Pentingnya Pendidikan dari Masa ke Masa


Tema pendidikan agaknya senantiasa seksi dan mempesona untuk dibahas. Dari pusat pemerintah, kelas menengah, sampai warung kopi, sepertinya terus tertarik membincangkan pendidikan. Ada yang bernada optimis, namun ada pula yang bernuansa pesimis. Ihwal pendidikan dan dinamikanya selalu menjadi bahan pembicaraan yang muncul di segala musim, sepanjang waktu.

Syahdan, tak ingin ketinggalan, Penggiat Literasi sekaligus Pendidikan, Syamsudin Kadir, rupanya hasratnya terangsang juga mendiskusikan tentang pendidikan dengan segala dinamika atau pernak-perniknya. Buku barunya yang bertajuk "Pendidikan Mencerahkan dan Mencerdaskan Bangsa (Kado untuk Para Orang Tua dan Penggiat Pendidikan di Seluruh Indonesia)" merupakan bunga rampai artikelnya terkait pendidikan, yang beberapa tahun terakhir muncul dalam sejumlah media dan forum. Ia tulis selama bergaul, berinteraksi, serta bergulat di dunia literasi dan pendidikan.


Bang Kadir, demikian kerap disapa, yang juga memiliki tiga anak (Azka Syakira, Bukhari Muhtadin dan almarhumah Tsmarah Walidah) dan istri (almarhumah Uum Heroyati) seorang guru senantiasa membuat catatan refleksi tentang apa yang terjadi  di dunia pendidikan dan seputar pendidikan. Seraya, ia juga memberikan pandangan tentang bagaimana membangun pendidikan atau lingkungan pendidikan yang ideal dan bermaslahat.

Membaca buku Bang Kadir serasa membaca buku Daoed Joesoep, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era Orde Baru. Keduanya eksis di zaman yang berbeda, namun punya semangat yang sama, yakni produktif menulis artikel tentang pendidikan yang sangat bagus, kritis, berisi, serta memberikan inspirasi dan sumbangsih bagi khazanah dan praktik pendidikan di negeri ini.

Artikel atau pikiran-pikiran menyangkut pendidikan sampai kapanpun akan tetap relevan. Karena pendidikan pada hakekatnya adalah kebutuhan mendasar bagi manusia. Dengan pendidikan, kita dibimbing dan dibentuk karakternya menjadi pribadi yang cerdas, peduli, punya skill, kreatif, pekerja keras, serta berintegritas.

Pendidikan sendiri bukan sekedar di sekolah, tapi juga di rumah atau keluarga dan masyarakat dengan keragaman kultur, tradisi atau budayanya yang memiliki kandungan, konotasi atau terkait dengan pendidikan. Dengan proses pendidikan, dimana guru sebagai elemen utama, manusia, atau peserta didik diharapkan bisa atau mampu mendayagunakan potensi yang ada dalam dirinya.

Orang tua perlu memberikan pendidikan bagi anaknya di rumah atau keluarga. Orang tua wajib mengenal bakat atau skill anaknya. Lalu kudu membantu guna mengembangkannya. Tentu saja boleh dengan memakai pelatih atau mentor.

Buku ini sangat cocok bagi pemandu kebijakan publik, pakar, peneliti, siswa/ mahasiswa, tenaga pendidik, serta pemangku kepentingan pendidikan lainnya, guna memperoleh ilmu pengetahuan ihwal bagaimana sistem pelaksanaan pendidikan yang baik dan bermanfaat untuk semuanya, sebagai modal kemajuan masyarakat dan bangsa.

Serta di saat sekarang sedang musim kampanye Pilpres dan Pileg, para calon cocok membaca buku ini agar mendapat pandangan awal mengenai bagaimana apa-apa saja yang mesti disajikan sebagai visi dalam pembangunan pendidikan yang cocok ditawarkan kepada para pemilih.

Harus jujur diakui, isu-isu tentang pendidikan adalah yang paling menarik nan sensitif untuk dibahas di tengah-tengah kita. Para calon, pemerintah, dan Pemda selalu saja menghadapi dan membahas isu ini. Karena itu, sangatlah penting untuk memperoleh referensi yang benar mengenai isu pendidikan.

Serta bagi umat beragama, buku ini cocok sebagai pedoman dan ilmu pengetahuan tentang bagaimana membangun kemajuan umat dengan basis pendidikan.

Pendidikan, ekonomi, dan sains adalah basis untuk umat merajut kemajuan. Saatnya umat maju dalam bidang pendidikan, ekonomi, serta sains.

Penulis belasan buku ini mencontohkan Muhammadiyah sebagai organisasi yang sukses membangun kemajuan umat dengan dasar pendidikan. Sebagaimana jamak diketahui, Muhammadiyah punya sekolah dan perguruan tinggi begitu banyak nan mewah, serta sistem pendidikannya bagus. Sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah tersebar dari ujung Sumatra hingga Papua, bahkan melebarkan sayapnya di beberapa negara dan benua.

Kabar teranyar, Muhammadiyah telah mebeli lahan di Australia untuk dibuatkan sekolah. Di samping beberapa Negara lainnya.

Di banyak tempat, lembaga pendidikan Muhammadiyah mendapat apresiasi dan diminati oleh banyak kalangan, termasuk non muslim. Umat pantas belajar maju dari Muhammadiyah.

Akhirnya, seperti makna dari cover utama buku ini yang menggambarkan anak-anak yang bahagia dan berpotensi karena arahan pendidikan, semoga buku ini memberikan secercah cahaya optimisme dan inspirasi untuk bangsa ini agar membangun pendidikan yang mencerahkan dan mencerdaskan. []  

Verry Wahyudi,

Pemerhati Politik dan Ekonomi;

Sarjana Administrasi Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok