Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

Mengenal Kiai Ahmad Sanusi, Pendiri PUI sekaligus Bapak Republik

Gambar
SENIN 25 April 2021, bertepatan dengan 14 Ramadan 1442 pukul 06.00-08.00 WIB adalah salah satu momentum penting dan bersejarah dalam hidup saya. Sebab pada momentum melaksanakan ibadah sahum di tengah bencana non alam: Covid-19 yang menimpa dunia termasuk negara kita Indonesia kali ini saya diperkenankan oleh takdir Allah untuk bisa mengikuti kajian yang sangat bergizi berupa acara Webinar Kapita Selecta Dakwah Serial ke-15 dengan tema "Ajengan Ahmad Sanusi; Penyelamat Rapat Besar BPUPKI".  Acara online yang diselenggarakan oleh Pesantren Mahasiswa Budi Mulia, Yayasan Shalahuddin Budi Mulia yang beralamat di Jl. Kaliurang Km 8, Sleman, Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY) ini menghadirkan dua narasumber yaitu Al-Ustad Lukman Hakiem (Pakar Sejarah Perjuangan Ummat) dan Dr. Muhammad Iskandar (Aktivis Senior). Keduanya adalah tokoh yang memang selama ini menekuni sejarah dan pemikiran para tokoh lintas latar belakang. Sehingga sangat wajar bila ada banyak tokoh dan penggiat dari ber

Ramadan dan Ikhtiar Menyiapkan Bekal Kematian

Gambar
HARI ini Ahad 25 April 2021 bertepatan dengan 13 Ramadan 1442. Kita sudah memasuki 10 hari kedua bulan agung yang penuh dengan keberkahan ini. Di tengah menjalankan ibadah shaum dan segala ibadah lain yang akrab dengan Ramadan, kita dikagetkan dengan musibah tenggelam yang terjadi pada KRI Nanggala 402, sebuah kapal selam kebanggan negara kita yang dioperasikan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL). 53 orang manusia berada di dalam kapal yang tenggelam pada Rabu (21/4/2021) sekitar pukul 03.00-05.00 WIB, yang berpuluh-puluh tahun menjaga keamanan laut nusantara ini. Kini semuanya sudah meninggal dunia, mereka menghadapi ajal kematian.  Sebetulnya ada begitu banyak musibah yang sehari-hari kita saksikan di tengah kita menjalankan ibadah shaum kali ini. Selain bencana non alam: Covid-19 yang belum juga berakhir, praktik korupsi yang masih merajalela, aksi teror para teroris di banyak tempat dan tindakan kriminal lainnya yang masih saja meresahkan juga berbagai bencana termasu

Kiai Abdul Halim, Ulama-Negarawan yang Kudus

Gambar
BERKAH berarti an-nama'u wa al-ziyadah, berkembang dan bertambah. Atau bisa juga diartikan dengan bertambahnya kebaikan atau ziyadah al-khoir. Selain itu ada juga yang memberi makna dengan mendapat banyak dampak baik. Dan masih banyak lagi makna lainnya. Intinya, berkah itu baik dan kebaikannya berlipat ganda. Baik kuantitas maupun kualitasnya.  Ar Raghib al-Ashfahaniy mengatakan, “Berkah itu tetapnya kebaikan ilahi pada sesuatu.” Keberkahan jika turun pada sesuatu yang sedikit, niscaya akan melipatgandakannya menjadi banyak. Jika turun pada sesuatu yang banyak, niscaya akan membuatnya lebih bermanfaat atau manfaatnya semakin banyak atau luas.  Berkah kerap disematkan dalam aspek ibadah dan amal soleh yang memiliki dampak baik yang berlipat ganda. Baik itu pahala maupun dampak atau manfaat lainnya. Sehingga siapapun yang beribadah atau beramal soleh lalu ia terus melakukannya, lalu semakin besar dampak positifnya bagi diri dan kehidupan sekitar maka itu pertanda ibadah atau amal so

Asa dan Aksi AFMY Untuk Masa Depan Umat Islam Dunia

Gambar
SABTU 12 Ramadan 1442 bertepatan 24 April 2021 adalah salah satu momentum yang sangat penting bagi organisasi pemuda muslim Asia. Penting, karena paling tidak ada dua alasan, pertama, di tengah-tengah situasi pandemi: Covid-19 yang masih belum berakhir, yang bertepatan dengan Ramadan 1442, aktivis pemuda muslim lintas negara berbasis muslim seperti Asian Federation of Muslim Youth (AFMY) masih menyempatkan dan bersemangat untuk melaksanakan kegiatan Webinar.  Kedua, tema yang diangkat pada Webinar kali ini (dalam Bahasa Malaysia) adalah Perbincangan Meja Bulat Isu-isu Semasa dan Masa Depan Belia Islam. Atau dalam bahasa Indonesia, Perbincangan Meja Bundar; Isu Masa Kini dan Masa Depan Pemuda Islam (Rounttable Discussion Current Issue And The Future of Muslim Youth)  ini tentu sangat menarik dan mestinya berimplikasi pada aksi ril berbagai organisasi di level negara masing-masing dan AFMY pada level Asia bahkan global.   AFMY yang dibentuk pada tahun 2001 (1422 H) ini merupakan perkumpu

Menulis Buku "Prestasi dan Inspirasi Tunas Bangsa"

Gambar
MENJADI anak berprestasi merupakan impian manusiawi anak-anak usia sekolah. Para orangtua pun punya impian bahkan semangat yang sama. Begitu juga para guru di sekolah tempat anak-anak belajar. Bagaimana pun berprestasi memberi dampak positif bagi karir dan masa depan, terutama bagi mereka yang berprestasi. Apapun bentuk dan bidang prestasinya, tentu membuat mereka haru dan bangga.  Berprestasi tentu menjadi semacam pembangkit semangat bagi anak-anak dalam menjalani kehidupannya kini dan nanti. Prestasi juga sebetulnya bisa menandakan sebuah simbol kesuksesan anak-anak, keluarga dan sekolah mereka. Bahkan bisa menjadi kebanggan keluarga dan sekolah mereka. Pada jenis prestasi tertentu bisa juga menjadi kebanggan Kota dan Negara.  Seingat saya prestasi anak-anak sekolah di Kota Cirebon selama beberapa tahun terakhir cukup membanggakan. Dalam banyak hal mereka berprestasi, baik di level Kota maupun Propinsi bahkan Nasional juga Internasional.  Karena berprestasi semacam itu secara otomati

Buku "Geger Mahkota Kasepuhan" dan Inspirasi Pak Rahardjo Djali

Gambar
Pak Rahardjo Djali yang akrab saya menyapa Om Rahardjo adalah Polmak Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan. Namanya mulai ramai diperbincagkan publik di Kota Cirebon dan sekitarnya beberapa bulan terakhir. Salah satu peristiwa yang menghebohkan adalah saat Om Rahardjo menggembok pintu Keraton Kasepuhan Cirebon.  Alhamdulillah kemarin siang Ahad 18 April 2021 saya bisa bertemu dengan sosok yang akrab dengan berbagai kalanga ini di sebuah tempat. Beliau ditemani oleh istri beliau. Obrola santai pun terjadi begitu rupa. Banyak hal yang diobrolkan, termasuk pentingnya menjaga marwah keturunan Sunan Gunung Djati. Dan masih banyak lagi.  Selama ngobrol santai saya menyaksikan beliau dan istrinya sangat komunikatif dan menghargai apa pun yang saya sampaikan. Di awal-awal beliau bertanya tentang saya. Saya pun mengenalkan diri. Saya sampaikan, "Saya Syamsudin Kadir. Lahir dan asli Cereng, Golo Sengang, Sano Nggoang, Manggarai Barat-NTT".  "Lalu saya merantau ke Lombok-NTB untuk melanju

Ramadan dan Kegembiraan Kita

Gambar
SAMPAI kapan pun, sepertinya kita, ya umat Islam di seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia selalu gembira dengan Ramadan. Dengan begitu kedatangannya pun ditunggu-tunggu. Dari elemen tua dan muda hingga anak-anak pun kerap memperlihatkan kegembiraan. Apalah lagi bila Ramadan sudah tiba, kegembiraan kita pun nyaris tak berbilang.  Ya, salah satu tanda keimanan adalah seorang muslim bergembira dengan akan datangnya bulan Ramadan. Ibarat akan menyambut tamu agung yang ia nanti-nantikan, maka ia persiapkan segalanya dan tentu hati menjadi sangat senang tamu Ramadan akan datang. Tentu lebih senang lagi jika ia menjumpai Ramadan. Senangnya bakal berlipat-lipat dan semakin menjadi-jadi.  Karena itu, para ulama mengingatkan, hendaknya seorang muslim khawatir akan dirinya jika tidak ada perasaan gembira akan datangnya Ramadan. Ia mesti evaluasi diri bila merasa biasa-biasa saja dan tidak ada yang istimewa di saat Ramadan tiba. Sebab bisa jadi ia kehilangan momentum untuk meraih berbagai k

Mari Bergembira dengan Datangnya Ramadan

Gambar
TAK menanti lama setelah Idhul Fitri 2020 berlalu, kini kita sudah bersama dengan Ramadan lagi. Tamu agung ini datang atau mulai pada Selasa 13 April 2021. Ya telah membersamai kita bulan suci dan bulan mulia yaitu bulan Ramadan 1442 H. Serasa kita baru saja meninggalkan suasana shaum Ramadan dan lebaran yang terlaksana pada momentum bencana non alam: Covid-19 tahun lalu (2020), kini Ramadan dengan segala kemuliaan dan keunikannya sudah menyapa dan membersamai kita lagi.  Ya, tak terasa kita sudah kedatangan bulan Ramadan. Setelah sekian waktu kita berpisah, kini Ramadan kembali hadir di tengah-tengah kita. Bagi seorang muslim, tentu kedatangan bulan Ramadan akan disambut dengan rasa gembira dan penuh syukur, karena Ramadan merupakan bulan maghfirah, rahmat dan menuai pahala serta sarana terbaik untuk meningkatkan jenjang atau kualitas menjadi orang yang muttaqin, orang yang bertaqwa. Ada begitu banyak hadits yang mengajak kita untuk bergembira dan menyiapkan diri dalam menghadapi Rama

Kiai Abdul Halim Dan Tradisi Menulis Kita

Gambar
Persatuan Umat Islam (PUI) merupakan salah satu organisasi keagamaan berbasis massa Islam yang lahir pada 21 Desember 1917 yang bertepatan dengan 6 Rabi'ul Awal 1336 H. Embrio organisasi ini sebetulnya sudah ada sejak lama, tepatnya pada 1911, bahkan beberapa tahun sebelumnya. PUI didirikan oleh tiga tokoh besar yaitu KH. Abdul Halim, KH. Ahmad Sanusi dan Mr. Syamsuddin.  Ketiga tokoh ini berasal dari daerah yang berbeda. Bila KH. Abdul Halim berasal dari Majalengka, maka KH. Ahmad Sanusi dan Mr. R. Syamsuddin berasal dari Sukabumi. Semuanya di Jawa Barat.  Ketiga tokoh tersebut memiliki kepedulian yang tinggi terhadap nasib umat dan bangsa kala itu.  Mereka turut berkontribusi untuk berjuang melepaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan, ketertindasan, kebodohan, kemiskinan, dan politik perpecahan. Ketiganya tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Mereka memiliki peranan penting dalam menyusun narasi besar lahirnya NKRI, sebab mereka terpilih dan di

Ramadan, Momentum Produktifitas Beramal

Gambar
Alhamdulillah hari ini Kamis, 8 April 2021, Pukul 16.00-selesai saya mendapatkan amanah untuk mengisi acara Tarhib Ramadan Persatuan Umat Islam (PUI) Se-Sumatra Selatan. Acara ini dihadiri oleh jamaah PUI Se-Sumatra Selatan secara ofline dan online. Termasuk jamaah PUI dari daerah lain yang menyempatkan hadir seperti Tasikmalaya, Cirebon dan sebagainya.    Tarhib artinya menyambut, menerima dengan penuh kelapangan, kelebaran dan keterbukaan hati. Dengan demikian, tarhib ramadan adalah upaya maksimal dalam menyambut dan menerima datangnya ramadan dengan penuh kelapangan, kelebaran dan keterbukaan hati yang dilandasi iman kepada Allah. Tarhib ramadan, termasuk yang diformat dalam bentuk kegiatan semacam ini merupakan pengingat kita untuk membangun semangat produktifitas.  Para salafu soleh terdahulu menyiapkan diri untuk ramadan sejak 2 bulan bahkan lebih dari itu. Bahkan dalam sebuah doa yang mashur sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasal

Cinta PUI Untuk Umat dan Bangsa

Gambar
SALAH satu sejarah penting yang melekat pada tubuh organisasi Persatuan Umat Islam (PUI)  adalah Fusi PUI. Fusi PUI merupakan proses penyatuan antar POI di Majalengka yang didirikan oleh KH. Abdul Halim dan PUII di Sukabumi yang didirikan oleh KH. Ahamd Sanusi atas saran dari Mr. Syamsuddin. Fusi PUI terjadi pada 5 April 1952, tepat 69 tahun silam.  Fusi kedua organisasi keagamaan dan kemasyarakatan tersebut dimungkinkan karena ketiga pendirinya merupakan tokoh dan bapak bangsa. KH. Abdul Halim, KH. Ahmad Sanusi, dan Mr. R. Syamsuddin terpilih sebagai wakil rakyat dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Mereka dianugerahi Bintang Maha Putra Utama melalui Surat Keputusan Presiden No.048/TK/Tahun 1992 tertanggal 12 Agustus 1992. Dan pada 10 November 2008, KH. Abdul Halim dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Republik Indonesia. Momentum peringatan hari Fusi PUI tahun ini (5 April 1952 - 5 April 2021) berdekatan dengan pelantikan kepengurus

FUSI dan Tiga Tokoh Pendiri PUI

Gambar
INDONESIA adalah sebuah negara yang memiliki kekayaan yang sangat besar. Salah satunya adalah elemen atau organisasi masyarakat keislaman. Dalam berbagai buku dan tulisan para peneliti atau penulis disebutkan bahwa salah satu ormas Islam di Indonesia yang cukup tua dan berkontribusi besar pada saat perlawanan kepada penjajah menjelang kemerdekaan dan pada proses pendirian negara kesatuan republik Indonesia adalah Persatuan Umat Islam (PUI).  PUI sendiri ditandai dengan disahkannya perhimpunan Persjarikatan ‘Oelama, pimpinan KH. Abdul Halim, oleh Pemerintah Hindia Belanda berdasarkan Gouvernment Besluit Nomor 43 Tahun 1917, tertanggal 21 Desember 1917 M / 6 Rabi’ul Awal 1336 H. Dalam Sidang Majelis Syuro, tanggal tersebut disepakati serta ditetapkan sebagai hari lahir PUI dan kemudian dicantumkan dalam Anggaran Dasar PUI Pasal 1 Ayat 2 yang disahkan pada tanggal 28 Desember 2019 M/ 1 Jumadil ula 1441 H. PUI merupakan fusi dari dua perhimpunan besar yang didirikan oleh tokoh-tokoh terseb