IKHTIAR MENJADI PENDIDIK HEBAT


SALAH satu kunci penting pendidikan selain kurikulum dan sarana prasarana adalah pendidik. Pendidik memiliki peran strategis karena merekalah yang berhubungan langsung dangan peserta didik, mahasiswa dan anak. Bisa dikatakan sebagian besar waktu pendidik bersama dengan mereka. 

Selama ini pendidik selalu disematkan pada guru. Karena dipahami bahwa para gurulah yang mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan atau pelajaran kepada peserta didik. Anak pun mengenal abjad karena jasa para guru. Keteladanan guru pun kerap mempengaruhi peserta didik dalam menjalani kehidupannya kelak. Dengan demikian sangat wajar bila guru akrab juga dinamai sebagai pendidik. 

Kalau ditelisik secara mendalam, pendidik pada dasarnya bukan saja guru di sekolah, ustaz di madrasah atau dosen di perguruan tinggi saja. Orangtua anak di rumah juga merupakan pendidik. Bahkan bila ditelisik lebih mendalam lagi dari berbagai perspektif, peran dan tanggungjawab orangtua sangat penting. Orangtua adalah pendidik pertama dan utama bagi anak di keluarga. 

Namun demikian kita tidak perlu terjebak dalam dinamika wacana seputar mana yang pertama dan utama sebagai pendidik. Karena semua pendapat berpegang pada dasar dan basis argumentasi yang sama-sama kuat dan bisa dipertanggungjawabkan. Satu hal yang pasti bahwa guru, dosen dan orangtua anak adalah pendidik bagi generasi pelanjut bangsa. 

Menjadi pendidik yang layak ditiru adalah harapan bagi siapapun. Ya bagi kita semua. Baik sebagai pengelola pendidikan maupun pengajar seperti guru dan dosen, termasuk orangtua. Kunci sukses pendidikan adalah keteladanan, kebiasaan dan pengulangan. Ketiga hal ini mesti menjadi perhatian para pendidik. Sebab ketiganya sangat berpengaruh bagi karakter dan kepribadian anak. Bahkan dalam upaya sebuah bangsa dalam melahirkan generasi unggul. 

Tantangan dunia pendidikan membuat semua pihak terdesak untuk menegaskan kembali peran dan tanggungjawab mereka yang bernyawa pendidik seperti yang disebutkan di awal. Menjadi pendidik hebatpun bukan saja perlu tapi juga mendesak. Bukan saja pengetahuan dan jenjang akademiknya yang perlu diperhatikan tapi juga akhlak dan karyanya. 

Salah satu yang bisa kita lakukan agar menjadi pendidik yang layak digugu dan ditiru atau dalam bahasa saya menjadi pendidik hebat adalah mengetahui ciri dan langkah-langkah agar memiliki karakter penunjangnya. Salah satunya adalah dengan membaca buku-buku terkait, sehingga kita pun terdesak dan termotivasi untuk memantaskan diri menjadi pendidik hebat sebagaimana mestinya. 

Saya baru saja menulis buku berjudul "Menjadi Pendidik Hebat" yang diikhtiarkan untuk membantu siapapun dalam membangun kapasitas semacam itu. Buku setebal 160 halaman ini saya tulis secara keroyokan dengan istri saya Eni Suhaeni dan senior atau pembimbing kami Ibu Dr. Maemunah. Buku ini diterbitkan oleh penerbit Zahir Publishing, Yogjakarta pada Oktober 2020 lalu. 

Buku ini merupakan antologi tulisan saya dan dua penulis tersebut yang pernah dimuat di berbagai media cetak dan media online beberapa bulan terakhir, yang hampir semuanya bertema pendidikan, termasuk secara khusus memuat tulisan seputar pendidik: guru, dosen dan orangtua. 

Diantara poin penting yang dibahas adalah tentang pentingnya keteladanan, dampak pembiasaan dan manfaat pengulangan. Ketiga hal ini bisa dilakukan oleh siapapun pendidiknya, baik guru dan dosen maupun orangtua. Hal ini menjadi penting sebab ketiganya terlihat spele, namun pelaksanaannya sangat berat. 

Adalah Bapak Mohammad Natsir atau Pak Natsir pernah menyampaikan pesan penting dalam sebuah ungkapan beliau yang sangat mashur di kalangan pendidik. Beliau mengatakan, "Suatu bangsa tidak akan maju, sebelum ada diantara bangsa itu segolongan pendidik yang suka berkorban untuk keperluan bangsanya". 

Ungkapan sekaligus pesan Perdana Menteri Indonesia Ke-5 ini tentu menjadi alaram bagi kita betapa pentingnya pendidik. Tentu yang maksud adalah pendidik yang memiliki integritas, yang berkorban banyak hal, yang memiliki standar kualitas tertentu, atau dalam konteks buku ini sosok pendidik hebat. 

Saya tentu bukan contoh yang ideal sebagai pendidik yang hebat. Ada banyak pendidik hebat di luar sana bahkan dalam sejarah yang bisa kuta baca dan dalami sejarah mereka bahkan patut kita contoh. Karena itu, melalui buku ini saya dan dua penulis lainnya hanya berbagi perspektif, sehingga siapapun bisa membacanya untuk menambah perspektif yang sudah ada. Akhirnya, selamat membaca dan semoga bukunya bermanfaat! (*) 


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis buku "Menjadi Pendidik Hebat", Pusat informasi 085797644300.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah