Perguruan Tinggi Muhammadiyah Mendunia









MUHAMMADIYAH memang selalu menggeliat dan menghadirkan kejutan membanggakan sekaligus prestasi yang menggembiraan. Tanpa pidato revolusi mental dan rahmat agama di berbagai panggung beragam latar pun Muhammadiyah tetap bisa melakukan lakon berkelas dunia dan memang mendunia. Mental persyarikatan Muhammadiyah sangat revolutif, sebab fokusnya hanya mengabdi dan berkontribusi secara ril bagi kemanusiaan. Prestasi dan perubahan revolusioner memang hanya bisa dilakukan oleh organisasi manusia berkelas di atas rata-rata.

Di tengah masa pandemi (Covid-19) Muhammadiyah sukses meraih penghargaan yang bernyawa peradaban global. Hal ini ditandai dengan berbagai prestasi tingkat dunia yang ditorehkan dan diraih Muhammadiyah. Kali ini perguruan tinggi Muhammadiyah masuk kategori perguruan tinggi Islam terbaik dunia yang membanggakan. Bukan ngasal mendapat label terbaik gegara tim asesor dan penelitinya dibayar sekian dana, tapi memang kualitas lembaga pendidikannya sangat diperhitungkan di level dunia dan sekali lagi memang mendunia.

Kini 3 perguruan tinggi Muhammadiyah masuk kategori 10 perguruan tinggi Islam terbaik dunia. Perguruan tinggi yang dimaksud adalah Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)-Jawa Timur, Universitas MuhammadiyahYogjakarta (UMY)-Daerah Istimewa Yogjakarta dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)-Jawa Tengah. Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menorehkan prestasi membanggakan dengan menempati posisi nomor satu di dalam daftar 2021 Top Islamic Universities versi UniRank yang dirilis pada Rabu (18/2/2021).

Bila UMM berada pada posisi terbaik pertama dunia, maka Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) masing-masing menduduki urutan keempat dan kedelapan. Adapun untuk posisi kedua, ketiga, dan kelima berurutan diduduki University of Science and Technology dari Iran, Cairo University dari Mesir, dan Umm Al-Qura University dari Arab Saudi. Tiga kampus ini dalam konteks pendidikan global selama ini sangat terkenal dan disegani, sebab alumninya tersebar di seluruh dunia. 

Sementara itu untuk peringkat keenam dan ketujuh ditempati Shahid Beheshti Universityof Medical Sciences dari Iran dan Universiti Islam Antarabangsa Malaysia. 

Sementara itu, untuk  Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang dan Universitas Islam Indonesia (UII) berurutan di daftar kesembilan dan kesepuluh. Adapun peringkat kesebelas ditempati University of the Punjab dari Pakistan.

UniRank sendiri adalah lembaga pembuat rangking perguruan tinggi internasional yang setiap tahun merilis survei perguruan tinggi terbaik di dunia. Lembaga ini berbasis di Sydney, Australia. Dikutip dari laman resmi www.4icu.org, daftar kampus Islam terbaik merujuk tiga faktor. Pertama, diakreditasi oleh organisasi terkait pendidikan tinggi yang sesuai di setiap negara. Kedua, menawarkan setidaknya gelar sarjana empat tahun, atau gelar pascasarjana (magister dan doktoral). Ketiga, memberikan kursus terutama dalam format pendidikan tradisional, tatap muka, dan nonjarak jauh. 

Bahkan pada 10 Agustus 2021 yang bertepatan dengan 1 Muharram 1443 H lalu, Muhammadiyah sukses melebarkan sayapnya dengan mendirikan sebuah perguruan tinggi di negara tetangga, Malaysia, namanya Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM). Kala itu Ketua Umum PP. Muhammadiyah Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si memimpin langsung pertemuan para pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Menteri Pendidikan Malaysia, Raja Perlis. Pada momentum itulah dibacakan surat izin resmi pendirian universitas pertama Muhammadiyah di negeri Melayu tersebut.

Muhammadiyah berkali-kali menghadirkan rahmat bagi alam bukan pada skala teori dan diksi semata. Muhammadiyah mengutamakan tindakan nyata alias amal praktis daripada sekadar berkata-kata. Hadirnya Amal Usaha Muhammadiyah atau AUM seperti perguruan tinggi adalah contoh ril betapa rahmat yang Muhammadiyah pahami bukan sesumbar di berbagai podium atau mimbar. Rahmat yang paling jenial adalah menghadirkan karya dan prestasi dengan kualitas terbaik. Sebab dengan begitu, siapapun merasakan betapa Muhammadiyah selalu hadir dan fokus menghadirkan lakon nyata. 

Dan, itulah yang dilakukan dan diperankan oleh Muhammadiyah selama ini. Prestasi sekaligus penghargaan semacam di atas pun sangat wajar bila menjadi berita yang masif di berbagai media massa dan media online. Muhammadiyah seakan-akan menegaskan dirinya secara terbuka bagi seluruh penghuni bumi bahwa Muhammadiyah adalah organisasi massa Islam terbesar dan terkaya di dunia, yang fokus mengabdi dan berkontribusi bagi peradaban umat manusia. Tak ada keluh dan tak ada lelah. Sebab semuanya dilakoni dalam bingkai Lillah. 

Apa yang ditorehkan Muhammadiyah adalah sebuah mata air keteladanan bahkan keteladanan itu sendiri. Muhammadiyah secara nyata mengajak siapapun agar fokus melakukan sesesuatu yang dapat dinikmati manfaat dan dampaknya oleh umat manusia lintas latar belakang dan peradaban. Islam Berkemajuan yang beberapa tahun terakhir menjadi tagline Muhammadiyah tidak bermakna menghadirkan agama baru. Justru Muhammadiyah hendak menegaskan agar Islam dipahami dan diejahwantahkan pada aksi-aksi sosial yang memajukan. Termasuk dalam bentuk lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi yang berkualitas. 

Kita mestinya aktif belajar pada Muhammadiyah tentang konsep memajukan organisasi dan menggerakkan seluruh elemen di dalamnya untuk melakukan hal-hal besar dan bermanfaat bagi kemajuan peradaban umat manusia. Apa yang dilakukan Muhammadiyah adalah wujud cinta pada negara dengan tujuan konstitusionalnya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Bukan sekadar satu bangsa, tapi untuk seluruh bangsa. 

Kita, apapun organisasi dan latar belakang kita, mestinya berterima kasih kepada Muhammadiyah yang tidak menjadi beban negara, malah turut menghilangkan beban negara dengan menghadirkan berbagai prestasi dan kontribusi nyata. Sebuah keteladanan yang bukan saja beradab tapi juga layak diteledani. 

Terima kasih banyak Muhammadiyah atas seluruh keteladanannya dalam mencicil kemajuan sebagai wujud kontribusi radikal bagi kemajuan peradaban umat manusia, khususnya di Indonesia, Malaysia dan negara Asia Tenggara lainnya. (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Pendidikan Memajukan" dan "Kalo Cinta, Nikah Aja!". Tulisan ini dimuat pada halaman 4 Kolom Wacana Koran Radar Cirebon edisi Kamis 9 September 2021.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah