Status Medsos Bisa Jadi Buku


CARA belajar menulis paling sederhana tapi berdampak apik adalah menulis status di media sosial, baik WhatsApp maupun Facebook. Isinya bebas, yang penting mengandung nilai edukasi, motivasi dan nilai positif lainnya. Atau sesuai dengan selera masing-masing. Apapun itu, asal nyaman di hati dan enak dibaca. Memang awalnya pasti agak sulit atau malu, tapi bila niat dan tekad sudah kuat, nanti hati dan jarinya bakal tergerak untuk bergerak, ya segera menulis. 

Hal tersebut cukup mudah dilakukan dan bisa dipraktikkan secara langsung. Sebab pada dasarnya setiap kita rerata punya akun media sosial dan terbiasa menulis di situ. Sehari-hari kita menulis di situ dalam bentuk apapun. Termasuk sekadar berbagi cerita dan posisi kita hari tertentu sedang berada di mana dan lagi melakukan apa. Atau mungkin ada hal-hal unik yang perlu kita sebar dalam bentuk cerita dan serupanya. Setiap kita punya cerita atau hal unik lainnya yang perlu dishare ke pembaca di luar sana, bukan? 

Nah, bagi sahabat yang berkeinginan punya karya tulis yang terpublikasi, terutama dalam bentuk buku, jurus semacam ini bisa dipakai. Menulis hal-hal yang didengar, dialami, dilihat dan di di di lainnya bisa dilakukan di akun media sosial kita. Modalnya sangat sederhana: gerakan jari alias tinggal pencet huruf jadi kata, jadi kalimat, dan begitu seterusnya. Karena tulisan dalam bentuk apapun, semuanya berawal dari satu huruf. Tidak tiba-tiba jadi. Perlu proses yang melewati waktu yang panjang. Tapi rumus dan kuncinya adalah mulai dari sekarang! 

Saya sendiri terbiasa melatih diri saya untuk belajar menulis seperti itu. Saya biasa mencicil tulisan di media sosial. Akun Facebook dan nomor WhatsApp saya benar-benar menjadi gudang tulisan saya. Sebab saya sangat sadar bahwa ide itu muncul kapan saja dan di mana saja. Kedua media itulah yang berjasa baik untuk mendokumentasi sekaligus mempublikasi tulisan saya. Di beberapa group media sosial dimana saya ada, saya selalu berupaya untuk berbagi tulisan setiap hari. Saya percaya bahwa setiap tulisan saya pasti ada.lembacanya. 

Dan hasilnya saya rasakan sendiri. Buku saya bisa dan sering terbit. Bahkan setiap bulan ada buku baru yang diterbitkan. Awalnya status atau tulisan pendek di media sosial, akhirnya jadi buku. Bukunya dibeli dan dibaca banyak orang. Hal itu saya ketahui dari para pembeli yang berkali-kali membeli buku saya dalam beragam tema. Mereka menyampaikan itu tanpa saya paksa, karena mungkin mereka merasakan manfaatnya. Atau bisa jadi apa yang mereka cari selama ini ada dan dibahas pada buku saya. 

Ada dua buku saya yang cukup diburu oleh pembaca selama ini. Buku yang saya maksud adalah "Kalo Cinta, Nikah Aja!" dan "Plan Your Success". Dua buku ini tergolong tipis, sekitar 150 halaman saja. Pembahasannya juga ringan dengan diksi ala anak muda, sehingga mudah dicerna isi dan pesannya. Dua buku ini merupakan bunga rampai tulisan saya di Facebook dan WhatsApp, termasuk yang awalnya sekadar jadi status media sosial, lalu dielaborasi menjadi tulisan yang lebih panjang. 

Saya tentu bukan contoh ideal, tapi apa yang saya alami bisa jadi penambah inspirasi bagi siapapun di luar sana. Saya sengaja menyampaikan pengalaman semacam ini, sebagai jawaban dari begitu banyak pertanyaan dari banyak anak muda di berbagai kota di seluruh Indonesia pada beberapa forum dan momentum selama ini. Termasuk yang bertanya lewat nomor WhatsApp dan status Facebook saya. Selamat mencoba, semoga terinspirasi! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Pegiat "Cereng Menulis" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok