Pesan Perubahan Anies Baswedan


CALON presiden pasangan nomor 1 (satu) Anies Baswedan hari Sabtu 9 Desember 2023 kembali hadir di Kota Cirebon, Jawa Barat dalam rangka kampanye terbuka. Anies, merupakan putra kelahiran Cirebon, tepatnya di Kuningan, Jawa Barat pada 7 Mei 1969 silam. Untuk selanjutnya ia menempuh pendidikan dan berkarir di Jogjakarta, Amerika Serikat dan Jakarta. Secara khusus pada 2017-2022 ia mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin ibukota Indonesia (Jakarta) dengan sukses yang ditandai dengan berbagai prestasi dan apresiasi dari pemerintah, lembaga nasional dan dunia internasional.   

Pada kesempatan ini Anies berbicara di hadapan ribuan pendukung, simpatisan dan relawannya yang begitu antusias, tepatnya di lapangan Sangkala Buana Alun-alun Kasepuhan, Kota Cirebon, Jawa Barat. Pada kesempatan yang sama, bersamanya hadir pula politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasdem (Nasdem) dan Partai Ummat dari pusat hingga daerah. Nampak hadir Dr. Ahmad Heryawan, Dr. Nety Heryawan,  KH. Maman Imanul Haq dan beberapa tokoh lainnya. Termasuk para calon anggota legislatif lintas partai politik pengusung dan pendukung serta Tim Pemenangan Daerah (TPD) pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (pasangan AMIN) juga turut hadir. 

Di hadapan ribuan massa yang hadir Anies menyampaikan beberapa poin penting. Pertama, setiap warga negara mesti bebas bicara. Berbicara merupakan hak azasi setiap warga negara yang diakui oleh konstitusi negara. Dengan demikian tak boleh ada lagi yang takut berbicara, bahkan tak boleh ada lagi yang menyampaikan pendapat namun dipenjara. Memenjarakan warga negara yang menyampaikan aspirasi dan kritiknya pada penguasa merupakan bentuk kezaliman yang tak boleh terjadi lagi. 

Menurutnya, setiap kita tentu menjunjung tinggi persamaan hak dan jaminan atas hak dalam bingkai konstitusi dan aturan hukum. Karena itu, hukum tidak boleh dikerdilkan hanya untuk membela kepentingan satu kelompok demi merampas hak kelompok lainnya. Tak boleh ada warga negara yang merasa dirampas haknya karena penegakan hukum yang tak adil dan cenderung bias kepentingan, bahkan dikerdilkan oleh tangan-tangan kotor demi mendapatkan bayaran dan proyek tertentu. 

“Kita menginginkan perubahan karena kita ingin bebas berbicara dan tidak dipenjara. Tak boleh ada rasa takut untuk berbicara. Masa untuk menyebut negara yang kita cintai ini saja kita mesti menyebut nama wakanda atau konoha? Padahal republik ini adalah republik yang merdeka. Jadi, tak boleh ada lagi rasa takut untuk berbicara. Karena itu kita butuh perubahan,” ungkapnya. 

Kedua,  petani lokal harus berdaya. Saat ini negara kita masih banyak bergantung pada impor. Para petani kerap mendapatkan intimidasi oleh kekuatan tertentu, padahal petani hanya menginginkan akses dan keadilan, termasuk penegakan hukum yang adil dan tegas pada mereka yang kerap melakukan monopoli pasar. 

Petani harus bangkit dan sejahtera serta mendapatkan keadilan, termasuk kemudahan akses pupuk, pembibitan dan pasar yang layak. Petani tidak boleh lagi dihina karena pekerjaannya. Sebab petani adalah pejuang autentik yang telah berjasa besar bagi kehidupan bangsa kita. Tanpa petani maka bangsa kita tidak bakal berjaya dan maju.

“Sudah saatnya petani kita menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Petani harus dihargai dan diperdayakan. Kebutuhan mereka harus diperjuangkan. Karena itu jugalah kita perlu menegaskan bahwasannya petani juga butuh perubahan,” tegasnya.   

Ketiga, masyarakat harus berdaya secara ekonomi. Saat ini masyarakat kita pada umumnya mengalami kenyataan hidup yang mengkhawatirkan. Selain kesulitan lapangan kerja, juga kondisi ekonomi yang belum membaik. Padahal dari pemilu ke pemilu setiap politisi selalu berjanji untuk memperkuat ekonomi masyarakat bawah. Nyatanya, sampai detik ini ekonomi masyarakat belum membaik. Bukan saja petani, berbagai profesi dan masyarakat lintas pekerjaan pun butuh perubahan. 

“Faktanya petani masih mengalami kendala. Produk mereka dibeli murah, sementara harga beras di pasar terus melonjak. Di sini pasti ada mafia yang bermain. Mafia semacam itu tak boleh dibiarkan atau didiamkan begitu saja. Kita harus lawan dan habisi para mafia-mafia itu. Kita harus pertegas bahwa bangsa kita butuh perubahan nyata,” lanjutnya. 

Keempat, koruptor harus dimiskinkan. Salah satu musuh besar bangsa kita adalah praktik korupsi yang menimpa hampir semua sektor kehidupan. Praktik korupsi semakin merusak tatanan bangsa pada saat para elite atau mereka berwenang yang seharusnya melawan korupsi justru terjangkit penyakit korupsi. Koruptor telah memporak porandakan bangsa kita sehingga masih tertatih-tatih untuk maju.  

Tak ada cara lain yang mesti kita pilih, kita harus memastikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dikembalikan pada maqomnya yang tegas sebagai lembaga penegak hukum yang independen, profesional dan berintegritas. Pimpinan dan mereka yang mendapatkan tugas negara untuk bertugas di KPK harus yang bebas dari kasus hukum, bukan tersangka kasus korupsi dan bukan mereka yang bermain mata dengan para koruptor. 

“Negeri ini dirusak oleh para koruptor. Negeri ini dirusak oleh orang-orang culas. Akankah kita diamkan? Tentu saja tidak. Apakah kondisi semacam itu masih kita biarkan terus berlanjut? Tentu saja tidak. Karena itulah kita butuh hadirnya perubahan. Sudah saatnya dihadirkan perubahan nyata. Mereka yang culas harus diberhentikan dari KPK. Sementara mereka yang berintegritas dan tidak bermasalah harus dikembalikan haknya untuk bekerja secara profesional di KPK. ” tegasnya. 

Kelima, perubahan butuh wewenang dan tindakan nyata. Sebanyak apapun massa kita berkumpul dan sehebat apapun kita berdemonstrasi untuk melawan kezaliman, tidak selalu menghasilkan apa-apa sebagaimana yang kita inginkan. Karena itu, perubahan juga butuh satu kata: wewenang. Dalam konteks pemilu khususnya pilpres 2024, wewenang itu diberikan saat kita berada di tempat pemungutan suara atau TPS. Bila kita ingin perubahan maka kita mesti memilih dan memenangkan pasangan yang mengusung perubahan, bukan melanjutkan ketidakadilan. 

“Perubahan bukan saja membutuhkan massa yang banyak, tapi juga butuh wewenang. Wewenang diperoleh dari kepercayaan masyarakat melalui proses pemilihan. Saat memimpin Jakarta saya membuktikan bahwa wewenang itu bekerja nyata. Hanya dengan satu kertas dan satu tanda tangan sebagai gubernur saya bisa menutup usaha prostitusi yang sangat merusak moral. Dan alhamdulillah masyarakat mendukung kebijakan saya,” tegasnya. 

Ide dan narasi perubahan tidak melulu menyangkut hal-hal yang hanya menjadi perbincangan di kalangan elite seperti tentang gaji pejabat dan kenaikan pangkat, perubahan sejati justru mencakup hal-hal mendasar yang berhubungan langsung dengan kebutuhan masyarakat di seluruh Indonesia. Perubahan juga menyangkut guru yang berdaya, dosen yang berdaya dan ASN yang berdaya serta petani yang juga mesti berdaya. 

Di samping itu, perubahan juga bermakna masyarakat mendapatkan kebijakan dari pemerintah yang pro dan peduli kepentingan masyarakat, pupuk murah, pakan ternak lebih murah, lapangan pekerjaan jadi luas, biaya hidup jadi lebih rendah atau terjangkau, koruptor dimiskinkan, dan kebebasan warga negara untuk berbicara atau menyampaikan pendapat tanpa intimidasi dan kriminalisasi. 

Bila di Jakarta Anies sukses menjalankan mandat masyarakat hingga tuntas dan sukses, maka sudah saatnya sosok yang cerdas, berjiwa muda, berintegritas, peduli wong cilik, peduli kaum muda, toleran dan akrab dengan semua kalangan ini mendapatkan dukungan dan mandat untuk memimpin Indonesia. Ia adalah sosok yang satunya kata dan tindakan, anti korupsi dan memiliki rekam jejak yang baik. Hal ini bukan saja diakui oleh warga Jakarta dan Indonesia tapi juga oleh warga dunia. 

Kita mesti akui secara apa adanya, bahwa Anies adalah pemimpin yang diakui dunia, bukan saja gagasannya tapi juga kerja nyatanya. Ia kerap menjadi narasumber berbagai forum nasional dan regional juga internasional. Selain itu, ia juga menguasai berbagai tema diskusi dan substansi isu global, bahkan ia juga jago dalam berbahasa asing terutama bahasa Inggris. 

Atas dasar itu pula-lah, sosok ini bukan saja membuat kita semakin bangga sebagai bangsa besar tapi juga mampu berdiri tegak pada saat berhadapan dengan berbagai negara juga pemimpin negara, terutama negara-negara yang kerap mendominasi di seluruh dunia selama ini. Negeri yang adil, makmur dan setara bagi semua adalah cita-cita mulia pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (pasangan AMIN).

Sebelum kita menagih terlaksananya janji politik saat kelak pasangan ini memimpin Indonesia untuk periode 2024-2029, ada baiknya bagi kita untuk mendahuluinya dengan cara mendukung, memilih dan memastikan pasangan nomor 1 (satu) ini menang pada pilpres 14 Februari 2024 mendatang. Sungguh, kita semua sangat merindukan pemimpin yang adil, tegas dan berintegritas serta peduli masyarakat, sebab hanya pemimpin semacam inilah yang mampu menghadirkan perubahan nyata bagi seluruh Indonesia. Itulah dwi tunggal Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (pasangan AMIN). (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku “Anies Baswedan; Pemimpin Ideal untuk Indonesia”


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok