Air Mata Hidayah Ruben Onsu
Sosok periang yang lahir di Jakarta pada Senin 15 Agustus 1983 silam ini mengaku keputusan ini diambil setelah ia mempertimbangkannya selama bertahun-tahun. Bukan keputusan tiba-tiba atau dipaksa oleh siapapun. Hal tersebut diketahui langsung melalui video yang diunggah oleh Ruben di akun Instagram pribadinya. Pada postingan itu, Ruben menceritakan perjalanannya menjadi mualaf dan menemukan ketenangan.
“Pikiran yang berputar dalam kepalaku sering kali membuatku ingin menyerah. Di antara kebingunganku, ada satu perasaan yang perlahan muncul. Sebuah perasaan bahwa mungkin jawaban itu lebih sederhana dari yang aku kira,” ujar Ruben, dikutip dari laman Instagram@ruben_onsu, pada Senin 31 Maret 2025.
Baginya, pilihan untuk memeluk Islam bukanlah perjalanan mudah. Ada banyak tantangan yang ia terima, baik dari luar maupun dari dirinya sendiri. Namun tantangan terberat adalah dari dirinya sendiri. Bagaimana pun, proses untuk memilih jalan baru pasti dilalui melalui dialog dalam dirinya sendiri. Tapi bagaimana pun kondisinya, jalan ini harus ia pilih. Walau sudah ia pikirkan bertahun-tahun, namun ia sangat yakin bahwa pada pilihan ini ia temukan ketenangan sejati.
Ruben sadar betul bahwa ini adalah soal keyakinan yang sifatnya sangat privat. Hatinya telah menemukan apa yang ia cari selama ini. Ia pun mengaku bakal terus meresapi setiap doa dan sujud yang ia lakukan kini dan nanti. Setiap shalat yang ditunaikan diharapkan bukan sekadar gerakan, tapi juga penghubung hatinya pada Sang Penciptanya. Hal ini kata dia, menjadi penegas bahwa menemukan jalan baru bukan tiba-tiba begitu saja, ada Zat Yang Maha Kuat yang membimbingnya.
Jalan hidayah itu, kata dia, harus dijemput, bukan ditunggu. Jalan hidayah artinya jalan yang diperoleh melalui proses pencarian yang panjang dan tanpa pemaksaan dari siapapun. Sebagai mualaf, ia menyadari dirinya masih pemula sehingga belum paham tentang berbagai inti ajaran bahkan hal-hal sederhana dalam Islam. Namun ia yakin dan percaya suatu saat Allah akan menghadirkan keajaiban baru lagi untuknya. Karena itulah ia bakal terus belajar kepada mereka yang memahami ajaran Islam.
Meski ini pilihan berat, namun ia sangat percaya bahwa ini adalah pilihan yang terbaik bagi dirinya juga perjalanan hidupnya ke depan. Ia pun berharap dapat menjadi muslim yang istiqomah, selalu tekun, dan konsisten dalam menjalani ibadah sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya serta diwariskan oleh para ulama yang soleh. Air mata yang menyertai pilihan barunya ini adalah air mata hidayah yang mendamaikan hati dan pikirannya yang selama ini ditimpa galau tak berkesudahan.
Sosok pemeran, penyanyi, komedian, presenter dan pengusaha sukses ini sendiri hanya lulusan SMA, bukan lulusan perguruan tinggi yang mewah dn ternama. Walau begitu, pengalaman menjadi cleaning service telah membuatnya bangkit bahkan sukses meniti berbagai karier juga bisnis. Ia pun sukses membantu sekitar 3.600 orang sebagai karyawan yang bekerja di berbagai unit usaha atau bisnisnya. Bahkan tak sedikit diantar mereka yang ia biayai untuk beribadah umrah ke tanah suci dan memberi modal usaha.
Baginya, apa yang ia pilih kini benar-benar mendamaikan hati dan pikirannya. Walau air mata menyertai dirinya saat bersyahadat, namun ini adalah jati dirinya yang sejati. Ia kembali kepada fitrahnya yang suci. "Ini bukan hanya kewajiban, tapi ini momen untuk menemukan kedamaian yang selama ini aku cari. Air mata ini tak bisa ku bendung. Bukan karena kesedihan, tapi karena aku merasa ada kedamaian yang selama ini hilang di hadapan-Nya. Aku menemukan jati diriku. Ya Allah ya Tuhanku, terimalah sujudku,” ungkapnya. (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Belasan Buku Biografi Pengusaha, Politisi dan Artis
Komentar
Posting Komentar