Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Islam dan Guru Sebagai Penentu Anak Berkarakter

Gambar
MENURUT ajaran Islam, pendidikan adalah kebutuhan hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi, demi untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan pendidikan itu pula manusia akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal dalam hidup dan kehidupannya.     Pendidikan Islam sendiri merupakan disiplin ilmu yang di dalamnya mengandung berbagai dimensi. Seperti dimensi manusia sebagai subyek atau pelaku pendidikan (baik berstatus sebagai pendidik atau peserta didik), maupun dimensi landasan, tujuan, materi atau kurikulum, metodologi, dan dimensi institusi dalam penyelengaraan pendidikan. Dimensi-dimensi tersebut merupakan faktor penting yang mendukung keberhasilan pelaksanaan proses kegiatan pendidikan, dan masing-masing dimensi ini memiliki paradigma fungsional sendiri-sendiri dan saling terkait bersinergi dalam sebuah sistem pendidikan.

Melahirkan Siswa Zaman Now

Gambar
PENDIDIKAN formal dirasakan urgensinya ketika keluarga tidak mampu lagi memberikan pendidikan yang wajar kepada anak-anaknya. Lembaga ini akhirnya diterima sebagai wahana proses kemanusiaan dan pemanusiaan kedua setelah keluarga. Dalam perjalanannya, ternyata tidak ada pendidikan formal yang benar-benar ideal. Ini ditandai dengan adanya praktik pendidikan yang kurang menghargai kebebasan siswa. Fenomena semacam ini disebut Paulo Freire dalam The Politic of Education : Culture, Power, and Liberation (1980)—dalam Inovasi Pendidikan (Sudarwan Danim, 2010)—sebagai praksis pendidikan yang membelenggu, bukan membebaskan.   Kalau memperhatikan posisi peserta didik sebagai generasi penerus, maka pendidikan mesti dirancang dengan sebuah multiliterasy pedagogocal planning dan mempersiapkan peserta didik untuk memiliki berbagai kompetensi diantaranya, pertama , memiliki kompetensi untuk kolaborasi lintas latar: negara, budaya, bahasa dan profesi serta memiliki kompetensi diversit

Meningkatkan Produktivitas Guru sebagai Profesi

Gambar
SUDAH menjadi pengetahuan umum bahwa guru memiliki peran penting dan senteral dalam pengembangan manusia yang utuh sebagai sumber daya menuju pembangunan bangsa yang semakin tangguh dan maju. Akan tetapi, kesadaran semacam itu belum sepenuhnya diikuti oleh pemberian perhatian dan penghargaan yang lebih pantas kepada guru sesuai dengan bebannya yang berat dan penting. Kalau dikaji, maka akan dipahami beberapa langkah pokok yang perlu dilakukan untuk mengembangkan guru sebagai profesi yang andal dan lebih maju, yaitu, pertama , pengembangan sistem penjaminan mutu guru. Untuk menjamin pengembangan kemampuan guru sesuai dengan tuntunan perkembangannya, sertifikat kompetensi guru perlu diperbaruhi, misalnya, lima tahun sekali, atau bahkan lebih cepat sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman. Kedua , pembenahan manajemen guru. Lebih ril, seleksi dan penempatan guru harus transparan, akuntabel dan profesional. UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (yang disahkan dan ditetapka

Keterampilan Dasar Mengajar Guru

Gambar
GURU merupakan salah satu elemen penting dalam proses pembelajaran. Untuk kepentingan berjalannya proses pembelajaran maka guru mesti memiliki keterampilan dasar. Secara umum keterampilan dasar mengajar seorang guru mencakup banyak hal, yang kalau disederhanakan terdapat 8 keterampilan dasar mengajar. Lebih jelasnya, dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, keterampilan bertanya Pada hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan informasi tentang apa saja yang ingin kita ketahui. Tujuan guru mengajukan pertanyaan anatra lain adalah : Menimbulkan rasa keingintahuan , Merangsang fungsi berpikir , Mengembangkan keterampilan berpikir , Memfokuskan perhatian siswa , Mendiagnosis kesulitan belajar siswa , Menkomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari siswanya , dan Merangsang terjadinya diskusi dan memperlihatkan perhatian terhadap gagasan dan terapan siswa sebagai subjek didik.

Dari FDS Ke Penguatan Pendidikan Karakter

Gambar
HAMPIR sebulan terakhir publik terbawa arus dinamika pemberitaan berbagai media massa mengenai Five Day School (FDS). Polemik berawal ketika Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajir Efendy mewacanakan hingga mengeluarkan kebijakan Full Day School (FDS)—yang belakangan berubah menjadi Five Day School (FDS)—yang mesti dilaksanakan oleh berbagai lembaga pendidikan baik sekolah maupun madrasah. Ya, pada 12 Juni 2017 Mendikbud mengeluarkan Permendikbub nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah, yang tentu isinya berisi penguatan dari kebijakan Full Day School (FDS) yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Respon publik pun beragam, tentu sesuai dengan pandangan dan kepentingannya masing-masing. Bahkan kedua Ormas terbesar (Muhammadiyah dan NU) pun turut terseret dalam polemik tersebut. Kebijakan tersebut yang pada awalnya bernyawa pendidikan, belakangan justru berbau politis.

Konsep Dasar Kebijakan Pendidikan

Gambar
MENURUT U ndang-undang No mor 20 T ahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) , p endidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Landasan Teologis, Yuridis dan Filosofis Life Skill

Gambar
MENURUT Senge (2000) dalam Rohmalina Wahab (2012) , pendidikan diartikan sebagai proses perolehan pengalaman belajar yang berguna bagi peserta didik. Pengalaman belajar tersebut diharapkan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik sehingga siap digunakan untuk menyelesaikan problema kehidupan yang dihadapinya. Pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik diharapkan juga mengilhami mereka ketika menghadapi problema dalam kehidupan sesungguhnya . [1]    

Konsep Life Skill Menurut Para Ahli dan Kementrian Pendidikan Nasional

Gambar
KEBUTUHAN dasar manusia, pembangunan yang dilakukan semua bangsa bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Kualitas hidup manusia ditentukan oleh tingkat pemenuhan kebutuhan yang paling utama bagi manusia, yang disebut dengan kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar merupakan berbagai keperluan yang diperlukan manusia untuk kelangsungan hidupnya. Kebutuhan dasar ini tidak statis, tetapi bersifat dinamis dan berkembang sesuai tingkat peradaban dan kesejahteraan manusia.

Memupus Budaya Sampah Perguruan Tinggi

Gambar
SANGAT menarik tulisan Jejen Musfah yang berjudul “Budaya Orang Pendidikan” di Harian Republika edisi 22 Agustus 2016 lalu. Walau sudah lama, tulisan itu masih sangat relevan untuk dikaji secara mendalam dalam konteks untuk membangun—apa yang diungkap oleh Mohammad Naquib Al-Attas—pendidikan yang berkeadaban. Pada tulisan itu Dosen Pascasarjana Manajemen Pendidikan UIN Jakarta tersebut membentang secara terbuka beberapa budaya rendahan yang menjangkiti pendidikan tinggi di Indonesia dari level mikro, messo dan makro. Dalam diksi yang berbeda saya bisa menyebutkan kembali, misalnya mahasiswa yang suka dan bangga menyontek alias tidak jujur dalam ujian akademik, mahasiswa dan dosen yang asal-asalan dalam melakukan penelitian ilmiah dan menghadirkan produk ilmiah, manajemen yang lamban dan kerap mempersulit proses akadmeik, dosen yang gila jabatan dan gelar tanpa peningkatan kualitas ril, serta mahasiswa yang suka memanipulasi nilai dan karya ilmiah.

Perkembangan Pemikiran dalam Islam

Gambar
M UNCULNYA pemikiran Islam sebagai cikal bakal kelahiran peradaban Islam pada dasarnya sudah ada pada awal pertumbuhan Islam, yakni sejak pertengahan abad ke-7 M, ketika masyarakat Islam dipimpin oleh Khulafa’ al-Rasyidin . [1] Kemudian mulai berkembang pada masa Dinasti Umayyah, dan mencapai puncak kejayaannya pada masa Dinasti Abbasiyah. Ketinggian peradaban Islam pada masa Dinasti Abbasiyah merupakan dampak positif dari aktifitas “kebebasan berpikir” umat Islam kala itu yang tumbuh subur ibarat cendawan di musim hujan. Setelah jatuhnya Dinasti Abbasiyah pada tahun 1258 M, peradaban Islam mulai mundur. Hal ini terjadi akibat dari merosotnya aktifitas pemikiran umat Islam yang cenderung kepada ke- jumud -an (stagnan). Setelah berabadaban umat Islam terlena dalam “tidur panjangnya”, maka pada abad ke-18 M mereka mulai tersadar dan bangkit dari stagnasi pemikiran untuk mengejar ketertinggalannya dari dunia luar (Barat/Eropa).

Guru Sebagai Penentu Anak Berkarakter

Gambar
Menurut ajaran Islam, pendidikan adalah kebutuhan hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi, demi untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan pendidikan itu pula manusia akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal dalam dan kehidupannya. Pendidikan Islam sendiri merupakan disiplin ilmu yang di dalamnya mengandung berbagai dimensi. Seperti dimensi manusia sebagai subyek atau pelaku pendidikan (baik berstatus sebagai pendidik atau peserta didik), maupun dimensi landasan, tujuan, materi atau kurikulum, metodologi, dan dimensi institusi dalam penyelengaraan pendidikan. Dimensi-dimensi tersebut merupakan faktor penting yang mendukung keberhasilan pelaksanaan proses kegiatan pendidikan, dan masing-masing dimensi ini memiliki paradigma fungsional sendiri-sendiri dan saling terkait bersinergi dalam sebuah sistem pendidikan.

Konsepsi Islam tentang Pengetahuan

Gambar
DALAM sejarah peradaban Islam, konsep ilmu pengetahuan meresap ke dalam jiwa umat Islam sebagai identitas dirinya. Bahkan menurut Mursalim (2010) al-Qur’an sendiri menyebut akar kata “ilmu” dan kata turunannya tidak kurang dari 744 kali. Di sini sangat jelas bahwa Islam konektif dengan ilmu pengetahuan bahkan menjabarkannya secara konseptual dan bahkan dalam perkembangannya dapat diteorisasikan dalam bentuk pengembangan atau cabang-cabang ilmu pengetahuan.

Menjadi Guru yang Pantas Diteladani

Gambar
REKTOR Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Jawa Timur (1997-2013) Imam Suprayogo pernah mengatakan bahwa bangsa yang kuat adalah bangsa yang menempatkan pendidikan sebagai basis utama pembangunannya. Menurut akademisi sekaligus penulis buku “Membumikan Gerakan Ilmu dalam Muhammadiyah” (2010) ini, dengan pendidikan atau proses belajar yang terus menerus sebuah bangsa akan menghasilkan manusia yang memiliki keyakinan sekaligus kepercayaan yang tinggi kepada Kekuasaan Allah sebagai Penciptanya. Dengan pendidikan yang berkualitas, mereka juga cerdas dan terampil, sehat jiwa dan raga, memiliki karakter dan watak yang mulia. Sehingga bangsa dan negara menjadi kuat, berkarakter dan mampu bersaing di tengah dinamika global yang semakin kompetitif.

Miliki Blog, Penuhi dengan Tulisan

Gambar
Menulis merupakan salah bentuk aktifitas kreatif yang diminati oleh banyak kalangan akhir-akhir ini. Bukan saja usia tua dan dewasa, rema dan anak-anak pun turut meramaikan dunia kepenulisan. Bahkan uniknya lagi, dulu itu yang menulis hanya para penulis, kini semua orang bisa menulis hingga menghasilkan karya. Saya sendiri sudah menekuni aktifitas menulis sudah sejak lama. Namun sebagai blogger, saya baru menekuni beberapa tahun terakhir, dengan beberapa blog yang saya kelola. Walau masih dalam tahapan awal, saya merasakan begitu banyak manfaat dari aktifitas ini. Saya merasa ada banyak “berkah” dari pilihan hidup menjadi seorang blogger. Selain bebas mempublikasikan tulisan, dengan menjadi blogger juga dapat membantu saya untuk menemukan berbagai ide baru yang lebih tajam.

Menelisik Eksistensi Pendidikan Luar Sekolah

Gambar
Pendidikan Luar Sekolah (PLS) merupakan salah satu jenis pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan non formal yang bukan pendidikan formal dan informal (UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, Pasal 13 ayat 1). Dalam UU tersebut dijelaskan bahwa, “P endidikan non formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. ” (Pasal 26 ayat 1)

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Gambar
Pendidikan Luar Sekolah (PLS) adalah setiap usaha pelayanan pendidikan yang diselenggarakan di luar sistem sekolah, berlangsung seumur hidup, dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana yang bertujuan untuk mengaktualisasi potensi manusia (sikap, tindak dan karya) sehingga dapat terwujud manusia seutuhnya yang gemar belajar-mengajar dan mampu meningkatkan taraf hidupnya. K egiatan PLS dilakukan secara terprogram, terencana, dilakukan secara mandiri ataupun merupakan bagian pendidikan yang lebih luas untuk melayani peserta didik dengan tujuan mengembangkan kemampuan-kemampuan seoptimal mungkin serta untuk mencapai kebutuhan hidupnya. PLS sendiri merupakan salah satu terobosan baru dalam sistem pendidikan Indonesia. Karena itu, ia memiliki sejarah perkembangan tersendiri sekaligus faktor pendukung perkembangannya.

Eksistensi Pendidikan Luar Sekolah

Gambar
PENDIDIKAN adalah tumpuan hidup manusia sehingga perhatian terhadap pendidikan begitu serius dan terus berlanjut. Penyebabnya, pendidikan merupakan, pertama , sebagai sarana untuk memecahkan persoalan-persoalan kehidupan manusia yang tengah dihadapinya atau diprediksi dihadapi pada masa mendatang. Kedua , sebagai sarana untuk membangun peradaban manusia, melampaui masalah-masalah yang dihadapinya. [1]

Resume Buku Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum

Gambar
Judul                : Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Penulis             : Prof. Dr. H. Oemar Hamalik Tebal                 : 276 halaman Ukuran              : 15,5 x 24 cm Jenis kertas       : HVS 70 gram Penerbit            : PT REMAJA ROSDAKARYA Kota                 : Bandung Cetakan            : Keenam Tahun               : Maret 2016 Harga               : Rp 58.800

Pembelajaran Fiqih-Materi Gadai

Gambar
1.1. Latar Belakang Dalam syari’at bermuamalah, seseorang tidaklah selamanya mampu melaksanakan syari’at tersebut secara tunai dan lancar sesuai dengan syari’at yang ditentukan. Ada kalanya ketika sedang dalam perjalanan jauh seseorang kehabisan bekal, sedangkan orang tersebut tidaklah mungkin kembali ke tempat tinggalnya untuk mengambil perbekalan demi perjalanan selanjutnya. Selain itu, keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, cenderung membuat mereka untuk saling bertransaksi walaupun dengan berbagai kendala, misalnya saja kekurangan modal, tenaga dan sebagainya. Maka dari itu, dalam Islam diberlakukan syari’at gadai.

Pembelajaran Kolaboratif

Gambar
  A. Pengertian     Model pembelajaran kolaboratif merupakan salah satu model “Student-Centered Learning” (SLC). Pada model ini, peserta belajar dituntut untuk berperan secara aktif dalam bentuk belajar bersama atau berkelompok. Gokhale mendefinisikan bahwa “collaborative learning” mengacu pada metode pengajaran dimana siswa dalam satu kelompok yang bervariasi tingkat kecakapannya bekerjasama dalam kelompok kecil yang mengarah pada tujuan bersama. Pengertian kolaborasi sendiri yaitu: a.        Keohane berpendapat bahwa kolaborasi adalah bekerja bersama dengan yang lain, kerja sama, bekerja dalam b a gian satu t i m, dan bercampur dalam satu kelompok menuju keberhasilan bersama.

Asal Mula Kota Cirebon

Gambar
Asal kota Cirebon ialah pada abad ke 14 di pantai utara Jawa Barat ada desa nelayan kecil yang bernama Muara Jati yang terletak di lereng bukit Amparan Jati. Muara Jati adalah pelabuhan nelayan kecil. Penguasa kerajaan Galuh yang ibukotanya Raja Galuh menempatkan seorang sebagai pengurus pelabuhan atau syahbandar Ki Gedeng Tapa. Pelabuhan Muara Jati banyak di singgahi kapal-kapal dagang dari luar di antaranya kapal Cina yang dating untuk berniaga dengan penduduk setempat, yang diperdagangkannya adalah garam, hasil pertanian dan terasi. Kemudian Ki Gendeng Alang-alang mendirikan sebuah pemukiman di Lemahwungkuk yang letaknya kurang lebih 5 km, ke arah Selatan dari Muara Jati. Karena banyak saudagar dan pedang asing juga dari daerah-daerah lain yang bermukim dan menetap maka daerah itu di namakan Caruban yang berarti campuran kemudian berganti Cerbon kemudian menjadi Cirebon hingga sekarang.