Selamat Datang Dr. Mu'tashim, Pendekar Hadits Lulusan Sudan Asal NTT


Alhamdulillah dan barakallah saya sampaikan untuk saudara sekaligus sahabat saya Dr. Mu'tashim El-Mandiri (Ustadz Dr. Mu'tashim) yang sukses mengikuti sidang sebagai syarat meraih gelar Doktor di Ruang Sidang Universitas Islam Oumdurman, tepatnya di gedung Lembaga Penelitian dan Studi Dunia Islam Kota Khourtum-Sudan, Selasa 3 Agustus 2021. Saya sampaikan ini sebagai wujud syukur kepada Allah dan rasa bangga sesama generasi muda NTT yang tergolong lama di tanah rantau khususnya di Jawa dan luar negeri. 

Pada kesempatan ini Ustadz Dr. Mu'tashim menyampaikan risalah menarik yang berjudul "Peran Ulama Hadits Nusantara Abad 20-21 dalam menyebarkan Sunnah; Kajian atas kitab-kitab Hadits". Tema ini sangat penting untuk ditelaah dan menjadi bacaan menarik bagi umat Islam di Indonesia juga luar negeri. Selain tema hadits yang tergolong sulit, mengaitkannya dengan keulamaan nusantara pun tentu semakin sulit. 


Untuk itu, menekuni bidang ini lalu diformulasi dalam bentuk karya ilmiah tentu butuh modal yang tak sedikit. Jangkauan pengetahuan pun mesti benar-benar menelisik objek penelitian hingga detail dan menghasilkan karya ilmiah yang bernas. Apalah lagi tema ini tergolong jarang dikaji oleh peneliti lain, maka ia pun benar-benar menjadi tantangan yang membutuhkan pengorbanan dan kerja keras yang tak sedikit. Bila berkenan, saya mengusulkan agar karya ini diterbitkan menjadi buku. Saya insyaa Allah siap membantu menyunting naskahnya. 

Jujur saja, saya tidak kenal dekat dan belum pernah bertemu secara langsung dengan Doktor muda ini. Saya hanya mengenal dan menelisik tentang dia melalui akun facebook. Itu pun baru dimulai hari ini Rabu 4 Agustus 2021. Ya, setelah saya mendapatkan informasi di status facebooknya dan beberapa tokoh muda NTT di beberapa kota, saya pun penasaran yang disertai rasa haru dan bangga. Air mata saya menetes seketika, apa yang dialami Doktor muda ini benar-benar sebuah prestasi penting dan membanggakan. 

Saya pun berupaya untuk mencari informasi lebih detail. Saya pun memberanikan diri untuk mengirimkan pesan ke facebooknya. Sekitar sejam kemudian saya mendapatkan balasan dan sejenak berbincang dengannya melalui pesan inbox dan WhatsApp. Saya pun mendapatkan informasi langsung dari Ayah 3 anak dan anak dari Bapak Drs. Usman Ebba (asli Lohayong, Solor-NTT) ini bahwa ia lahir pada 21 November 1986 dan keluarganya menetap di Kupang pada 1990-2016.

Tokoh muda ini pun mengabarkan bahwa dirinya pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar pada tahun 1999-2005, kemudian melanjutkan S1 di Universitas Al-Azhar, Mesir pada tahun 2005-2009, lalu melanjutkan S2 di IAIN sunan Ampel Surabaya pada tahun 2009-2013 dan S3 di Universitas Islam Omdurman Sudan pada tahun 2017 hingga lulus 2021 ini. 

Hadirnya sosok tokoh muda bergelar Doktor tentu bukan hal baru di NTT, sebab sudah begitu banyak yang kini sudah bergelar yang sama. Selama ini banyak yang lulus di bidang hukum, pendidikan, ekonomi dan sebagainya. Hanya saja yang Doktor bidang hadits sangat langka. Bahkan saya menduga dengan kuat bahwa ini adalah Doktor pertama bidang hadits asal NTT. Sehingga sangat wajar bila apa yang diperoleh oleh sosok yang giat mencari ilmu ini mengharukan saya dan masyarakat NTT.


Rasa bangga dan haru pada sosok muda ini pun seharusnya menjadi hal yang wajar dirasakan oleh keluarganya dan masyarakat NTT bahkan Indonesia. Sebab hadirnya seorang ahli baru dalam bidang yang tergolong sulit akan memberi dampak besar bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia atau SDM ke depan, yang secara otomatis dapat mengambil peran dan kontribusi penting bagi pembangunan. 

Selain itu, tentu apa yang diperoleh kini oleh sosok yang akrab dengan banyak kalangan ini bakal menjadi inspirasi dan motivasi bagi anak-anak muda NTT untuk menempuh pendidikan tinggi dalam dan atau sesuai bidang yang diminatinya. Walau kondisi ekonomi tergolong sulit, namun bila semangat dan tekad sudah membara maka cita-cita apapun bakal tercapai juga. Bahwa sudah tak zamannya tidak menempuh pendidikan dengan alasan yang masih bisa diupayakan. 

Harus diakui bahwa semangat menempuh pendidikan tinggi di NTT selama dua dekade terakhir tergolong baik dan layak mendapatkan apresiasi. Walau kondisi ekonomi keluarga yang tergolong biasa-biasa saja, namun semangat untuk menempuh pendidikan termasuk dengan merantau jauh semakin menggeliat. Sebuah kenyataan yang perlu dijaga dan ke depan diharapkan semakin menggeliat lagi, sehingga tidak kembali terdampak virus berbahaya: malas dan enggan kuliah.  

Kebutuhan akan Doktor terutama dalam bidang keislaman termasuk hadits di NTT tentu sangat mendesak. Sebab geliat umat Islam untuk menekuni agama mesti dibarengi dengan adanya para pembimbing yang mendidik dan mengarahkan pada medan yang baik, sehingga pemahaman agama berdampak baik bagi peningkatan kualitas umat Islam sebagai bagian dari masyarakat NTT. 

Apalah lagi bidang hadits, tentu ini akan memiliki bobot tersendiri dalam pengembangan dan perkembangan dakwah Islam di NTT di masa yang akan datang. Kuakitas tokoh agama perlu menjadi prioritas ke depan. Sebab umat akan semakin cerdas manakala mendapatkan sokongan dan pencerahan dari mereka yang memang ahli di bidangnya. Bukan saja aspek teorinya tapi juga aspek praktisnya. 

Hal lain tentu saja NTT butuh sosok-sosok baru yang memiliki pengetahuan yang luas tentang Islam sehingga menjadi rujukan umat dalam menghadapi berbagai permasalahan keagamaan, di samping masalah pendididikan dan sosial lainnya. Kalau jumlah Doktor muslim dengan kualifikasi keahlian yang beragam maka ini bakal menjadi modal penting meningkatkan kualitas umat sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat NTT yang beragam latar belakang agama, ras dan sosial. 

Ustadz Dr. Al-Mu'tashim sejatinya telah menjadi teladan bagi banyak orang terutama generasi muda dalam membangun semangat menempuh pendidikan. Bahkan sosok muda ini telah menjakankan firman Allah pada surat at-Taubah ayat 122 berikut ini, "Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya."

Tokoh muda ini aktif sebagai akademisi atau Dosen di beberapa perguruan tinggi seperti AIK (Al-Islam dan Kemuhammadiyahan) di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo-Jawa Rimur (2013-2019), Dosen LIPIA Surabaya-Jawa Timur (Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Bahasa Arab, Jami'ah Imam Ibn Su'ud Al  Islamiyyah. Mengampuh materi Ta'bir dan Maqru', (2017-sekarang), Dosen Hadits Ahkam, Program Studi Ahwal Syakhsiyyah Universitas Muhammadiyah Surabaya-Jawa Timur (2013-sekarang). 

Saya sangat yakin dan percaya bahwa Ustadz Dr. Mu'tashim bakal menjadi pendekar baru yang sangat dinantikan kehadirannya oleh banyak orang di seluruh Indonesia, terutama di NTT. Keahliannya pasti menjadi maknet yang memicu semangat tafaquh fi dien umat Islam dan generasi muda muslim di NTT. Ke depan insyaa Allah generasi muda muslim bakal semakin optimis bisa menempuh pendidikan tinggi dan meraih berbagai prestasi keilmuan dalam berbagai level atau jenjang, tentu sesuai dengan keahlian atau minat masing-masing. Selamat datang saudara sekaligus sahabat saya Ustadz Dr. Mu'tashim, pendekar hadits lulusan Sudan asal NTT! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Indahnya Islam Di Indonesia" dan "Kalo Cinta, Nikah Aja!" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah