Menjadi Penulis Kreatif


MENULIS kreatif artinya menulis dengan memanfaatkan semua potensi yang ada, baik yang terlihat wah maupun yang terlihat sederhana untuk menghasilkan tulisan yang layak dibaca. Kemampuan untuk menulis kreatif biasanya muncul ketika seorang penulis berada dalam kondisi yang terlihat terbatas, yang mana bagi penulis lain bisa jadi kondisi demikian tidak memungkinkan untuk menulis, namun bagi seorang penulis kreatif mampu mengisinya untuk menulis. 

Hal ini bermakna bahwa penulis kreatif itu mesti mampu memanfaatkan setiap potensi dirinya untuk sesuatu yang menjadi karya tulis. Katakanlah seseorang memiliki laptop, handphone atau hp, komputer dan sebagainya. Adanya media semacam itu membuatnya selalu terngiang untuk menulis. Di sela-sela aktivitasnya di kantor, lembaga pendidikan atau lembaga apapun itu, ia selalu termotivasi untuk menulis setiap hari. Dia tidak ingin waktu berlalu begitu saja tanpa adanya tulisan. Baginya, menulis adalah kebutuhan hidup, bukan sekadar untuk mengisi waktu luang. 

Lalu, bagaimana dan apa ciri penulis kreatif itu? Pertama, memiliki tekad yang kuat dan bersungguh-sungguh. Penulis yang memiliki tekad yang kuat dan bersungguh-sungguh untuk menulis dan hendak menghasilkan karya tulis bakal berusaha untuk menghasilkan tulisan yang layak dibaca. Ia mampu memanfaatkan waktu luang untuk menulis semampunya. Bahkan bila dalam kondisi sibuk atau sedang melakukan aktivitas lain, ia bakal berupaya untuk mengisi sebagian waktunya untuk menulis. Tak ada waktu merupakan ungkapan atau alasan yang tak ada dalam kamus hidupnya. 

Kedua, selalu ingin menulis sehingga punya karya tulis. Menulis kreatif menjadi jalan yang perlu dicoba oleh pemula, sehingga selalu tergerak hatinya untuk menulis tulisan yang layak dinikmati pembaca. Hal ini memang agak berat bagi mereka yang tekadnya lemah dan tidak memiliki semangat untuk menulis. Tapi bagi mereka yang bertekad kuat dan mau berkorban, ia akan berupaya untuk belajar dan melatih setiap hari. Kesibukan yang begitu padat tak membuatnya kehilangan momentum untuk menulis setiap hari.

Ketiga, akrab dengan tradisi baca. Penulis kreatif pada umumnya memiliki tradisi membaca yang kuat. Bagi penulis pemula tradisi membaca tentu hal yang berat. Namun tak ada cara lain selain terus mencoba dan belajar. Kebiasaan dibangun dengan cara membiasakan diri. Kuncinya adalah Bernai memulai. Tradisi baca tak bisa dibangun di atas teori dan motivasi semata. Sebab ia mesti dibuktikan dengan tindakan nyata. Tradisi baca itu tradisi yang hanya dianggap ada bila dilakukan. Penulis kreatif adalah penulis yang akrab dengan tradisi baca.

Keempat, gila ide atau gagasan. Penulis kreatif tidak tergoda untuk menulis sesuatu yang tak ada isi dan tak ada manfaatnya. Ia selalu berupaya untuk menggerakkan jari-jarinya untuk menyusun kalimat yang bermanfaat dan maslahat. Tulisan semacam itu hanya akan terlahir dari penulis yang gila pada ide atau gagasan. Gagasan pada umumnya muncul dari proses interaksi yang kuat dengan berbagai sumber tertentu misalnya membaca buku, jurnal, website dan sebagainya. Di samping proses perenungan dan refleksi atas berbagai kondisi di lingkungan sekitar. 

Menjadi penulis kreatif merupakan lakon sejarah yang layak dituju oleh penulis pemula. Semangat dan keinginan untuk berada pada posisi itu mesti terus dipupuk dengan cara membaca biografi dan pengalaman para penulis ternama. Sebagai pemula kita harus banyak belajar pada mereka yang telah mengharumkan dunia dengan dan karena karya tulis terbaik mereka. Di tengah situasi yang rumit dan sulit pun tak sedikit yang sukses menghasilkan karya tulis. Bahkan tak sedikit yang sukses menulis saat mereka berada dalam kondisi atau suasana perang. Itulah penulis kreatif, selalu punya "ide" dan "otak" untuk berkarya. (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "ASEAN Episentrum Pertumbuhan Dunia" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah