Resume Buku Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum


Judul                : Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum
Penulis             : Prof. Dr. H. Oemar Hamalik
Tebal                : 276 halaman
Ukuran             : 15,5 x 24 cm
Jenis kertas      : HVS 70 gram
Penerbit           : PT REMAJA ROSDAKARYA
Kota                : Bandung
Cetakan           : Keenam
Tahun              : Maret 2016
Harga              : Rp 58.800


BAGIAN SATU
PENDAHULUAN
BAB 1
PENGERTIAN, PERANAN, DAN FUNGSI KURIKULUM

1.      Dalam pandangan lama atau tradisional, merumuskan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid untuk memperoleh ijazah. (Halaman 3)
2.      Ada tiga pernan penting kurikulum yaitu:
a.       Peranan konservatif. Salah satu tanggung jawab kurikulum adalah mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial pada generasi muda.
b.      Peranan kritis (evaluatif). Kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan memberi penekanan pada unsur berpikir kritis.
c.       Peranan kreatif. Kurikulum menciptakan dan menyusun sesuatu hal yang baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa sekarang dan di masa mendatang. (Halaman 11)
3.      Alexander Inglis dalam bukunya Principle of Secondary Education (1918) mengatakan bahwa kurikulum berfungsi sebagai fungsi penyesuaian, fungsi integrasi, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan, dan fungsi diagnostik. (Halaman 13-14)

BAB 2
STUDI LAPANGAN KURIKULUM

1.      Faktor-faktor yang terkait dengan lapangan kurikulum:
1)      Organisasi kurikulum, adalah cara program sekolah, proses belajar, atau serangkaian pengalaman siswa yang direncanakan dan disusun secara struktur. (Halaman 22)
2)      Evaluasi kurikulum, berkaitan dengan perbaikan program yang berkelanjutan dan merupakan proses yang berkelanjutan. Evaluasi kurikulum tersebut merujuk pada proses yang mempertimbangkan kecukupan dan keefektifannya. 
3)      Kurikulum tersembunyi adalah kurikulum yang tidak direncanakan dan tidak termasuk ke dalam kurikulum sekolah, tetapi memiliki banyak hal penting bagi kehidupan siswa.
4)      Kurikulum luar sekolah adalah berbagai hal dari luar sekolah yang dapat dipelajari oleh siswa, misalnya yang bersumber dari berbagai media informasi (media cetak, elektronik, dan yang lainnya), peristiwa dalam struktur keluarga, serta hubungan sosial dalam masyarakat dan kelompok sosial lainnya.
5)      Perencanaan kurikulum adalah proses komprehensif ketika pihak yang terkait merumuskan tujuan dari pendidikan, bagaimana tujuan tersebut dilakukan melalui situasi mengajar dan belajar, dengan mempertimbangkan kepantasan dan keefektifan tujuan (ends) dan alat (means) belajar. (Halaman 23)
6)      Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik.
7)      Pembelajaran kurikulum, terutama berkenan dengan desain rencana situasi mengajar dan belajar yang nyata.  (Halaman 24)

BAB 3
PENDEKATAN STUDI KURIKULUM

1.      Secara teoritis, menurut perkembangannya studi tentang kurikulum dapat digolongkan ke dalam empat teori pendekatan, yaitu:
a.       Pendekatan mata pelajaran, bertitik tolak dari mata pelajaran seperti ilmu bumi, sejarah, ekonomi, ilmu biologi, ilmu kimia, ilmu alam, ilmu berhitung, ilmu aljabar, menyanyi, menggambar, olah raga, pekerjaan tangan, dan sebagainya. (Halaman 32)
b.      Pendekatan interdisipliner, kurikulum disusun dari berbagai studi seperti kurikulum IPS, IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, dan sebagainya. (Halaman 33)
c.       Pendekatan integratif,  bertitik tolak dari suatu keseluruhan atau kesatuan yang bermakna dan terstruktur. (Halaman 36)
d.      Pendekatan sistem. Sistem adalah suatu totalitas yang terdiri atas sejumlah komponen atau bagian. Komponen itu saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu komponen juga dapat merupakan sebuah subsistem dari suatu sistem. (Halaman 37)

BAB 4
BERBAGAI MASALAH KURIKULUM

1.      Dalam proses pengembangan kurikulum secara garis besar terdapat dua masalah besar, yaitu masalah umum dan masalah khusus.
a.       Masalah umum dikelompokan menjadi 8 kelompok, yaitu: bidang cakupan, relevansi, keseimbangan integrasi, sekuens, kontinuitas, dan kemampuan transfer. (Halaman 41)
b.      Masalah khusus, mencakup: (1) berbagai masalah yang berhubungan dengan tujuan dan hasil-hasil kurikulum yang diharapkan oleh sekolah, (2) berbagai masalah yang berhubungan dengan isi dan organisasi kurikulum, (3) masalah yang berhubungan dengan proses penyusunan dan revisi kurikulum. (Halaman 51) .

BAGIAN DUA
LANDASAN KURIKULUM
BAB 5
FALSAFAH

1.      Pada umumnya terdapat empat falsafah pendidikan yaitu:
a.       Rekonstruksime. Premis utama falsafah ini adalah menjadikan sekolah sebagai agen utama dalam perubahan sosial. (Halaman 62)
b.      Perenialisme. Premis falsafah ini menjelaskan bahwa pendidikan ideal adalah sebuah pendidikan yang ikut memperhatikan pengembangan pikiran. Perenialisme tidak dapat membuktikan sebuah filsafat yang menarik untuk sistem pendidikan. (Halaman 63)
c.       Esensialisme. Menurut esensialis, pendidikan bertujuan untuk menyebarkan budaya. (Halaman 63)  
d.      Progresifisme. Para progresifis mendorong sekolah agar menyediakan pelajaran bagi setiap individu yang berbeda, baik dalam mental, fisik, emosi, spiritual dan perbedaan sosial. (Halaman 64)   
2.      Pancasila mengandung nilai-nilai dan cita-cita yang menggambarkan manusia ideal yang dicita-citakan, sekaligus memberikan petunjuk atau tuntunan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari bagi setiap insan Indonesia. Oleh karena itu, sistem pendidikan nasional harus berdasarkan nilai-nilai dan cita-cita luhur tersebut. (Halaman 67)

BAB 6
KEMASYARAKATAN

1.      Pendidikan merupakan suatu proses sosial, karena berfungsi memasyarakatan anak didik melalui proses sosialisasi di dalam masyarakat tertentu.
2.      Anak-anak berasal dari masyarakat, dan mereka belajar bagaimana hidup dalam masyarakat. Karena itu, sekolah harus bekerjasama dengan masyarakat, termasuk dalam menyusun kurikulum mesti memperhatikan nilai, masalah, kebutuhan, dan tantangan kehidupan masyarakat. (Halaman 73)

BAB 7
KEBUDAYAAN

1.      Peradaban sinonim dengan kebudayaan, dalam artian kebudayaan yang telah mncapai taraf perkembangan yang tinggi. (Halaman 84)
2.      Kemajuan dari masyarakat yang telah berperadaban tinggi ditandai dengan tingginya tingkat intelektual, estetik, teknologi dan spiritual. (Halaman 84)
3.      Menurut Selo Sumarjan, kebudayaan adalah hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan; rasa meliputi jiwa manusia yang dieujudkan dalam norma-norma dan nilai-nilai; dan cipta merupakan pikiran orang-orang dalam hidup masyarakat. (Halaman 85)
4.      Empat unsur pokok kebudayaan, yaitu: alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuasaan politik. (Halaman 86)

BAB 8
PSIKOLOGI BELAJAR

1.      Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku akibat latihan dan pengalaman. (Halaman 106)
2.      Macam-macam teori belajar, yaitu: Psikologi daya, Teori mental state, Psikologi behaviorisme, Teori koneksionisme dan Psikologi gestalt (Halaman 107-109)
3.      Dalam penyusunan kurikulum perlu memperhatikan faktor-faktor berikut: Kegiatan belajar,  Latihan dan ulangan, Kepuasan dan kesenangan, Aosiasli dan transfer, Pengalaman masa lampau dan pengertian, Kesiapan dan kesediaan belajar, Minat dan usaha, Fisiologis, dan Integensia atau kecerdasan (Halaman 109-111)
4.      Syarat penyusunan kurikulum: a. Perencanaan kurikulum harus bersifat fleksibel (luwes) dan menyediakan suatu program yang luas guna pengembangan berbagai pengalaman belajar. b. Kurikulum harus dikembangkan berdasarkan latar belakang siswa dan keseluruhan lingkungannya. c. Pengembangan kurikulum hendaknya memberikan pengalaman yang serasi dengan kebutuhan penyesuain diri dan pengembangan kepribadian yang terintegrasi. d. Kurikulum disusu dan dilaksanakan dengan memperhatikan kesiapan para siswa, karena hal ini mempnegaruhi proses pendidikan. e. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum hendaknya memungkinkan partisipasi aktif dan tanggungjawab para siswa. f. Penyusunan kurikulum hendaknya terdiri atas init-unit yang luas dan menyeluruh, serta memadukan pola pengalaman yang bermakna dan bertujuan. g. Dalam proses penyusunan dan pelaksanaan kurikulum, hendaknya diberikan serangkaian pengalaman, yang melibatkan para guru dan siswa secara bersama. h. Peneyusunan kurikulum hendaknya diserta dengan kegiatan evaluasi, faktor penting yang mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. (Halaman 11-112)

BAB 9
PERKEMBANGAN SISWA

1.      Hasil pendidikan dan kemajuannya sudah tentu tidak sama untuk setiap siswa, karena adanya berbagai perbedaan individu, baik fisik, psikologis, maupun kondisi sosial budaya tempat mereka hidup. (Halaman 115)
2.      Para remaja (siswa) mengalami proses yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangannya, yakni proses secara berkelanjutan guna memuaskan kebutuhannya. (Halaman 118)
3.      Kebutuhan adalah kecenderungan permanen dalam diri seseorang yang menimbulkan dorongan dan kelakuan untuk mencapai tujuan tertentu. (Halaman 119)
4.      Prescoott mengklasifikasi kebutuhan ke dalam beberapa hal, yaitu: kebutuhan psikologis, kebutuhan sosial dan kebutuhan ego atau interaktif. (Halaman 119)
5.      Minat adalah indikator dari kebutuhan, kendatipun antara keduanya tidak senantiasa bersifat konsisten. Munculnya minat pada diri seseorang dapat pula disebabkan oleh pengaruh lingkungan atau lembaga sosial seperti keluarga, kelompok bermain, sekolah dan sebagainya. (Halaman 122)

BAGIAN TIGA
KONSTRUKSI KURIKULUM
BAB 10
PENGEMBANGAN TUJUAN PENDIDIKAN

1.      Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis secara bertanggung jawab. (Halaman 132)
2.      Kompetensi merupakan gambaran utuh dari perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur. (Halaman 132)

BAB 11
MODEL KURIKULUM

1.      Kurikulum dapat dikategorikan ke dalam empat kategori umum, yaitu, humanistik, rekonstruksi sosial, teknologi dan akademik.
2.      Konsepsi kurikulum adalah landasan dasar (fundamental) tentang apa yang kita pikirkan dan tindakan apa yang kita lakukan mengenai kurikulum,

BAB 12
ORGANISASI KURIKULUM

1.      Isi kurikulum terdiri atas bahan-bahan pengajaran dan berbagai pengalaman yang diperlukan dalam tercapainya tujuan pendidikan. 
2.      Kriteria perencanaan kurikulum menurut Caswell dan Campbell: a. Kegunaan isi kurikulum dalam menafsirkan, memahami dan menilai kehidupan yang kontemporer; b. Kegunaan isi kurikulum dalam memuaskan mi at dan kebutuhan para siswa; c.  Nilai isi kurikulum dalam mengembangkan kemampuan, sikap dan sebagaianya, yang dipandang bermanfaat dalam kehidupan orang dewasa; d. Isi kurikukulm hendaknya signifikan bagi bidang dala, pelajaran tertentu. (Halaman 154)
3.      Beberapa bentuk bentuk organisasi kurikulum: a. Kurikulum mata pelajaran. b. Kurikulum dengan mata pelajaran berkolaboras. c. Kurikulum bidang studi. d. Kurikulum terintegrasi. e. Kurikulum inti. (Halaman 155-158)

BAB 13
PERENCANAAN KURIKULUM

1.      Perencanaan kurikulum adalah suatu proses ketika peserta dalam banyak tingkatan membuat keputusan tentang tujuan belajar, cara mencapai tujuan tersebut melalui situasi mengajar-belajar, serta penelaahan keefektifan dan kebermaknaan metode tersebut. (Halaman 171)
2.      Prinsip perencanaan kurikulum: a. Perencanaan kurikulum berkenan dengan pengalaman-pengalaman para siswa. b. Perencanaan kurikulum dibuat berdasarkan berbagai keputusan tentang konten dan proses. c. Perencanaan kurikulum mengandung keputusan-keputusan tentang berbagai isu dan topik. d. Perencanaan kurikulum melibatkan banyak kelompok. e. Perencanaan kurikulum dilaksanakan pada berbagai tingkatan atau level. f. Perencanaan kurikulum adalah sebuah proses yang berkelanjutan.  (Halaman 172)    
3.      Komponen kurikulum mencakup: tujuan, konten, kegiatan atau aktivitas, sumber yang digunakan, dan instrumen evaluasi atau pengukuran. (Halaman 177)

BAB 14
PENGEMBANGAN KURIKULUM

1.      Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan sepesifik. (Halaman 183)
2.      Pengembangan kurikulum harus mengacu pada sebuah kerangka umum yang berisikan hal-hal berikut: asumsi, tujuan pengembangan kurikulum, penilaian kebutuhan, konten kurikulum, sumber materi kurikulum, implementasi kurikulum, evaluasi kurikulum, dan keadaan di masa mendatang. (Halaman 186-191)      

BAB 15
DESAIN PENGEMBANGAN KURIKULUM

1.      Desain kurikulum adalah pengembangan proses perencanaan, validasi, implementasi, dan evaluasi kurikulum. (Halaman 193)
2.      Desain kurikulum adalah rencana atau susunan dari unsur-unsur kurikulum yang terdiri atas tujuan, isi, pengalaman belajar, dan evaluasi. (Halaman 194)
3.      Kerangka kerja pengembangan kurikulum bertujuan untuk membuat proses, implementasi, dan pengawasan kurikulum agar lebih mudah dikelola. (Halaman 195)

BAGIAN EMPAT
PENGELOLAAN KURIKULUM
BAB 16
PERENCANAAN PENGAJARAN

1.      Perencanaan adalah proses menetapkan tujuan dan menyusun metode, atau dengan kata lain cara mencapai tujuan. (Halaman 213)
2.      Perencanaan bertujuan memberi pegangan bagi para pihak yang terkait mulai dari level makro (para pengambil kebijakan) sampai mikro (pelaskanaan) di lapangan agar mengetahui arah yang dituju untuk mengurangi dampak perubahan, mengurangi pemborosan dan kesia-siaan, serta menetapkan acuan untuk memudahkan pengawasan. (Halaman 214)



BAB 17
PIHAK-PIHAK TERKAIT DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

1.      Diantara pihak terkait dalam pengembangan kurikulum yaitu pakar-pakar ilmu pengetahuan, administrator pendidikan, guru, orangtua, dan siswa. (229-231)
2.      Peran guru dalam pengembangan kurikulum: pengelolaan administratif, pengelolaan konseling dan pengembangan kurikulum, guru sebagai tenaga profesi kependidikan, berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum, meningkatkan keberhasilan sistem isntruksional, pedekatam kurikulum,  meningkatkan pemahaman konsep diri, dan memupuk hubungan timbal baik yang harmonis dengan siswa. (Halaman 232-234)

BAB 18
IMPLEMENTASI KURIKULUM

1.      Implementasi kurikulum merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau suatu inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap. (Halaman 237)
2.      Implementasi kurikulum mencakup tiga pendekatan tiga kegiatan pokok, yaitu pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi. (Halaman 238)

BAB 19
EVALUASI KURIKULUM

1.      Evaluasi adalah perbuatan pertimbangan berdasarkan seperangkat kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan. (Halaman 253)
2.      Evaluasi adalah proses untuk menilai kinerja pelaksanaan suatu kurikuum. (Halaman 253)
3.      Prosedur strategi evaluasi: evaluasi kebutuhan dan feasibility, evaluasi masukan, evaluasi proses, dan evaluasi produk (Halaman 258-259)
4.      Komponen evaluasi: Penentuan garis besar evaluasi, pengumpulan informasi, organisasi informasi, analisa informasi, pelaporan informasi, adminitrasi evaluasi. (Halaman 260-261)
5.      Empat langkah evaluasi kurikulum: evaluasi awal, evaluasi formatif, evaluasi sumatif, dan evaluasi jangka panjang. (Halaman 261-262)

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

Kelebihan
1.      Buku ini membahas banyak tema seputar pengembangan kurikulum dari pengertian, faktor pengembangan, prinsip-prinsip dan hal teknis seputar pengembangan kurikulum.

Kekurangan
1.      Buku ini tidak mengangkat isu terkini seputar pengembangan kurikulum.

INTISARI BUKU

Pengembangan kurikulum merupakan proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan sepesifik. Kurikulum sendiri  memiliki peranan penting yaitu: Peranan konservatif, yaitu kurikulum bertanggung jawab mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial pada generasi muda; Peranan kritis (evaluatif), yaitu kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan memberi penekanan pada unsur berpikir kritis; dan Peranan kreatif yaitu kurikulum menciptakan dan menyusun sesuatu hal yang baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa sekarang dan di masa mendatang. Dari peranan tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum sangat dinamis dan fleksibel. Karena itu, ia sangat mungkin untuk mengalami perubahan atau pengembangan. Pengembangan kurikulum harus mengacu pada sebuah kerangka umum yang berisikan hal-hal berikut: asumsi, tujuan pengembangan kurikulum, penilaian kebutuhan, konten kurikulum, sumber materi kurikulum, implementasi kurikulum, evaluasi kurikulum, dan keadaan di masa mendatang.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok