MENANTI APRESIASI RIL PEMKOT CIREBON DAN PEMDA MANGGARAI BARAT KEPADA BUKU SEBAGAI PRODUK LITERASI


Alhamdulillah saya turut haru dan bangga karena Wakil Walikota Cirebon Dra. Hj. Eti Herawati dan Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Cirebon Drs. H. Jaja Sulaeman, M.Pd sudah memiliki dan tentu saja bakal membaca buku saya yang berjudul "Selamat Datang Di Manggarai Barat". 

Kedua pejabat penting di Kota Cirebon ini sangat mengapresiasi buku setebal 200 halaman yang terbit pada November 2019 silam ini. Bahkan keduanya mendukung aktivitas saya yang kini sedang menggarap naskah buku baru yang membahas tentang Cirebon. Tepatnya tentang destinasi wisata Kota Cirebon. 

Naskah buku bergenre destinasi ini sudah ada dan menjelang tuntas. Tinggal penyesuaian kata, data dan foto saja. Buku ini rencananya akan terbit pada akhir Oktober 2020. Ini hanyalah salah satu apresiasi saya atas keunikan dan keunggulan Kota Cirebon yang sudah saya cumbui sejak 7 Oktober 2010 silam hingga kini. 

Itulah sedikit inspirasi yang saya peroleh hari ini. Ya hari ini Jumat 11 September 2020 pukul 15.00 hingga 17.30 WIB saya bersama kedua anak saya Azka Syakira dan Bukhari Muhtadin menghadiri acara Literasi di sekitaran Graha Pena Radar Cirebon. Acara semacam ini tentu saja acara yang menambah semangat saya dalam menekuni dunia literasi, terutama dunia kepenulisan. 

Talkshow bertema "Kebangkitan Literasi Kreatif" ini menghadirkan tiga pembicara sebagai narasumber, yaitu Hj. Eti Herawati selaku Wakil Walikota Cirebon sekaligus sebagai Bunda Literasi, Drs. H. Jaja Sulaeman, M.Pd selaku Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Cirebon, dan Yanto S Utomo (Mas Yanto) selalu CEO Radar Cirebon Group. 

Poin sederhana yang saya tangkap dari pertemuan yang diselenggarakan para penggiat literasi bekerjasama dengan Radar Cirebon Group ini adalah bahwa literasi bukan sekadar baca dan tulis tapi juga literasi yang punya dampak bagi sektor ekonomi. Di sini kuncinya adakah kreatifitas dan keberanian sehingga punya karya yang produktif. 

Acara semacam ini diharapkan tak berhenti sampai di sini. Ia mesti dilanjutkan dengan kegiatan yang semakin kreatif sehingga benar-benar bisa ditindaklanjuti dalam bentuk karya yang ril dan bermanfaat bagi banyak orang. Sudah saatnya literasi bertransformasi dari sekadar kumpul-kumpul menjadi kumpul-karya. Sehingga standar evaluasi dan indikator suksesnya terukur.  

Dengan begitu, ke depan bila ada pertemuan apapun, pertanyaan yang menjadi pembuka pertemuan atau isi obrolan adalah "Ini karyaku, mana karyamu?", "Ini bukuku, mana bukumu?", dan masih banyak pertanyaan lainnya yang pada intinya semua orang berlomba menghadirkan karya, bukan obral kumpulan yang sekadar kumpul. 

Sebagai orang kampung, secara khusus saya berharap semoga Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat, Kepala Dinas di lingkungan OPD Se-Manggarai Barat serta seluruh anggota DPRD Manggarai Barat berkenan memiliki dan membaca buku "Selamat Datang Di Manggarai Barat" dan buku baru ini kelak. Kalau tak beli, saya bakal kasih alias memberi secara gratis. Asal satu saja: bukunya dibaca! 

Lebih khusus lagi saya ingin tahu juga bagaimana dan seperti apresiasi ril para pejabat di pemerintahan daerah, baik di Pemerintah Kota atau Pemkot Cirebon maupun di Pemerintah Daerah atau Pemda Kabupaten Manggarai Barat terhadap produk literasi seperti buku. 

Saya sengaja pertegas hal semacam ini karena di banyak momentum saya menghadiri berbagai forum yang sekadar acara formalitas. Biasanya hanya semangat di forum, kalau di luar forum tak ada tindak lanjut. Pidato ini itu kadang hanya ramai di forum, di luar forum nihil aksi ril. Semoga di Kota Cirebon dan Manggarai Barat tidak demikian adanya. 

Bahkan di daerah tertentu bisa dibilang, mereka yang punya karya tulis tak disapa. Jangan bicara soal apresiasi pemerintah daerah untuk para penulis, itu terlalu jauh; untuk menengok karya tulis pun kadang enggan. Padahal konon buku adalah jendela dunia. Tapi begitulah kenyataannya. Penulis seperti hidup dalam dunia yang sepi dukungan. Padahal bila mau jujur, apresiasi kepada penulis itu tidak akan menghancurkan atau mematikan perjalanan pemerintah sebuah daerah.   

Sekali lagi, saya ingin melihat kontribusi ril pemerintah daerah di Kota Cirebon dan Manggarai Barat bagi dunia kepenulisan, terutama bagi penulis buku yang terkait atau mengangkat potensi daerah, atau yang mengenalkan potensi dan keunggulan daerah. Sebab kalau sekadar senyum, siapapun bisa. Atau kalau sekadar pidato dan pamer kata-kata, para orator jalanan pun bisa! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis buku "Selamat Datang Di Manggarai Barat". Judul tulisan "MENANTI APRESIASI RIL PEMKOT CIREBON DAN PEMDA MANGGARAI BARAT KEPADA BUKU SEBAGAI PRODUK LITERASI". 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah