LAGI MENULIS, MENULIS LAGI!

Alhamdulillah hari ini Rabu 12 Agustus 2020 saya bisa bersua kembali dengan para penulis lintas profesi dan latar belakang di ruang redaksi Radar Cirebon, yang beralamat di Jl. Perjuangan, Kota Cirebon-Jawa Barat. 

Turut hadir pada kesempatan ini Pak Yuda Sanjaya, Pak Deny Rochman, Pak Max Wibi, Pak Indra Yusuf, Pak Imam Ahmad, Pak Akbar Sucipto, Mas Very Wahyudi dan beberapa penulis lainnya termasuk dari kalangan Ibu-ibu. Ada yang berasal dari Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka dan sekitarnya. 

Menjelang pertemuan, di sela-sela duduk santai di warung kopi Waw di lantai dasar Graha Pena, Pak Wibi berbagi cerita seputar kepenulisan. Salah satu ungkapan yang menarik dari penggawa edisi online Radar Cirebon yang saya ingat adalah "Menulis itu mesti dari kesadaran diri, bukan paksaan". 

Pak Wibi, insyaa Allah pada kesempatan lain saya akan elaborasi lebih lanjut dalam bentuk tulisan ya. Bagi saya ungkapan sederhana tersebut kaya makna dan pesan. Karena Pak Wibi menyampaikannya di atas pengalaman pribadinya, bukan teori ini itu. Jadi sangat autentik. 

Pada acara yang dimulai sejal pkl 15.00 WIB ini diawali dengan penyampain awal dari Pak Deny Rochman selaku salah satu inisiator pertemuan. Pak Deny, demikian saya menyapanya, menyampaikan perihal latar komunitas dan pertemuan ini. 

Kemudian dilanjutkan dengan pengenalan diri setiap peserta atau undangan yang hadir. Semua undangan pun mengenalkan diri, latar belakang juga aktivitasnya masing-masing. Pertemuan ini sebetulnya merupakan lanjutan atau tindaklanjut dari pertemuan perdana sebelumnya di tempat yang sama. 

Pada pertemuan perdana disimpulkan untuk dibentuknya sebuah komunitas sekaligus nama bagi komunitas penulis yang sering mengirim tulisannya ke redaksi untuk kolom Wacana Radar Cirebon. Untuk sementara namanya Forum Penulis Kolom Wacana Radar Cirebon. 

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan waktu lalu, termasuk adanya masukan dan saran dari anggota komunitas yang ada di group WhatsApp Group (WA), akhirnya diadakanlah pertemuan kali ini. Sebagai pribadi saya tentu saya turut bangga dan haru. Sebab saya bisa berkenalan dengan mereka yang benar-banar berpengalaman di dunia kepenulisan.

Bagi saya, pertemuan ini adalah ikhtiar terbaik agar saya dan siapapun yang ingin belajar dan terus menjaga semangat menulis tetap terjaga dengan baik. Pada forum ini saya merasakan betapa saya bukan siapa-siapa. Karena yang hadir adalah mereka yang oke punya. 

Jadi saya terdorong terus untuk menulis dan menulis. Saya dipaksa untuk memompa semangat dan kreativitas dalam banyak hal terutama dalam hal kepenulisan. Saya benar-benar mendapat energi untuk menulis lagi dan terus menulis. Pokoknya seperti judul tulisan ini, lagi menulis, menulis lagi. 

Entah apakah kelak tulisan saya dibaca orang atau tidak, itu uruasan ke sekian. Hal utama yang mesti saya jaga adalah semangat. Selain itu, tentu saja konsistensi pada aktivitas kepenulisan. Sebab saya sendiri sangat sadar bahwa saya pada dasarnya bukan penulis, tepatnya tidak berprofesi sebagai penulis. 

Dengan demikian, forum semacam ini sangat bermanfaat dan mesti saya manfaatkan dengan baik. Sebab saya aktif di dunia pendidikan dan punya aktivitas lain di tempat lain. Sehingga kadang menulis sekadarnya saja. Kondisi demikian menjadi alasan bagi saya untuk "memaksa" diri agar setiap hari menulis. 

Kadang ada rasa lelah dan letih di saat melakoni aktivitas kepenulisan. Namun suntikan motivasi dan semangat juga pengalaman dari banyak senior atau mereka yang berpengalaman membuat saya semakin terpacu. Pokoknya, saya mesti menulis dan menulis lagi. Ini baru namanya merdeka menulis sekaligus menulis merdeka. (*)


* Judul tulisan "Lagi Menulis, Menulis Lagi", oleh Syamsudin Kadir, Penulis buku "Melahirkan Generasi Unggul". 



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok