Cinta Pada Selembar Janji


BERAKHIR pekan merupakan salah satu rutinitas saya dan keluarga, terutama pada masa pandemi sudah mengarah pada endemi. Biasanya saya dan keluarga berkunjung ke berbagai tempat yang disepakati, misalnya, pusat keramaian, tempat olahraga, toko buku dan masih banyak lagi. Intinya, bagaimana memanfaatkan akhir pekan dengan berbagai aktivitas yang positif, termasuk bagi kegembiraan anak dan kebahagiaan keluarga kecil. 

Khusus untuk hari ini Ahad 29 Mei 2022 saya dan keluarga kecil berkunjung ke sekitaran kompleks Bima, sebuah lapangan sepak bola di Kota Cirebon-Jawa Barat. Kali ini yang menemani saya adalah istri dan tiga anak kami: Azka Syakira, Bukhari Muhtadin dan Aisyah Humaira. Kunjungan kali ini merupakan kunjungan pertama setelah Ramadan dan Idhul Fitri lalu. Selain berjalan santai, kali ini kami manfaatkan untuk berkunjung ke beberapa tempat bermain khusus anak. Dan pada saat yang sama menikmati lotek dan bakso yang dijual di tempat ini. 


Di tengah kunjungan kali saya, istri saya Eni Suhaeni  dan anak yang pertama Azka Syakira mengikuti acara Rangkul Keluarga Kita yang bertema "Cinta Pada Selembar Janji". Acara yang diselenggarakan melalui Zoom Meeting ini dihadiri oleh belasan peserta yang beragam latar belakang. Dari penulis, psikolog, guru, ibu rumah tangga dan pegiat sosial lainnya. Saya sangat bersyukur karena bisa mengikuti acara ini. Selain bisa mendengar materi juga bisa berbagi cerita bersama peserta lainnya. Walaupun laki-laki yang hadir pada acara ini hanya saya sendiri, namun ada banyak hal yang saya peroleh secara garis, terutama pengalaman para peserta. 

Membangun keakraban dalam keluarga merupakan salah satu agenda penting bagi semua keluarga. Sebab keakraban antar anggota keluarga berdampak baik bagi kenyamanan hidup bersama, bahkan bisa melanggengkan kebahagiaan bersama. Setiap keluarga tentu memiliki cara tersendiri agar bisa menjaga keakraban antar sesama anggota keluarganya. Kuncinya adalah kemampuan semuanya untuk saling menjaga dan menghargai, apapun posisi sekaligus perannya. Baik antar suami dan istri, maupun antar orangtua dan anak-anaknya. 

Selebihnya, satu hal penting yang perlu menjadi perhatian semua anggota keluarga terutama Sang Ayah dan Sang Bunda adalah tersedianya kesepakatan bersama, seperti visi-misi keluarga dan kegiatan yang bersama keluarga. Bila memungkinkan hal sepenting semacam itu ditulis dan disepakati oleh semua anggota keluarga. Ayah dan Bunda merupakan penanggungjawab penuh atas semua kesepakatan itu. Dengan demikian, anak pun bisa belajar dan dengan sendirinya bakal mengikutinya dengan baik. 

Nah, dalam rangka menjaga kesepakatan semacam itu, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, Pertama, membangun kesepakatan. Ya, upayakan dalam kehidupan keluarga terdapat kesepahaman tentang keluarga yang hendak dibangun. Apa visi-misinya, dan apa saja kegiatan prioritas dalam kehidupan rumah tangga. Hal lain, pastikan ada kegiatan di luar yang bisa diikuti oleh semua anggota keluarga. Sehingga suasana keakraban semakin terasa dan menambah nyaman masing-masing anggota keluarga. 

Misalnya, tentukan bahwa di rumah untuk setiap hari tertentu mesti membaca buku di perpustakaan rumah, berkunjung ke toko buku pada setiap hari tertentu, berkunjung ke tempat keramaian setiap akhir pekan, olahraga bareng setiap akhir pekan, berenang bersama, berkunjung ke rumah keluarga di setiap pekan akhir di setiap bulannya, dan sebagainya. Intinya, bagaimana caranya agar ada waktu khusus untuk bertemu dan bersantai bersama dengan seluruh anggota keluarga. Tak perlu mewah, cukup yang sederhana saja. Asal semuanya nyaman dan bisa dinikmati bersama. 

Kedua, disiplin menjalankan kesepakatan. Nah hal utama dalam kesepakatan semacam itu adalah kedisiplinan, yaitu disiplin menjalankan kesepakatan. Setiap anggota keluarga perlu membangun komitmen bersama untuk memenuhi semua kesepakatan seremeh atau sekecil apapun itu. Mungkin terlihat sepele, namun bila dijalankan dengan rutin maka itu berdampak pada sikap saling percaya dan menghargai antar sesama. Secara tidak langsung, anak pun dididik untuk taat pada aturan atau disiplin pada kesepakatan bersama. 

Menjaga keharmonisan keluarga memang bukan pekerjaan ringan, sebab butuh kerja keras agar tetap terjaga dengan baik. Namun tak ada yang tak mungkin digapai manakala setiap anggota keluarga selalu mencicil optimisme dan mengambil bagian untuk menjaga keharmonisan. Bukan saja antar suami dan istri, tapi juga antar orangtua dan anak-anaknya, bahkan antar keluarga kecil dengan keluarga besarnya. Hal ini menjadi penting, sebab menjaga keharmonisan keluarga adalah kunci terjaga dan kelanggengan berumah tangga. Ya, langkah sederhananya adalah menjaga selembar janji bersama. Semoga semuanya selalu dalam keharmonisan dan untuk cinta! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Melahirkan Generasi Unggul" 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah