Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

MEA dan Peluang Pendidikan Islam

Gambar
ISTILAH Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan salah satu istilah yang kerap diperbincangkan akhir-akhir ini. MEA sendiri adalah pasar bebas Asia Tenggara yang terbentuk di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015. Tujuan dibentuknya MEA 2015 diantaranya untuk meningkatkan sta­bilitas perekonomian di kawasan ASEAN, yang berdampak tercip­tanya pasar bebas di bidang per­modalan, barang dan jasa, serta tenaga kerja.   Pendidikan Islam jika dikait­kan dengan isu MEA, menggambarkan bahwa tantangan persaingan ekonomi berpengaruh terhadap sistem pendidikan khususnya pendidikan Islam. Di era MEA ini, Indonesia ditantang untuk mengembangkan sistem pendidikan yang mampu mela­hirkan manusia-manusia unggul, yaitu manusia yang memiliki daya saing unggul di tingkat regional, bahkan tingkat global.

Mengokohkan Peran Lembaga Pendidikan Islam

Gambar
ARUS globalisasi yang ditandai dengan pergaulan global yang semakin terbuka dan nyaris tanpa batas serta perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat hubungan antar negara bahkan antar orang-perorang lintas negara menjadi tak terbatas bahkan justru semakin terkoneksi begitu cepat. Dalam konteks itu, Indonesia perlu mengantisipasinya secara matang dan berkelanjutan. Lembaga pendidikan Islam sebagai bagian dari instrumen penyelenggara pendidikan nasional mesti mampu mengantisipasi sekaligus memberi jawaban. Lembaga pendidikan Islam ialah suatu wadah atau badan yang berusaha melakukan internalisasi nilai-nilai luhur Islam secara terus menerus atau dalam proses pembudayaan kepada peserta didik sehingga menjadi manusia yang utuh dan memberi manfaat bagi kehidupan diri, keluarga, lingkungan, bangsa dan negaranya; baik yang bersifat duniawi maupun yang bersifat ukhrawi.  

Menelisik Kembali Tradisi Intelektual Islam

Gambar
SEBAGAI manusia pertama, Nabi Adam memperoleh ilmu pengetahuan melalui “ pembelajaran langsung ” dari Allah. Proses ini beda dengan apa yang dialami anak cucu keturunan Nabi Adam. Untuk memperoleh ilmu pengetahuan, manusia perlu menelusurinya melalui proses yang sebaliknya, yakni dengan mempelajari ayat-ayat Allah yang terkandung dalam seluruh ciptaan - Nya itu. Proses ini terlukis dalam isyarat wahyu pertama: “ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.   Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam (tulis baca). Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. ” (QS. Al-‘Alaq :1-5).