Cinta PUI Untuk Umat dan Bangsa


SALAH satu sejarah penting yang melekat pada tubuh organisasi Persatuan Umat Islam (PUI)  adalah Fusi PUI. Fusi PUI merupakan proses penyatuan antar POI di Majalengka yang didirikan oleh KH. Abdul Halim dan PUII di Sukabumi yang didirikan oleh KH. Ahamd Sanusi atas saran dari Mr. Syamsuddin. Fusi PUI terjadi pada 5 April 1952, tepat 69 tahun silam. 

Fusi kedua organisasi keagamaan dan kemasyarakatan tersebut dimungkinkan karena ketiga pendirinya merupakan tokoh dan bapak bangsa. KH. Abdul Halim, KH. Ahmad Sanusi, dan Mr. R. Syamsuddin terpilih sebagai wakil rakyat dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Mereka dianugerahi Bintang Maha Putra Utama melalui Surat Keputusan Presiden No.048/TK/Tahun 1992 tertanggal 12 Agustus 1992. Dan pada 10 November 2008, KH. Abdul Halim dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Republik Indonesia.

Momentum peringatan hari Fusi PUI tahun ini (5 April 1952 - 5 April 2021) berdekatan dengan pelantikan kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PUI Jawa Barat yang diselenggarakan pada 10 April 2021 di Bandung. Hal ini sangat baik bagi upaya dalam membangun soliditas antar elemen, baik di internal PUI maupun dengan elemen eksternal PUI. Lebih khususnya lagi di propinsi terbesar di Indonesia, Jawa Barat. 

Estafeta kepemimpinan sebuah organisasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan dan sejarah sebuah organisasi. Persatuan Umat Islam (PUI) adalah salah satu organisasi keagamaan berbasis massa Islam yang lahir sebelum republik berdiri. Ia lahir pada tanggal 21 Desember 1917 (6 Rabi'ul Awal 1336 H), 28 tahun sebelum Indonesia diproklamirkan sebagai sebuah negara yang merdeka. 

Tema pelantikan pengurus kali ini adalah "Menguatkan Cinta, Menyatukan Ummat, Mengeratkan Bangsa Menuju Jawa Barat Juara". Tema ini sengaja diangkat sebagai penegasan bahwa PUI merupakan kekuatan potensial yang memiliki ide dan narasi yang kontekstual dengan realitas dan kebutuhan zaman dalam beragam skalanya. Di samping itu, PUI juga memiliki rasa cinta dan kepedulian yang tinggi pada umat dan bangsa termasuk Jawa Barat. 

Dilandasi oleh intisab PUI "Al-Mahabbatu Syi'aaruna" yang secara sederhana bisa diartikan sebagai cinta adalah syiar kita, maka pelantikan kali ini adalah momentum untuk saling menguatkan rasa cinta yang terbangun atas dasar kecintaan pada Sang Pencipta  di antara kader, pengurus dan jama'ah PUI khususnya di Jawa Barat yang memang sejak lama sudah dipupuk dan dijadikan sebagai energi yang menggerakkan PUI. 

Energi cinta ini pula yang menjadi landasan bersatunya dua organisasi besar yaitu POI di Majalengka yang didirikan oleh KH. Abdul Halim dan PUII di Sukabumi yang didirikan oleh KH. Ahamd Sanusi atas saran dari Mr. Syamsuddin sebagaimana yang diungkap di awal. Di tengah fenomena perpecahan yang melanda umat dan bangsa saat itu ketiga tokoh penting PUI di atas memberikan keteladanan terbaik pada umat dan bangsa tentang pentingnya persatuan  dan bahayanya  perpecahan. 

Inilah kolaborasi cinta yang menyejarah antara Majalengka dan Sukabumi. Sebuah kolaborasi yang memiliki pesan dan dampak besar bagi soliditas umat dan bangsa, hingga terbentuk dan kokohnya sebuah negara. Oleh karena itu, PUI sesungguhnya hadir di tengah keragaman umat dan bangsa Indonesia dari perpaduan dahsyatnya cinta yang menggerakkan dan membangkitkan seluruh elemen yang ada. 

Spirit persatuan yang menjadi "ruh" perjuangan PUI adalah modal dasar bagi umat dan bangsa ini untuk semakin mengeratkan persaudaraan antar entitas keumatan dan kebangsaan serta  bergandengan tangan dalam membangun kejayaan umat dan bangsa serta mampu berkolaborasi dalam merebut sejarah masa depan negara kesatuan yang kita cintai, Indonesia.  

Dalam konteks Jawa Barat, maka PUI adalah jiwa yang menggerakkan, ruh yang membangkitkan semua elemen yang ada dan mitra strategis pemerintah untuk mewujudkan Jawa Barat Juara Lahir-Batin, sebagaimana spirit kepahlawanan yang merupakan  persembahan terbaik  dari para pendiri PUI untuk umat dan bangsa serta secara khusus lagi untuk Jawa Barat tercinta. 

Kita sangat optimis bahwa energi cinta dan ruh persatuan yang melekat pada tubuh organisasi PUI akan menjadi modal penting bagi soliditas internal PUI, termasuk dalam membangun kekuatan keumatan dan kebangsaan dengan elemen lainnya. Bila dua hal tersebut dijaga dan selalu dipegang erat maka PUI bukan saja sebagai pemersatu keragaman tapi juga pengokoh kesatuan organisasi dari beragam latar. 

Jawa Barat sebagai propinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia memiliki tanggungjawab besar dalam menjaga kebersamaan dan soliditas di tengah berbagai tantangan keumatan dan kebangsaan yang semakin rumit dan sulit diprediksi. PUI yang lahir di Jawa Barat pun memiliki tanggung jawab besar dalam melakukan hal serupa. Apalah lagi PUI merupakan salah satu rahim yang melahirkan para pemimpin umat dan bangsa bahkan menjadi ibu kandung negara kesatuan republik Indonesia, tanggung jawab itu pun semakin memiliki relevansinya. (*)


* Oleh: KH. Iman Budiman, S.Th.I, M.Ag., Ketua Umum DPW PUI Jawa Barat. Judul tulisan: "CINTA PUI UNTUK UMAT DAN BANGSA; Antara Peringatan Hari Fusi dan Pelantikan DPW PUI Jawa Barat Periode 2021-2026". 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah