliki oleh setiap peserta didik merupakan tanda atau kode keras buat kita semua bahwa perubahan besar akan terjadi di bangsa ini dan di tangan merekalah perubahan itu lahir.  Hal ini bukan bermaksud untuk mengabaikan perubahan yang terjadi hari ini, yang merupakan buah dari segudang potensi-potensi besar yang dimiliki oleh kita yang melakoni dan telah mengambil perannya masing-masing dalam membawa bangsa ini untuk bersaing dan berkompetensi dengan bangsa-bangsa lain.  Kesuksesan yang telah ditorehkan dan tertulis dalam lembaran sejarah bangsa tak lantas membuat kita terlena dan hampir melupakan generasi atau peserta didik yang saat ini tengah melalui proses