Anatomi dan Klasifikasi Ayat-Ayat Al-Qur’an



Al-Qur’an adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. dengan perantara malaikat Jibril sebagai mu’jizat. Al-Qur’an adalah sumber ilmu bagi kaum muslimin yang merupakan dasar-dasar hukum yang mencakup segala hal.

“Kami turunkan kepadamu Al-Kitab untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Nahl : 89).


Mempelajari al-Qur’an bukan saja akan menambah ilmu, memperluas pandangan dan pengetahuan, tapi juga menghadirkan beragam perspektif dan selalu menemui hal-hal baru bagi mereka yang menggelutinya.

Lebih jauh lagi, mendalami al-Qur’an akan semakin menambah keyakinan kepada al-Qur’an juga Allah SWT. 
 
Pengertian Al-Qur’an

Menurut bahasa, kata “al-Qur’an” merupakan bentuk mashdar yang maknanya sama dengan  kata “qira’ah” yaitu bacaan. Bentuk mashdar ini berasal dari fi’il madhi “qoro’a” yang artinya  membaca.

Menurut istilah, “al-Qur’an” adalah firman Allah yang bersifat mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril, yang dimulai surah al-Fatihah dan diakhiri surah an-Nas, yang dinukil dengan jalan mutawatir dan yang membacanya merupakan ibadah.

Sedangkan al-Qur’an” menurut ulama ushul, fiqih, dan ulama bahasa adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang lafazh-lafazhnya mengandung mukjizat, membacanya mempunyai nilai ibadah, yang diturunkan secara mutawatir, dan yang ditulis pada mushaf, mulai dari surat al-Fatihah sampai surat an-Nas.[1]  

Nama-nama al-Qur’an

Menurut Jasiman (2010) diantara nama lain al-Qur’an adalah sebagai berikut: (1) al-Kitab, (2) al-Huda, (3) al-Furqaan, (4) ar-Rahmah, (5) an-Nuur, (6) asy-Syifaa’, (7) al-haq, (8) al-Bayan, (9) al-Mau’izhah, (10) adz-Dzikr.

Selain itu, sebagaian ulama mengatakan bahwa nama lain al-Qur’an yaitu al-Furqon, adz- Dzkiri, al-Mauidzhoh,  as- Syifa, al-Hukm al-Hikmah, al-Huda, al-Bashair, al-Balagh, al-Qaul, at- Tanzil, ar-Rahman, ar-Ruh, al-Bayan, al-Kalam, al-Busyro, an-Nur, an-Naq, al-Basyah, al-Mauidhzoh, al-Karim, al-Khoir, al-Habuyullah, al-Burhan, al-Mubarok, an-Nazir, al-Majid Mulia, al-Muhaimin, al-Hakim, al-Kitab.

Anatomi al-Qur’an

Ada beberapa istilah yang dapat dikategorikan sebagai anatomi al-Qur’an seperti surat, ayat, juz dan ruku’. 

Pertama, Surat

Kata surat atau surah di dalam al-Qur’an secara etimologi adalah al-‘uluw wa al-makanah al-rafi’ah, artinya ketinggian atau derajat yang tinggi. Maka kata itu digunakan untuk pengistilahan ‘surat’ karena ia adalah kumpulan dari kalam Allah yang memiliki derajat dan kedudukan yang tinggi dan mulia.[2]

Adapun di dalam buku al-Musthalahat al-Islamiyyah karya Sayyid Murtadha al-Askary, surat secara etimologi berasal dari kata sur dalam prasa sur al-madinah atau dinding kota. Maka dari itu istilah tersebut digunakan di dalam al-Qur’an karena ia mencakupi ayat-ayat sebagaimana dinding kota mengelilingi isi kota seperti rumah, toko-toko dan lain sebagainya.[3]

Adapun surah secara istilah adalah bagian dari al-Qur’an yang diawali dengan lafadz basmalah selain surat al-Bara’ah. Di dalamnya ia meliputi ayat-ayat. Adapun antara satu surat dengan surat lainnya memilki jumlah ayat yang belum tentu sama. Surat yang paling pendek adalah surat al-Kautsar dan yang paling panjang adalah al-Baqarah. Atau dapat juga dikatakan bahwa surat adalah kumpulan dari ayat-ayat Qur’an yang memiliki permulaan dan akhiran.

Kedua, Ayat

Secara etimologi, ayat yang disepakati oleh umumnya para ulama dan ahli bahasa bermakna tanda atau ‘alamat yang jelas dari sesuatu yang sensible, dan penunjuk kepada maksud yang rasional.

Sedangkan menurut Ar-Raghib al-Isfahani di dalam Mufradat-nya, ayat adalah tanda yang jelas. Selain itu kata surat itu sendiri di dalam al-Qur’an juga digunakan dalam berbagai makna; seperti mukjizat, alamat, penunjuk, keterangan, pelajaran (‘ibrah) dan bagian dari surat itu sendiri.[4]

Adapun ayat secara istilah adalah satu kalimat (baca: kata) atau lebih yang memiliki pemisah atau fashl antara sebelum dan sesudahnya, dan ia adalah konten dari surat tertentu. Ayat juga dapat didefinisikan sebagai sejumlah kalam Allah yang tersusun di dalam suatu surat di dalam al-Qur’an.

Ketiga, Juz

Di dalam al-Qur’an terdapat apa yang dinamai Juz sebagai pembagian al-Qur’an berdasarkan pembagian yang khusus. Juz adalah pembagian al-Quran yang masing-masing memiliki panjang ayat yang sama. Pembagian ini tidak memiliki hubungan tertentu dengan subjek atau pembahasan tertentu. Jumlah juz dalam al-Qur’an adalah 30 juz.   

Keempat, Ruku’

Di dalam satu surat terbagi lagi menjadi beberapa pembahasan tertentu, atau bisa jadi ia hanya membahas satu hal saja, ini  biasanya terjadi dalam surat-surat pendek. Nah, pembagian kepada sub pembahasan itu biasa disebut dengan ruku’. Di dalam rasm Utsmani biasanya suatu pembahasan khusus ini ditandai dengan huruf ‘Ain di atas fashl.

Makkiyah-Madaniyah Al-Qur’an

Imam Az-Zarkasyi dalam al-Burhan fi Ulum al-Qur'an telah menyebutkan tiga variabel definisi mengenai makkiyah dan madaniyah, yaitu:

Pertama, definisi berkonotasi tempat, bahwa makkiyah adalah unit wahyu yang diturunkan di Mekah, dan madaniyah adalaha unit wahyu yang diturunkan di Madinah.

Kedua, definisi berkonotasi periode waktu, bahwa makkiyah adalah unit wahyu yang diturunkan sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Dan madaniyah adalah unit wahyu yang diturunkan setelah hijrah.

Ketiga, definisi berkonotasi objek wahyu, atau kepada siapa khitabnya ditujukan. Maka makkiyah adalah unit wahyu yang dikhitabkan kepada penduduk Mekah, sedangkan madaniyah adalah unit wahyu yang dikhitabkan kepada penduduk Madinah.

Secara sepintas dapat dijelaskan bahwa ayat makkiyyah adalah ayat–ayat yang diturunkan di Makah selama 12 tahun 5 bulan 13 hari, terhitung sejak tanggal 17 Ramadhan tahun ke–14 dari kelahiran Nabi (6 Agustus 610 M)  sampai tanggal 1 Robbi’ul Awwal tahun ke–54 dari kelahiran Nabi, sedangkan ayat–ayat madaniyyah adalah ayat–ayat yang di turunkan sesudah Nabi Muhammad SAW melakukan Hijrah ke Madinah selama 9 tahun 9 bulan 9 hari, terhitung sejak Nabi Hijrah ke Madinah sampai tanggal 9 Dzulhijjah tahun 63 dari tahun kelahiran Nabi.

Makkiyah sendiri memiliki ciri khusus yaitu:
  1. Di dalamnya terdapat ayat sajdah. Tetapi versi lain menyebutkan bahwa ada perkecualian, yakni untuk surat Maryam ayat 98, ar-Ra’d:15, dan al-Hajj ayat 18 dan 77.
  2. Ayat-ayatnya dimulai dengan kata kalla.
  3. Dimulai dengan ungkapan yaa ayyuhan an-naas dan tidak ada ayat yang dimulai dengan ungkapan yaa ayyuhan al-ladziina, kecuali dalam surat Al-Hajj (22), karena di penghujung surat itu terdapat sebuah ayat yang dimulai dengan ungkapan yaa ayyuha al-ladziina.
  4. Ayat-ayatnya mengandung tema kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu, kecuali surat al-Baqarah.
  5. Mayoritas mengandung seruan tauhid, pokok-pokok keimanan kepada Allah Swt., Hari Kiamat, penggambaran keadaan surga dan neraka, soal-soal azab, pahala dan nikmat, kebaikan dan kejahatan.
  6. Kebanyakan menyeru kepada manusia untuk berperangai mulia dan berjalan di atas rel kebenaran, serta urusan-urusan kebajikan dan keluhuran lainnya.
  7. Ayat-ayatnya dimulai dengan huruf-huruf terpotong-potong (huruf at-tahajji) seperti alif lam mim dan sebagainya, kecuali surat al-Baqarah (2) dan Ali ‘Imran (3).
     
