Bergembira dengan Datangnya Ramadan
TAK menanti lama setelah Idhul Fitri 2020 berlalu, kini kita sudah menjelang datangnya tamu agung, bulan suci dan bulan mulia yaitu syahru Ramadan, bulan Ramadan 1442 H. Serasa kita baru saja meninggalkan suasana shaum Ramadan dan lebaran yang terlaksana pada momentum bencana non alam: Covid-19 tahun lalu, kini Ramadan dengan segala kemuliaan dan keunikannya segera menyapa dan membersamai kita lagi.
Ya, tak terasa sebentar lagi kita akan kedatangan bulan Ramadan. Setelah sekian waktu kita berpisah, kini Ramadan kembali akan hadir di tengah-tengah kita. Bagi seorang muslim, tentu kedatangan bulan Ramadan akan disambut dengan rasa gembira dan penuh syukur, karena Ramadan merupakan bulan maghfirah, rahmat dan menuai pahala serta sarana menjadi orang yang muttaqin.
Ada begitu banyak hadits yang mengajak kita untuk bergembira dan menyiapkan diri dalam menghadapi Ramadan. Bergembira bukan untuk gagah-gagahan, tapi sebagai wujud syukur atas momentum yang Allah sediakan. Sebab tak sedikit orang yang pada tahun lalu yang masih bisa ber-shaum Ramadan, kini sudah tak bisa lagi. Ada yang karena sakit, karena melahirkan dan mungkin ada juga yang sudah meninggal dunia.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian ber-shaum di dalamnya. Di bulan Ramdhan, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan seribu bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad)
Pada riwayat lain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengingatkan kepada kita bahwa bergembira dengan datangnya Ramadan dapat menjadi penghalang atau prisai sehingga kita tak tersentuh api neraka. Beliau bersabda, “Barang siapa yang bergembira akan hadirnya bulan Ramadan, maka jasadnya tidak akan tersentuh sedikit pun oleh api neraka.” (HR. an-Nasa’i)
Tentu kita tidak ingin Ramadan tahun ini hanya dilewati begitu saja tanpa memanfaatkannya sebaik mungkin, sebagai ladang amal untuk memperbanyak pahala. Selain ibadah wajib seperti shalat, shaum dan zakat, tentu kita harus mengetahui amalan-amalan lainnya agar kita mendapatkan keberkahan bulan suci Ramadan, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Oleh karena itu, para Ulama menganjurkan kita untuk melakukan berbagai persiapan diri untuk menyambut kedatangan bulan Ramadan, agar Ramadan kali ini benar-benar bermakna bagi kehidupan kita, nilai kemuliaan yang tinggi terjaga dan dapat mengantarkan kita menjadi orang yang bertaqwa sebagaimana rujuan shaum Ramadan itu sendiri.
Diantara yang perlu kita siapkan sebagai wujud kegembiraan kita pada Ramadan yang terkenal dengan berbagai kekhususannya ini adalah sebagai berikut, pertama, persiapkan keimanan kita. Shaum Ramadan adalah ibadah wajib yang menghendaki kita untuk membatasi diri dalam menikmati makanan sekaligus minuman yang halal atau mubah. Bahkan bisa menjadi haram hukumnya bila kita makan dan minum yang halal pada saat bershaum yaitu dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Modal utamanya adalah iman. Dengan iman yang terjaga maka kondisi lapar dan haus bukan menjadi masalah, malah menjadi modal dalam meningkatkan keimanan kepada Allah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang ber-shaum Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kedua, persiapan lahir dan batin. Shaum adalah ibadah yang membutuhkan energi dan stamina yang tak sedikit. Karena itu, kesehatan fisik mesti terjaga dengan baik. Batin kita pun mesti disipakan sejak dini. Bila untuk berkunjung ke rumah keluarga dan tetangga saja kita butuh persiapan, maka bertemu dengan shaum Ramadan tentu jauh lebih butuh persiapan.
Bila kita memiliki sakit tertentu, diupayakan untuk diobat secara serius, agar pada saat Ramadan tiba kita bisa ber-shaum tanpa kendala seperti sakit dan serupanya. Dalam hal ini kita bisa mengkonsumsi madu atau obat herbal yang direkomendasikan, sehingga fisik kita tetap perima. Saling silaturahim dan memaafkan antar sesama juga bisa kita lakukan, sehingga batin kita pun lebih nyaman.
Ketiga, persiapan ilmu pengetahuan dan wawasan. Hal ini perlu kita siapkan, sebab shaum Ramadan yang kita laksanakan mesti semakin berkualitas dan berdampak pada meningkatnya kualitas taqwa. Bila pada Ramadan sebelumnya kualitas ibadah kita hanya biasa-biasa saja, maka pada Ramadan yang akan datang mesti luar biasa.
Pengetahuan dan wawasan tentang shaum Ramadan dan segala hal yang terdapat di dalamnya bisa kita peroleh dengan banyak mengikuti pengajian atau kajian keagamaan. Baik dalam majelis ta'lim dan pengajian maupun seminar dan webinar online yang akhir-akhir ini muncul dan bisa kita manfaatkan dengan baik.
Hal lain, kita juga bisa mengkaji berbagai kitab mu'tabarah terutama yang klasik karya para ulama terdahulu. Termasuk membaca buku-buku tulisan para ahli yang membahas tema seputar shaum Ramadan dan yang terkait dengannya. Di samping tulisan lepas atau buku yang merupakan bunga rampai tulisan seputar shaum Ramadan.
Shaum merupakan ibadah yang khas dan termasuk salah satu dari lima Rukun Islam. Shaum secara bahasa artinya menahan atau mencegah. Secara umum shaum didefenisikan sebagai upaya menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan shaum, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan syarat tertentu yang ditetapkan oleh syariat.
Sebagai wujud syukur dan kegembiraan serta persiapan diri dalam menanti Ramadan mulia, saya sendiri memilih membukukan atau menerbitkan seluruh tulisan saya bertema shaum Ramadan dan yang terkait dengannya yang selama ini dalam bentuk buku. Berita baiknya, tulisan atau buku yang saya maksud ditulis bersama istri saya Eni Suhaeni yang fokua pada dunia pendidikan, yang belakangan juga menekuni dunia kepenulisan dan usaha.
Buku yang saya maksud berjudul "Pendidikan Ramadan; Menjemput Berkah Menggapai Taqwa". Walau tergolong buku populer, buku ini membahas shaum Ramadan dari berbagai sisinya. Sehingga lebih detail namun tetap pada keserhanaan. Dengan diksi dan pembahasan yang ringan, yang dibangun dari berbagai perspektif, buku ini diharapkan semakin enak untuk dibaca dan dipahami oleh pembaca.
Shaum diharapan menjadi ibadah yang mampu meningkatkan ketakwaan kita, dalam makna dan pengertiannya yang luas. Amal perbuatan kita selama hidup di dunia kelak dipertanggungjawabkan. Dan, shaum Ramadan berserta ibadah lain di dalamnya adalah penambah berat amal kita. Mudah-mudahan Allah membimbing kita agar pada Ramadan nanti kita bisa menjalankan seluruh ibadah dengan penuh iman dan pertimbangan yang maksimal. Kuncinya adalah persiapan yang matang, termasuk dengan banyak membaca buku! (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Pendidikan Ramadan"
Komentar
Posting Komentar