Meniti Sukses dengan Tegar dan Lapang Dada


Kesuksesan itu diraih dengan kejelasan tujuan dan langkah serta kerja keras, cerdas dan ikhlas. Butuh tenaga, gagasan dan waktu yang panjang. Jatuh berkali-kali, bangun lagi dan terus bangkit menuju sukses. Jatuh bangun itu hal biasa. Kita hanya perlu fokus pada apa yang sudah kita targetkan. Ingat, fokus pada target pencapaian kita. 

Di samping itu, kita tidak boleh mau kalah oleh kenyataan hidup yang bisa jadi tak selalu bersahabat dengan ikhtiar kita. Terus melangkah, pelan-pelan tapi pasti, nanti bakal tercapai juga. Kita mencicil kesuksesan dengan kepastian langkah yang sudah kita susun sejak awal. Kita perlu sabar mengikuti proses panjang itu. Kita mesti berlapang dada. 

Perjalanan panjang menuju kesuksesan adalah tabiat perjuangan menuju kesuksesan itu sendiri. Bagai jalan panjang, bisa jadi ada duri, baru krikil dan air kotor yang menghadang. Bahkan bisa jadi ada pemangsa berbahaya yang menghambat.  Tapi bagi yang ingin sukses, itu hal biasa. Tak perlu diratapi, cukup diberi senyuman tulus. Kita mesti tegar menghadapi semuanya. 

Terus berbenah untuk memastikan apa yang dilakukan tetap dalam ritme yang benar dan tepat. Tidak terjebak pada cibiran dan hinaan siapapun. Sebab itu semua tak membuat kita lemah dan terhina. Bahkan makin mulia dan kaya. Karena sukses berkarir adalah tanggungjawab kita sendiri. Kita bahagia karena penghasilan atau isi dompet kita yang tetap berisi. Mantap! 

Kita perlu banyak berdoa kepada Tuhan (Allah), sebab Ia adalah penentu segalanya. Ikhtiar kita sebagai manusia hanya proses kulturalnya. Tentu kita tetap ikuti prosesnya, setelah itu nikmati hasilnya. Karena kesuksesan sangat mungkin kita raih. Bahkan mesti lebih sukses dari saat ini. Tuhan Maha Melihat dan Mendengar. Kita perlu tingkatkan kualitas pengorbanan untuk meraih apa yang layak kita raih. 

Bila hari kemarin penghasilan kita hanya satu digit, misalnya, maka selanjutnya mesti berikhtiar lagi agar bisa mencapai angka dua digit. Bahkan lebih dari yang kita harapkan. Bagi yang tak biasa, itu tak mungkin. Bagi kita, itu mungkin. Kekuatan pikiran dan keyakinan hati menjadi kuncinya. Selanjutnya, biarkan kenyataan menjadi saksi bahwa kita kenyang karena hasil keringat sendiri, bukan hasil kasihan atau pemberian orang lain! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Plan Your Success"


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah