Pembelajaran Kolaboratif
A. Pengertian
Model
pembelajaran kolaboratif merupakan salah satu model “Student-Centered Learning”
(SLC). Pada model ini, peserta belajar dituntut untuk berperan secara aktif
dalam bentuk belajar bersama atau berkelompok.
Gokhale
mendefinisikan bahwa “collaborative learning” mengacu pada metode
pengajaran dimana siswa dalam satu kelompok yang bervariasi tingkat kecakapannya
bekerjasama dalam kelompok kecil yang mengarah pada tujuan bersama.
Pengertian
kolaborasi sendiri yaitu:
a.
Keohane berpendapat
bahwa kolaborasi adalah bekerja bersama dengan yang lain, kerja sama, bekerja
dalam bagian satu tim, dan bercampur dalam satu kelompok
menuju keberhasilan bersama.
b.
Patel berpendapat bahwa kolaborasi adalah
suatu proses saling ketergantungan fungsional dalam mencoba untuk keterampilan
koordinasi, to coordinate skills, tools, and rewards.
c.
Duin, Jorn, DeBower, dan Johnson
mendefinisikan “collaboration”
sebagai suatu proses di mana dua orang atau lebih merencanakan,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi kegiatan bersama.
d.
Menurut
John Myers, kata kolaborasi
berasal dari bahasa Latin dengan memfokuskan pada proses. Sedangkan
Keohane berpendapat bahwa kolaborasi adalah bekerja bersama dengan yang lain,
kerja sama, bekerja dalam begian satu team, dan di dalamnya bercampur didalam
satu kelompok menuju keberhasilan bersama.
e.
Menurut Ted Panitz, istilah
kolaborasi menunjuk pada filsafat interaksi dan gaya hidup personal. Kolaborasi
mengasumsikan pentingnya kerjasama (koperasi) yang dibangun berdasarkan
konsensus anggotanya, bukan kompetisi individual diantara anggota kelompok.
Dalam kelompok akan terjadi pembagian peran, tugas dan wewenang dari setiap
anggota kekompok. Masing-masing anggota kelompok berusaha saling menghargai dan
memberikan kontribusi kemampuannya terhadap kegiatan kelompok.
f.
Gokhale mendefinisikan
bahwa “Collaborative
Learning”
Mengacu pada metode pengajaran dimana siswa dalam satu kelompok yang bervariasi
tingkat kecakapannya bekerjasama dalam kelompok kecil yang mengarah pada tujuan
bersama.
g.
Wikipedia
(2013) merumuskan Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative
Learning) sebagai situasi dimana
terdapat dua atau lebih orang belajar secara bersama-sama, dengan memanfaatkan
sumber daya dan keterampilan satu sama lain (meminta informasi satu sama lain,
mengevaluasi ide-ide satu sama lain, memantau pekerjaan satu sama lain).
h.
Schrage menyatakan
pembelajaran kolaboratif melebihi aktivitas bekerjasama (kooperatif)
kerana ia melibatkan kerjasama hasil penemuan dan hasil yang didapatkan
daripada sekedar pembelajaran baru.
i.
Menurut Jonassen, seperti halnya
pembelajaran kooperatif, pembelajaran kolaboratif juga dapat membantu siswa membina
pengetahuan yang lebih bermakna jika dibandingkan dengan pembelajaran secara
individu. Inti pembelajaran kolaboratif adalah bahwa para siswa belajar dalam
kelompok-kelompok kecil. Antaranggota kelompok saling belajar dan membelajarkan
untuk mencapai tujuan bersama. Keberhasilan kelompok adalah keberhasilan
individu dan demikian pula sebaliknya.
Dari pengertian
kolaborasi di atas dapat disimpulkan bahwa:
a.
Pembelajaran kolaborasi adalah suatu
strategi pembelajaran dimana para siswa dengan variasi yang bertingkat
bekerjasama dalam kelompok kecil ke arah satu tujuan. Dalam kelompok ini para siswa saling
membantu antara satu dengan yang lain. Jadi situasi belajar kolaboratif ada
unsur ketergantungan yang positif untuk mencapai kesuksesan.
b.
Pendapat lain mendefinisikan pembelajaran
kolaboratif sebagai filsafat pembelajaran yang memudahkan para siswa bekerja sama, saling membina, belajar dan
berubah bersama, serta maju bersama pula.
c.
Pembelajaran kolaborasi adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan partisipasi aktif
para siswa dengan anggota kelompok yang heterogen, saling bekerjasama
memanfaatkan kemampuan dan keterampilan satu sama lain untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
B.
Karakteristik atau Ciri-ciri
Menurut Johnsons terdapat lima ciri dasar pembelajaran
kolaboratif, yaitu:
1.
Saling ketergantungan positif.
Dalam pembelajaran ini setiap siswa harus merasa bahwa ia bergantung secara
positif dan terikat dengan antar sesama
anggota kelompoknya dengan tanggung jawab: (1) menguasai bahan pelajaran; dan
(2) memastikan bahwa semua anggota kelompoknya pun menguasainya. Mereka merasa
tidak akan sukses bila siswa lain juga tidak sukses.
2.
Interaksi langsung antarsiswa.
Hasil belajar yang terbaik dapat diperoleh dengan adanya komunikasi verbal
antarsiswa yang didukung oleh saling ketergantungan positif. Siswa harus saling
berhadapan dan saling membantu dalam pencapaian tujuan belajar.
3.
Pertanggungajawaban individu.
Agar dalam suatu kelompok siswa dapat menyumbang, mendukung dan membantu satu
sama lain, setiap siswa dituntut harus menguasai materi yang dijadikan pokok
bahasan. Dengan demikian setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk
mempelajari pokok bahasan dan bertanggung jawab pula terhadap hasil belajar
kelompok.
4.
Keterampilan berkolaborasi.
Keterampilan sosial siswa sangat penting dalam pembelajaran. Siswa dituntut
mempunyai keterampilan berkolaborasi, sehingga dalam kelompok tercipta
interaksi yang dinamis untuk saling belajar dan membelajarkan sebagai bagian
dari proses belajar kolaboratif.
5.
Keefektifan proses kelompok.
Siswa memproses keefektifan kelompok belajarnya dengan cara menjelaskan
tindakan mana yang dapat menyumbang belajar dan mana yang tidak serta membuat
keputusan-keputusan tindakan yang dapat dilanjutkan atau yang perlu diubah.
C. Contoh
Penerapan/Pengembangan (Di Kelas)
Salah satu
contoh strategi pembelajaran kolaboratif adalah kartu indeks. Strategi
ini digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang obyek, atau
mengulangi informasi. Strategi ini menguras banyak energi, sehingga tidak
disarankan digunakan ketika siswa dalam kondisi letih.
Prosedurnya
adalah sebagai berikut:
1)
Berilah siswa kartu indeks yang
memberikan informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih kategori.
2)
Mintalah siswa untuk mencari temannya dan
menemukan orang yang memiliki kartu dengan katagori yang sama.
3) Biarkan siswa
yang kartu katagorinya sama menyajikan sendiri kepada yang lainnya.
4) Selagi
masing-masing kategori dipresentasikan, buatlah point dari pembelajaran
tersebut yang dirasakan penting.
D. Contoh
Produk
a.
Protofolio kelompok siswa
b.
Paper
c.
Makalah
d.
Kliping
e.
Artikel
Komentar
Posting Komentar