Mengenang Ustadz Awaludin


BAGAI petir di tengah hujan lebat, berita meninggalnya Ustadz Awaludin benar-benar membuat saya kaget dan awalnya tak percaya bila beliau benar-benar meninggal dunia. Awalnya saya mendapatkan kabar beliau sakit dari istri beliau Ibu Herlyana Hasyim (Lina Hasyim), alumni Pondok Pesantren Nurul Hakim (1993-1998) yang kini mengajar di SMAN 2 Mataram. Kabar itu disampaikan pada Rabu malam (20 Desember 2023) di grup WhatsApp Forum Penulis Nurul Hakim yang saya dan teman-teman alumni gawangi. Saya dan anggota grup pun menyampaikan doa semoga beliau mendapat kesembuhan. 

Kamis 21 Desember 2023 pagi, seperti biasa, setiap pagi setelah subuh saya terbiasa menengok beberapa grup media sosial tempat saya nongkrong setiap harinya, termasuk grup WhatsApp yang saya sebutkan di atas. Setelah 30 menit tiba-tiba saya mendapatkan informasi dari salah satu anggota grup bahwa Ustadz Awaludin meninggal dunia. Sekali lagi, saya benar-benar kaget. Selain karena tak ada tampang sakit pada wajahnya, sosok beliau memang rajin tersenyum. Termasuk bila saya sesekali melihat foto beliau. Dan memang aslinya dari dulu saat muda hingga sekarang wajahnya semakin cerah dan masih tetap muda. 

Tak percaya begitu saja, saya pun ingin mendapatkan informasi yang akurat. Tak lama kemudian saya tetiba langsung mendapat notifikasi status salah satu Ustadz senior di Nurul Hakim, Ustadz Abdul Qadir Jaelani. Pada akun facebooknya beliau menginformasikan bahwa Ustadz Awaludin telah meninggal dunia. Saya juga bertanya dan mengecek informasi ini ke beberapa senior, teman angkatan dan adik angkatan selama di Nurul Hakim atau NH. Ternyata betul, bahwa penggawa radio dakwah NH tersebut benar-benar sudah meninggal. 

Sebuah kejadian yang sangat mendadak dan membuat saya meneteskan air mata. Sedih tapi ya... "Ya Allah, ampuni, sayangi dan maafkan Ustadzku. Beliau orang baik Ya Allah. Karena meninggal dalam kondisi sakit, mohon masukkan beliau dalam golongan syahid Ya Allah. Lapangkan kuburnya, tabahkan keluarganya dan jadikan seluruh amal kebaikannya sebagai amal jariyah yang terus mengalir ke seluruh anak cucu juga para muridnya. Berkahi seluruh kehidupannya dan mudahkan ia masuk ke dalam surga-Mu!" 

Ya, Ustadz Awaludin yang bergelar S.Pd., M.Pd. dan yang beralamat di Dusun Luk Barat, Desa Sambik Bangkol, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, NTB ini meninggal pada Kamis, 21 Desember 2023, sekitar pukul 04.30 WITA di Rumah Sakit Kota Mataram. Menurut informasi, insyaa Allah beliau dimakamkan pada Kamis 21 Desember 2023 pukul 16.30 WITA di Pemakaman Umum di  Dusun  Luk Lek Daya. Bagi alumni NH dan kolega bisa menghadiri acara pemakaman guru Bahasa Inggris Madrasah Tsanawiyah (MTs) Putra Pondok Pesantren Nurul Hakim (Kediri, Lombok Barat, NTB) ini. 

Mengenang sosok yang suka senyum ini, mengingatkan saya beberapa hal tentangnya. Pertama, sosok yang peduli sesama dan santri NH. Saya mengenal Ustadz Awaludin sejak awal nyantri di NH 1996 silam. Beliaulah salah satu Ustadz di NH yang pertama yang saya kenal. Bahkan beliaulah yang "mengasuh" saya saat di NH. Bila santri pulang liburan, beliau tetap di pondok. Karena jauh dan berasal dari Manggarai Barat, NTT (Flores) saya memilih tetap menginap di pondok. Ustadz Awal, demikian akrab saya sapa, kerap membeli dan membawakan nasi untuk saya dan teman-teman yang menginap di pondok kala libur. 

Ustadz Awal juga peduli dengan santri NH yang berasal dari luar daerah, termasuk yang dari NTT seperti saya. Hal itu dipahami dari kehadiran beliau saat para santri asal luar daerah mengadakan acara. Begitu juga ketika orang tua atau wali santri luar daerah berkunjung, beliau selalu menjadi yang pertama memberi pelayanan, sehingga memudahkan keluarga santri mendapat informasi tentang santri dan pondok. Beliau bukan saja sosok pembina tapi juga bagai kakak yang selalu bersedia menjadi pendengar setia berbagai keluhan atau sekadar cerita juga bercanda. 

Beliau termasuk sosok yang menghubungkan wali santri atau keluarga santri dengan Bapak Pimpinan kala itu. Bila saya dan teman-teman ingin silaturahim ke Bapak TGH. Safwan Hakim (alm), Bapak TGH. Muharrar Mahfudz dan Bapak Muzakar Idris, Lc, atau para pembina asrama, Ustadz Awal adalah penghubungnya. Sehingga saya dan teman-teman mendapatkan kemudahan akses informasi, termasuk untuk bersua dengan para Tuan Guru di NH kala itu. Tanpa beliau mungkin saya dan teman-teman tidak bakal bisa berkomunikasi langsung dengan Bapak Pimpinan. Dan Alhamdulillah karena beliaulah saya hingga kini masih bisa silaturahim dengan Bapak Pimpinan NH dan keluarga beliau. 

Kedua, sosok dai yang aktif berdakwah. Seingat saya, Ustadz Awaludin adalah sosok yang aktif berdakwah sejak muda. Ketika nyantri di NH bahkan setelahnya beliau sudah aktif berdakwah di pulau Lombok, NTB, terutama di Lombok Utara. Selain mendampingi Bapak TGH. Safwan Hakim (alm) saat berdakwah atau mengisi kegiatan keagamaan di berbagai tempat dan momentum, Ustadz Awal juga belakangan kerap mengisi acara keagamaan. "Saya bersaksi Beliau orang Sholih, aktif berdakwah mencerahkan Ummat. In Syaa Allah Husnul Khotimah," ungkap Ustadz Abdul Qadir Jaelani pada status facebooknya, Kamis 20 Desember 2023. 

Bahkan era 1996-2002 kala saya masih nyantri di NH, Ustadz Awal adalah satu-satunya penggawa Radio Dakwah Nurul Hakim yang kala itu berlokasi di sebelah selatan kali bangsit, dekat sawah, sebelah selatan pondok putra sekarang. Saat itu, saya beberapa kali diajak beliau untuk berbincang live di studio. Saya tidak tau nama acaranya, tapi seingat saya di situ ada bincang santri, termasuk membaca surat masuk. Saya termasuk yang sering diundang untuk berbicara tentang santri rantauan. Atau sekadar membantu beliau membersihkan ruangan studio dan sekitarnya. Nanti saya mendapat bonus nasi bungkus dan beberapa uang rupiah untuk belanja jajan. 

Saya menyaksikan Ustadz Awal begitu apik bertanya kepada saya dan membawakan acara radio kala itu. Saya yang tidak begitu percaya diri bila berbicara di depan orang, akhirnya sedikit demi sedikit menjadi percaya diri. Sebagai anak kampung yang jauh dari hiruk pikuk kota dan jauh dari pelajaran agama Islam (karena alumni sekolah Katolik), saya merasa mendapatkan kesempatan istimewa. Bukan saja untuk menyaksikan Ustadz Awal membawakan acara radio tapi juga untuk berbicara live di radio bersamanya. Belakangan setelah sering diundang mengisi acara di TV dan menjadi narasumber di ratusan forum seminar, bedah buku dan sebagainya, saya baru merasakan betapa pengalaman bersama Ustadz Awal di NH benar-benar bermanfaat. 

Ketiga, sosok penggiat literasi. Beberapa bulan lalu saya membuat grup WhatsApp alumni NH yang suka menulis. "Forum Penulis Nurul Hakim", begitu nama grupnya. Ustadz Awaludin adalah salah satu alumni yang berada di grup ini. Beberapa bulan lalu saya mengadakan audisi menulis artikel pendek yang berisi tentang kesan, pengalaman dan kenangan alumni selama di NH. Alhamdulillah Ustadz Awal turut menulis pada buku yang sudah terbit Oktober 2023 lalu dan berjudul "Merindui Nurul Hakim" ini. Judul tulisannya "Dari Ruang Siaran ke Motoran Bersama Mudir", dimuat pada halaman 34-36 buku setebal 202 halaman ini. 

Pada tulisan ini Ustadz Awal bercerita tentang pengalaman dan kenangan selama nyantri di NH medio 1988-1993, lalu saat melanjutkan atau menempuh pendidikan Ma'had Aly di NH. Ustadz Awal bercerita seputar pengalaman mengikuti audisi calon penyiar radio NH, saat menjadi orang pertama sebagai penyiar dan liku-liku selama menjalankan amanah dakwah sebagai dai di udara. Beliau juga bercerita tentang pengalaman menemani Bapak Pimpinan, khususnya TGH. Safwan Hakim (alm) kala mengisi acara di berbagai tempat. "Selain menjadi penyiar radio, saya juga memiliki tugas lain yang menurut saya sangat berkah. Saya menjadi ojek Mudirul Ma'had," ungkapnya pada buku "Merindui Nurul Hakim". 

Ada banyak kenangan dan pengalaman saya bersama dengan sosok Ustadz Awal yang akrab dengan para santri ini. Pada kepedulian, semangat, lakon dakwah dan senyum tulusnya. Tapi tulisan ini belum cukup untuk menyebut dan menjelaskan seluruhnya. Namun demikian, setiap santri era saya pasti memiliki kenangan dan pengalaman tersendiri dengan pemilik motor unik: "Tornado" ini. Bahkan Bapak TGH. Safwan Hakim (alm) punya kenangan dan pengalaman tersendiri dengan salah santri kesayangannya ini. "Wal, jadilah seperti air putih, tidak mewah tapi sangat bermanfaat," begitu nasehat beliau untuk Ustadz Awal dan kami para santrinya.    

Ustadz Awal memang benar-benar meninggal. Ya fisiknya meninggal, namun prinsip hidup dan nilai-nilai moral yang beliau jaga dan amalkan tetap menjadi penambah prinsip dan nilai hidup yang bisa kita adaptasikan pada kehidupan kita. Pengalaman hidupnya dapat kita jadikan sebagai rujukan dalam menjalankan kehidupan kini dan nanti sebagai bekal menuju kehidupan abadi: akhirat. Ustadz Awal, maafkan saya karena belum bisa menjenguk saat Ustadz sakit. Namun doa tulus insyaa Allah terkirimkan untukmu Ustadz. Semoga surga Allah menjadi rumah abadi bagi Ustadz, sehingga kelak bisa menyambut saya dan orang-orang yang Ustadz cinta di pintu surga-Nya! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Merindui Nurul Hakim" dan Santri Nurul Hakim 1996-2002 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah