Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

PENDIDIKAN ADAB UNTUK BANGSA BERKEMAJUAN

Gambar
PENDIDIKAN mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk pembangunan.  Karena itu, jika dunia pendidikan menghadapi masalah, maka pembangunan akan terhambat. Kemajuan bangsa dan negarapun jalan di tempat, bahkan mundur ke belakang.  Mengenai pendidikan, pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah yang begitu rumit. Diantaranya berbagai kasus yang menimpa berbagai siswa seperti penyalahgunaan narkoba, minuman keras, balapan liar, tawuran, seks bebas hingga pembunuhan. Angka statistiknya tak perlu saya sebutkan dalam tulisan pendek ini. Sebab data resmi berbagai lembaga resmi negara baik di pusat maupun daerah, juga berbagai buku dan jurnal penelitian ilmiyah para ahli, dapat kita baca secara gamblang.    Pertanyaannya, apa yang menjadi biang dan bagaimana jalan keluar dari fenomena semacam ini? Adalah pakar pendidikan Islam dan penulis buku “Risalah untuk Kaum Muslimin” (2001) asal Malaysia Syed Muhammad Naquib al-Attas, dalam berbagai buku dan karya ilmiah lainnya be

ICMI DAN ASA MEMAJUKAN CIREBON

Gambar
Alhamdulillah pada Sabtu 23 Januari 2021 lalu saya bisa menghadiri Musyawarah Daerah Ke-IV Tahun 2021 Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) Orda Kabupaten Cirebon. Acara yang bertempat di Pendopo Bupati Kab. Cirebon ini mengangkat tema “Kepemimpinan Amanah Era Milenial untuk Sukseskan Pembangunan Tingkat Regional dan Nasional”.  Turut hadir pada acara ini Bupati Kab. Cirebon, Ketua DPRD Kab. Cirebon, Ketua Umum ICMI Orwil Jawa Barat, Ketua Umum ICMI Orda Kab. Cirebon, Sultan Kesepuhan, Asisten Daerah I Kab. Cirebon, pengurus ICMI Kab. Cirebon dan undangan dari berbagai latar bekakang organisasi dan profesi. Termasuk para simpatisan ICMI dan kalangan jurnalis juga turut hadir.  Acara berlangsung cukup ramai, namun dengan tetap menjaga protokol kesehatan agar terhindar dari Covid-19 seperti menjaga jarak, memakai masker dan memastikan setiap yang hadir tidak dalam kondisi sakit atau gangguan kesehatan yang memungkinkan adanya dampak buruk bagi kesehatan diri dan lingkungan sekita

BANJIR PUN MENDIDIK KITA

Gambar
BANJIR lagi, itulah ungkapan singkat yang kerap kita dengar akhir-akhir ini. Betul ia sangat sederhana dan singkat, namun pesannya tak sesederhana ungkapan itu. Banjir merupakan salah satu “bencana” rutinan yang kerap melanda hampir seluruh daerah di seluruh peslosok Indonesia. Sebut saja bebarapa wilayah yang “berlangganan” banjir seperti Jakarta, Kabupaten Bandung, Sumedang, Cirebon, Kota Cirebon, Banjarmasin, Kota Makasar dan sebagainya.  Selain beberapa tempat tersebut sebetulnya masih banyak wilayah lain yang juga kerap dilanda banjir. Intinya, Indonesia menjadi negeri “berlangganan” banjir. Untuk yang beberapa hari terakhir yang mendapat surplus respon dari berbagai elemen adalah banjir yang melanda Pantura (pantai utara Jawa), khususnya Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu. Bagaimana tidak, dua kabupaten ujung timur propinsi Jawa Barat ini  merupakan salah satu kawasan (jalan) lalulintas darat nasional.  Efek banjir yang menimpa Pantura, bukan saja “memacetkan” perekonomian

MENANTI LANGKAH NYATA ICMI DALAM MENGUATKAN TRADISI LITERASI DI KALANGAN MUDA MUSLIM

Gambar
Alhamdulillah saya sangat bersyukur karena bisa turut hadir pada Musyawarah Daerah Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) Orda Kabupaten Cirebon yang diselenggarakan pada Sabtu 23 Januari 2021 lalu di Pendopo Bupati Kabupaten Cirebon, di Jl. Kartini, Kota Cirebon-Jawa Barat. Saya hadir bukan sebagai pengurus ICMI, tapi sebagai warga biasa yang simpatik pada ICMI sejak awal berdiri.  Pada momentum ini Ketua Umum ICMI Orda Cirebon Dr. H. Ahmad Achmad Kholiq mewakili seluruh pengurus menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ). Walaupun hanya dihadiri sebagian pengurus (karena berbagai halangan), LPJ-nya diterima secara bulat oleh peserta yang hadir. Pada saat yang sama terpilih juga Tim Formatur yang akan menggawangi ICMI Orda Kabupaten Cirebon ke depan. Dari Dewan Penasehat dan Dewan Pakar hingga Dewan Pengurus Harian (Ketua Umum, Sekretaris dan Bendahara).   Pada kesempatan ini, ada begitu banyak kalangan yang hadir. Selain Bupati Cirebon Drs. KH. Imron Risyadi, M.Ag dan beber

MEREGUK ILMU, MENAMBAH SALDO IMUNITAS DIRI DI MASA PANDEMI

Gambar
Alhamdulillah, saya sangat bersyukur kepada Allah karena hari ini Ahad 24 Januari 2021 pukul 16.00 WIB-selesai saya bisa menghadiri acara pengajian keislaman di Masjid Jami' Al-Falah, Kedawung, Cirebon-Jawa Barat. Narasumber yang menyampaikan materi kali ini adalah Ustadz Dr. Tiar Anwar Bachtiar, akademisi STAI Persatuan Islam Garut dan Universitas Padjadjaran Bandung.  Di kalangan aktivis muslim, peneliti INSISTS Jakarta yang lahir di Ciamis pada 20 Juni 1979 silam ini termasuk penulis aktif yang juga menerjemahkan dan menulis buku. Puluhan buku sudah diterbitkan, di antaranya Pergulatan Pemikiran Kaum Muda Persis (2004), dan HAMAS: Kenapa Dibenci Amerika? (2006; mendapatkan FLP Award sebagai Buku Terbaik Non-Fiksi 2009).  Kemudian, buku Ayat-Ayat Penyejuk Hati (2007), Lajur-Lajur Pemikiran Islam (2007), Persis dan Politik (2011), Sejarah Nasional Indonesia Perspektif Baru (2011), Sejarah Pesantren Persis (2012), Risalah Politik A. Hassan (2012), Pendidikan Berbasis Kebudayaan (20

ICMI DAN ASA MEWUJUDKAN CIREBON DAN INDONESIA YANG LEBIH MAJU DAN SEJAHTERA

Gambar
Alhamdulillah hari ini Sabtu 23 Januari 2021 saya bisa menghadiri Musyawarah Daerah Ke-IV Tahun 2021 Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia Orda Kabupaten Cirebon. Acara yang dimulai sekitar pukul 09.30 WIB dan bertempat di Pendopo Bupati Kab. Cirebon ini mengangkat tema "Kepemimpinan Amanah Era Milenial untuk Sukseskan Pembangunan Tingkat Regional dan Nasional".  Turut hadir pada acara ini Bupati Kab. Cirebon, Ketua DPRD Kab. Cirebon, Ketua Umum Orwil ICMI Jawa Barat, Ketua Umum Orda ICMI Kab. Cirebon, Sultan Kesepuhan, Asisten Daerah I Kab. Cirebon, pengurus ICMI Kab. Cirebon dan undangan dari berbagai latar bekakang organisasi dan profesi. Termasuk para simpatisan ICMI dan kalangan jurnalis juga turut hadir.  Acara ini berlangsung dengan tetap menjaga protokol kesehatan agar terhindar dari Covid-19 seperti menjaga jarak, memakai masker dan memastikan setiap yang hadir tidak dalam kondisi sakit atau gangguan kesehatan yang memungkinkan adanya dampak buruk bagi kesehatan dir

SETIAP KITA PUNYA NODA HITAM YANG TERSEMBUNYI

Gambar
KEHIDUPAN di dunia ini adalah panggung bagi semua hal; positif dan negatifnya, baik dan buruknya, benar dan salahnya. Satu hal yang paling baik dan produktif yang mesti kita lakukan pada kondisi demikian adalah meminimalisir yang negatif, buruk dan salah. Misalnya, ada orang yang terkena musibah. Kita tak perlu sibuk menghina dan melecehkan orangnya, fokuslah belajar dari musibahnya.   Katakanlah seseorang itu tersangkut masalah kriminal, imoralitas dan sebagainya, maka kita tak usah mengeluarkan seluruh tenaga dan waktu untuk mencelanya. Lebih baik fokus belajar dari kesalahannya. Bukan berarti kita mengejek atau menghina kesalahan itu. Namun, mencoba memahami perihal sabab musabab seseorang melakukan itu dan apa pelajarannya bagi kita. Sehingga kita pun terhindar untuk melakukan hal serupa.  Mengenai hal ini saya menjadi teringat dengan sebuah hadits yang sangat mashur dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seluruh B

KUASA SANG WAKTU DAN WAKTU TERBAIK KITA

Gambar
WAKTU adalah nikmat agung yang Allah berikan untuk kita manusia. Kita pun hidup dan beraktivitas dalam relung waktu. Tak satu pun makhluk terutama manusia yang bebas dari perputaran waktu. Meski demikian tak sedikit manusia yang melalaikannya. Merupakan sebuah keistimewaan tersendiri manakala kita mampu mengisi waktu kita dengan hal-hal yang  bermanfaat.  Waktu merupakan salah satu nikmat Allah yang sangat berharga atau mahal. Karena mahalnya sangat pantas bila banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang memberi isyarat agar kita memperhatikan waktu secara baik. Dalam QS. Al-‘Ashr: 1-3 Allah berfirman, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.”  Ada beberapa hal tentang mahalnya nilai waktu yang patut direnungi oleh setiap Muslim. Sehingga setiap orang dapat mengambil hikmah atas perhatiannya Islam terhadap penggunaan

MENIKMATI INDAHNYA ALAM SEKITAR, BERIKHTIAR MENJAGA KESEHATAN KELUARGA!

Gambar
"Setiap apapun yang terjadi adalah waktu terbaik untuk belajar dan belajar. Termasuk pada saat Covid-19 melanda bangsa dan negeri kita Indonesia. Semua ini adalah momentum bagi kita belajar dan mengevaluasi diri. Tentang perilaku dan tingkah kita selama sebelum dan pada masa pandemi Covid-19 ini", begitu potongan tulisan saya pada sebuah tulisan pendek suatu ketika.  Ya, negeri ini bahkan dunia masih saja dilanda virus yang mematikan: Covid-19. Ia datang seketika pada awal 2020 silam. Di Indonesia sendiri mulai ramai diperbincangkan dan memapar beberapa daerah sejak Maret 2020 silam. Seperti biasa, ketika awal-awal dulu kita semua begitu kaget dan merasa ketakutan. Sebab virus ini menular dengan begitu cepat.  Kita pun menjadi khawatir karena virus ini tidak saja membuat mereka yang terpapar menjadi sakit dan terisolasi, tapi juga tak sedikit diantara merrka yang meninggal dunia. Sanak keluarga mereka pun mendapat ujian atau musibah kehilangan sosok yang dicinta. Ajal kematia

MENJALIN SILATURAHIM, MENABUNG INSPIRASI

Gambar
Alhamdulillah hari ini Ahad 10 Januari 2021 saya sangat bangga dan gembira karena saya bersama istri saya Eni Suhaeni dan anak-anak kami: Azka Syakira, Bukhari Muhtadin dan Aisyah Humaira, bisa silaturahim ke Pimpinan sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muqoddas, Bapak KH. Ahmad Aidin, di kompleks Al-Muqoddas di Kelurahan Tukmudal, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon-Jawa Barat. Kiai Ahmad Aidin, demikian saya kerap menyapanya, saat ini masih menjabat sebagai Ketua DPW Al-Washliyah Jawa Barat. Al-Washliyah merupakan salah satu Ormas Islam yang cukup tua. Perkembangan Al-Washliyah akhir-akhir ini cukup menggembirakan. Sebagaimana Ormas Islam lainnya, Al-Washliyah juga punya prioritas seperti dakwah, pendidikan, ekonomi dan sosial. Pertemuan kali ini diisi dengan berbagai obrolan santai namun bergizi. Bagi saya, pertemuan semacam ini adalah momentum terbaik untuk menjalin atau nemperkokoh silaturahim sekaligus menemukan berbagai inspirasi. Silaturahim adalah energi yang berdampak dala

MENUJU UMAT DAN BANGSA YANG BERADAB

Gambar
BEBERAPA ayat al-Quran berikut ini memberikan penjelasan tentang kehancuran suatu bangsa dan peradaban. “Maka apabila mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan tiba-tiba (sekonyong-konyong), maka ketika itu mereka terdiam dan berputus asa". (QS. al-Anam: 44)  Kemudian, “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepatutnya berlaku keputusan Kami terhadap mereka, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya (QS. al-Isra: 16).   Lalu, "Andaikan penduduk suatu wilayah mau beriman dan bertaqwa, maka pasti akan Kami buka pintu-pintu barokah dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan (ajaran-ajaran Allah), maka Kami

MENANTI PERAN TRANSFORMATIF PTKIN

Gambar
PADA momentum Hari Amal Bakti (HAB) Kementrian Agama (Kemenag) ke-75 tahun ini (yang jatuh pada 3 Januari 2021) ada baiknya kita merefleksi salah satu tanggung jawab Kemenag yaitu pengelolaan perguruan tinggi berbasis agama Islam, terutama Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Beberapa tahun lalu Kemenag memperkenalkan istilah baru untuk menunjuk perguruan tinggi Islam yang berada di bawah naungannya, yaitu Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Sejak lama kita mengenal sebutan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) untuk perguruan tinggi Islam yang berada di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) seperti STAIN, IAIN dan UIN.  Pertanyaan lama pun kembali muncul: perguruan tinggi Islam mau ke mana dan dibawa ke mana?, apa urgensi mengganti nama atau label bagi perguruan tinggi Islam?, dan bagaimana perannya ke depan? Dalam konteks pergantian nama PTAIN ke PTKIN (termasuk transformasi STAIN ke IAIN dan IAIN ke UIN), pertanyaan semacam di atas menjadi sangat p