      Adapun madaniyah memiliki ciri khusus yaitu:
  1. Mengandung ketentuan-ketentuan farai’dh, hadd dan berbagai hukum muamalat serta sosial lainnya.
  2. Mengandung sindiran-sindiran terhadapa kaum munafik kecuali surat al-Ankabut.
  3. Mengandung uraian tentang perdebatan dengan ahli kitab.

Berikut merupakan surat-surat yang tergolong makkiyah, yaitu: al-Fatihah, al-An’aam, al-A’raaf, Yunus,Huud, Yusuf, Ibrahim, al-Hijr, an-Nahl, al-Isroo’, al-Kahfi, Maryam, Thaha, al-Anbiya’, al-Mu’minuun, al-Furqaan, asy-Syu’aro’, an-Naml, al-Qashash, al-Ankabuut, ar-Ruum, Luqman, as-Sajdah, Sabaa, al-Faathir, Yaasiin, ash-Shaffaat, Shaad, az-Zumar, Ghaafir, Fushshilat, asy-Syuuroo, az-Zukhruf, ad-Dukhoon, al-Jaatsiyah, al-Ahqaaf, Qaaf, adz-Dzaariyaat, ath-Thuur, an-Najm, al-Qamar, al-Waaqi’ah, al-Mulk, al-Qalam, al-Haaqqah, al-Ma’aarij, Nuuh, al-Jin, al-Muzzammil, al-Muddatstsir, al-Qiyaamah, al-Muraasalaat, an-Naba’, an-Naazi’aat, Abasa, at-Takwiir, al-Infithaar, al-Muthaffifiin, al-Insyiqaaq, al-Buruuj, ath-Thaariq, al-A’laa, al-Ghaasyiyah, al-Fajr, al-Balad, asy-Syams, al-Lail, adh-Dhuhaa, al-’Ashr, at-Tiyn, al-’Alaq, al-Qadr, al-’Aadiyaat, al-Qaari’ah, at-Takatsur, al-Ashr, al-Humazah, al-Fiil, Quraisy, al-Maa’uun, al-Kautsar, al-Kaafiruun, al-Masad, al-Ikhlaash, al-Falaq, an-Naas.

Adapun surat-surat yang tergolong maddaniyah yaitu : al-Baqarah, Ali ‘Imran, an-Nisaa’, al-Maa`idah, al-Anfaal, at-Taubah, ar-Ra’d, al-Hajj, an-Nuur, al-Ahzaab, Muhammad, al-Fath, al-Hujuroot, ar-Rahman, al-Hadiid, al-Mujaadalah, al-Hasyr, al-Mumtahanah, ash-Shaf, al-Jumu’ah, al-Munaafiquun, at-Taghaabun, ath-Thalaaq, at-Tahriim, al-Insaan, al-Bayyinah, al-Zalzalah, an-Nashr.

Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa Ulumul Qur’an adalah kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan al-Qur’an yang mempunyai ruang lingkup pembahasan yang sangat luas. Al-Qur’an sendiripun memiliki pengertian, nama-nama, anatomi dan klasifikasi sesuai masa turunnya seperti makkiyah dan madaniyah. Semua itu merupakan bukti nyata bahwa al-Qur’an sangat terbuka untuk dikaji dan dipahami oleh umat manusia dalam berbagai latar keilmuannya. 

Daftar Pustaka

Ahmad Syadali, ‘Ulumul Qur’an I. Cet. I, Bandung: Pustaka Setia, 1997.
Manna Khalil Al-Qattan, Pengantar Studi Ilmu Al- Qur’an, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005.
http://mugnisulaeman.blogspot.com/2013/03/makalah-makkiyah-dan-madaniyah_24.html, diunduh pada Ahad 19 Oktober 2014 pukul 15.50 WIB. 


Oleh: Syamsudin Kadir—Direktur Eksekutif Penerbit Mitra Pemuda.




[1] Ahmad Syadali, ‘Ulumul Qur’an  I (Cet. I, Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 11
[2] Sumber: http://assajjaad.wordpress.com/2013/10/31/anatomi-al-quran/ diunduh pada Ahad 19 Oktober 2014 pukul 15.40 WIB.  
[3] Ibid.  
[4] Ibid.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok