Menjaga Silaturahim Pasca-Idhul Fitri
RAMADHAN
dan Idhul Fitri 1440 H baru saja meninggalkan kita. Tujuan ibadah shaum adalah untuk mencapai derajat
takwa. “Wahai orang-orang yang beriman,
telah diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas
orang-orang sebelum kalian. Mudah-mudahan kalian menjadi orang yang bertaqwa.”
(QS. al-Baqarah: 183). Orang yang bertakwa adalah orang yang imannya senantiasa
aktif membentuk dirinya, sehingga dia tetap istiqamah (konsisten) dalam
beribadat, berakhlak mulia dan terjauh dari segenap dosa dan maksiat.
Diantara
hal penting yang perlu kita perkuat pasca Ramadhan dan Idhul Fitri adalah istikomah,
terutama menjaga silaturahim. Ditilik dari bahasa Arab, istilah silaturahim
berasal dari dua kata, yakni shilah dan rahim. Shi-lah berasal dari istilah washalayashilu-wasl(an)wa shilat (an) yang berarti hubungan. Semen tara itu, ar-rahim berasal dari arrahmah (kasih sayang). Ia digunakan
untuk menyebut rahim karena orang-orang yang berkerabat saling berkasih sayang
aki bat hubungan tersebut
Banyak sekali ayat Al-Quran dan
hadits Nabi yang menjelaskan tentang keutamaan silaturahim dan berbuat baik
kepada tetangga. Di antara yang masyhur, adalah firman Allah pada surat An-Nisa
ayat pertama, yang artinya: “Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang
telah menciptakan kamu dari diri yang satu (nabi Adam), menciptakan pasangannya
(dari dirinya) dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Bertaqwalah kepada Allah, yang dengan namanya kamu
saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturahim
(kekeluargaan, kekerabatan dan persahabatan). Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu.
Perintah untuk menyambungkan kasih
sayang, kekeluargaan, persaudaraan dan kekerabatan secara tegas Allah
sampaikan, setelah sebelumnya Allah mengingatkan kita bahwa pada awalnya,
manusia itu sendirian, dan boleh jadi dalam kesendiriannya, kita akan merasa
kesepian dan hampa. Allah kemudian menciptakan Hawa untuk menemani Nabi Adam,
agar tidak sendiri lagi. Bahagia, punya teman, bisa saling bercerita, berbagi,
bantu membantu, tolong menolong dan bekerja sama untuk semua urusan kehidupan.
Seolah Allah ingin mengatakan bahwa “kalian harus bersyukur, dulu kesepian,
kini setelah diberikan teman yang terus berkembang menjadi banyak, jangan
sampai kalian wahai manusia, melakukan sesuatu yang akan membuat kalian menjadi
kesepian kembali, karena kesendiriannya.
Agar tradisi silaturahim menjadi
tradisi yang massif dalam kehidupan kita, maka kita perlu mengetahui dan
mendalami keutamaan silaturahim itu
sendiri, pertama, tanda atau
ciri orang beriman. Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah bersabda “barangsiapa
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah memuliakan tamunya. Barangsiapa beriman
kepada Allah dan hari akhir, hendaklah menghubungkan kasih sayang/tali
persaudaraan/ silaturahim, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah berkata yang baik atau diam (HR Bukhari dan Muslim, di dalam
kitab Riyadushalihin).
Kedua, digolongkan sebagai orang yang
berakal dan dapat mengambil pelajaran/ Ulil Albab. Di dalam surat Ar-Ra’du ayat
19-21, Allah menjelaskan, bahwa di antara kriteria orang yang berakal dan dapat
mengambil pelajaran, adalah “orang yang senantiasa bersilaturahim”, yakni yang
menghubungkan apa yang diperintahkan oleh Allah untuk menghubungkan. Jadi,
kalau kita merasa sebagai orang yang punya akal, tidak ada pilihan lain, wajib
silaturahim.
Ketiga, salah satu risalah penting yang
dibawa Nabi Muhammad. Sahabat
Amr bin Abasah pernah menyampaikan, saya datang kepada Nabi di Mekkah, awal
kenabian, kemudian saya bertanya kepada beliau, “Apakah kedudukan tuan? Beliau
menjawab, “Nabi” Apakah Nabi itu? Jawab beliau “Allah mengutus aku” saya
bertanya kembali, untuk apa Allah mengutus tuan? Beliau/Rasulullah saw menjawab:
“Allah mengutus aku untuk menyambungkan tali persahabatan/kasih sayang, menghancurkan
berhala dan mengesakan Allah tanpa mempersekutukan dengan sesuatupun.
Keempat, salah satu amal yang menyebabkan pelakunya
masuk surga. Dari Abu Ayyub Khalid bin Zaid
Alansharyra, bahwasanya ada seseorang bertanya:” wahai rasulullah, beritahukan
kepada saya sesuatu amal yang dapat memasukkan saya ke surga. “Rasul menjawab.
Yaitu kamu menyembah Allah dan jangan mempersekutukannya, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, dan menghubungkan silaturahim.”
Orang
yang memutus tali silaturahim atau persaudaraan adalah orang yang di laknat
oleh Allah. Dalam surat Muhammad ayat 22-23, Allah berfirman: "Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa
kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?
Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga
mereka, dan dibutakanNya penglihatan mereka."
Dalam Hadits yang cukup terkenal,
Rasulullah bersabda: “Dari Abu Yusuf Abdullah bin salam berkata: “Saya
mendengar Rasulullah bersabda: “Wahai sekalian manusia, sebar luaskanlah
salam, berilah makanan, hubungkanlah tali persaudaraan/kasih sayang, dan
shalatlah saat orang-orang sedang tidur, niscaya kalian semua akan masuk surga
dengan selamat.” (HR. Tirmidzi).
Secara praktis, menyambung
silaturahim bias dilakukan dengan rajin menebar salam dan suka berbagi makanan.
Dengan salam kita mendoakan orang lain mendapatkan 3 hal, keselamatan, kasih
sayang dan keberkahan. Kita yang mengucap salam, juga didoakan kembali dengan 3
hal tersebut. Begitu indahnya saling mendoakan. Maka untuk bisa menebar salam,
kita harus bertemu dengan orang lain. Dalam hadits riwayat Malik, diceritakan
bahwa ada seorang sahabat (Abdullah bin Umar), sengaja ke pasar dengan niat
untuk bisa menebar salam, sementara dia sendiri tidak berniat membeli sesuatu
di pasar.
Terkait berbagi atau memberi
makanan, Rasulullah pernah menyampaikan kepada Aisyah. ”Wahai Aisyah, selamatkan dirimu dari api neraka, meskipun hanya dengan
(sedekah) sebutir kurma. Insya Allah kita bisa berbagi tidak hanya dengan
sebutir kurma. Tapi Lebih dari itu. Karunia Allah yang demikian luas,
mengajarkan kita untuk selalu berbagi dan memberi.” [Oleh:
Syamsudin Kadir—Penulis buku “Pendidikan Mencerahkan dan Mencerdaskan Bangsa” dan Pegiat di
Majelis Pustaka dan Informasi PDM Kab. Cirebon. Tulisan ini dimuat pada halaman 10
Kolom Opini Koran Fajar Cirebon edisi Jumat 14 Juni 2019]
Did you realize there is a 12 word sentence you can communicate to your crush... that will trigger intense emotions of love and impulsive attractiveness for you buried within his heart?
BalasHapusThat's because deep inside these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's impulse to love, treasure and protect you with all his heart...
====> 12 Words Will Trigger A Man's Desire Instinct
This impulse is so hardwired into a man's mind that it will drive him to work harder than ever before to to be the best lover he can be.
Matter of fact, triggering this all-powerful impulse is absolutely binding to getting the best ever relationship with your man that the second you send your man a "Secret Signal"...
...You will immediately find him open his mind and heart to you in such a way he's never experienced before and he'll identify you as the one and only woman in the universe who has ever truly tempted him.