Anies-Muhaimin dan Rute Politik Persatuan


Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) secara mengejutkan melakukan deklarasi pasangan Anies Rasyid Baswedan (Anies) dan Abdul Muhaimin Iskandar (Muhaimin) pada Sabtu 2 September 2023 di Hotel Yamato (yang kini bernama Hotel Majapahit), Surabaya, Jawa Timur. Pada proses deklarasi ini hadir Anies Rasyid Baswedan (Anies) selaku bakal calon presiden usungan Nasdem dan PKB, para petinggi partai politik satu koalisi atau pengusung seperti Surya Paloh selaku Ketua Umum Partai Nasdem dan jajarannya, Abdul Muhaimin Iskandar selaku Ketua Umum DPP PKB dan jajarannya, serta para pengurus dan kader Nasdem dan PKB.   

Pada sambutannya Surya Paloh menyampaikan sikap bangga dan harunya pada PKB khususnya Muhaimin yang berkenan menerima pinangan dan menjadi bagian dari koalisi untuk mengusung bahkan menjadi bakal calon wakil presiden bagi bakal calon presiden untuk pilpres 2024, Anies. Bahkan menurutnya, terbentuknya koalisi untuk mengusung pasangan ini merupakan sebuah ikhtiar terbaik untuk Indonesia yang lebih baik. “Pasangan ini merupakan pasangan yang menyejukkan dan insyaa Allah mampu memajukan negeri ini ke depan. Kata sampaikan, selamat tinggal politik kampret-cebong!”, ungkap salah satu tokoh yang lama berkecimpung di dunia media ini. 

Muhaimin pun menyampaikan rasa haru dan bangganya atas proses terjadinya koalisi untuk pengusungan pasangan capres untuk Pilpres 2024 kali ini. Menurutnya, Anies merupakan sosok pemimpin yang memiliki rekam jejak yang baik dan sukses dalam memimpin. Bahkan menurutnya, Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 ini telah sukses memimpin Jakarta. Sebab ia bukan saja memiliki pengalaman tapi juga memiliki nilai-nilai kepemimpinan yang secara turun temurun diwariskan oleh leluhurnya, termasuk kakeknya AR. Baswedan, sang pahlawan kemerdekaan nasional.  

Tak kalah haru dan bangga, Anies pun menyampaikan bahwa Surya Paloh adalah politisi yang melompat juah ke masa depan sejarah bangsa. Bang Surya Paloh, ungkap Anies, bukan sosok yang hanya memikirkan diri dan partai politik yang dipimpinnya, tapi juga masa depan bangsa dan negara Indonesia. Dan itu bukan saja ia buktikan saat Anies-Muhaimin dipasangkan untuk maju di pilpres 2024, tapi juga saat mengusung begitu banyak tokoh di berbagai daerah untuk pilkada hingga pada pilpres 2014 dan 2019 lalu. "Kali ini saya dan Cak Imin adalah korban baru Bang Surya Paloh," ungkap Anies. 

Anies pun menyampaikan rasa haru dan bangganya pada Muhaimin. Menurutnya, Cak Imin merupakan sosok tokoh yang memiliki jiwa aktivisme yang kokoh, berpengalaman di berbagai organisasi dan lembaga, bahkan sukses memimpin PKB. Rekam jejak itulah yang membuatnya mendapatkan berbagai amanah penting dan sukses menjalankannya. Anak-anak muda Indonesia layak belajar kepadanya. "Hanya orang berani dan bernyali seperti Cak Imin ini yang bisa menjadi pemimpin untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik atau dalam rangka menyukseskan agenda poros perubahan," ungkap Anies. 

Menyaksikan pasangan Anies-Muhaimin yang dideklarasikan kali ini oleh Nasdem dan PKB, saya mencatat beberapa poin penting seputar pasangan ini dan langkah kita ke depan. Pertama, aktivis-intelektual sekaligus intelektual-aktivis. Anies dan Muhaimin merupakan sosok yang berpengalaman menjadi aktivis organisasi mahasiswa pada eranya. Bila Anies aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), maka Muhaimin aktif di Pegerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII, keduanya memulainya di kampus yang sama yaitu Universitas Gadjah Mada, Yogjakarta. Anies juga pernah menjadi Ketua Forum OSIS Se-Indonesia dan Ketua Senat Mahasiswa UGM pada eranya. Sementara Muhaimin pernah memimpin atau menjadi Ketua Umum PMII dan pernah aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). 

Kedua tokoh ini pun bukan saja aktivis, tapi aktivis yang intelektual. Keduanya sama-sama aktif berdiskusi di berbagai forum terbuka dan tertutup untuk membahas berbagai tema seperti keislaman, kebangsaan dan keindonesiaan hingga peradaban global. Keduanya juga aktif menjadi narasumber sekaligus menulis artikel dan makalah untuk berbagai forum, termasuk menulis di berbagai media massa, baik media cetak maupun media online. Walau pun diliputi oleh berbagai kesibukan yang sangat padat, keduanya masih menyempatkan untuk menjaga tradisi literasi terutama untuk membaca dan menulis artikel juga buku. 

Secara khusus mengenai kesuksesan Anies dalam memimpin Jakarta bisa dibaca dalam buku "Rekam Jejak Anies di Jakarta" (2023) karya Nico Andrianto. Adapun seputar gagasan sekaligus kepemimpinannya bisa dibaca pada buku "Anies Baswedan; Merawat Persatuan, Wujudkan Keadilan Sosial” (2023) karya Syamsudin Kadir. Lalu, secara khusus, Muhaimin juga menulis beberapa buku dalam beragam tema seperti "Melampaui Demokrasi; Merawat Bangsa dengan Visi Ulama" (2006), "Visioning Indonesia" (2022) dan sebagainya. Sehingga tak heran bila gagasan dan karya mereka menjadi saksi betapa sosok keduanya sangat akrab dengan tradisi literasi bahkan memiliki tradisi literasi yang kuat.  

Kedua, tokoh sekaligus cendekiawan muslim yang berwawasan global. Anies dan Muhaimin merupakan dua tokoh yang akrab dengan aktivitas kecendikiaan: menajamkan intelektualitas, membincang masalah sekaligus isu-isu keumatan sekaligus kebangsaan dan mengadvokasi berbagai permasalahan sosial kemasyarakatan dalam berbagai forum dan institusi sosial. Keduanya sangat fasih menyampaikan gagasan keumatan, kebangsaan dan keindonesiaan dalam perspektif yang dinamis dan mengakrabkan seluruh elemen bangsa yang beragam latar belakang.  

Baik sebagai pejabat publik maupun sebagai akademisi, Anies tergolong sangat aktif menjadi narasumber untuk pertemuan nasional; hingga global. Anies pun bisa dikatakan sangat fasih dalam menyampaikan berbagai gagasannya dalam beragam tema di forum nasional dan global. Tak salah bila sosok ini masuk kategori satu dari 100 tokoh muslim berpengaruh di duni abad ini. Bahkan hingga kini masih menjadi narasumber untuk berbagai kegiatan global internasional. Muhaimin juga begitu, baik sebagai pejabat negara maupun sebagai politisi, ia kerap diundang untuk menjadi narasumber di berbagai forum dan momentum. 

Ketiga, pemimpin yang sukses. Anies pernah menjadi Rektor Universitas Paramadina Jakarta, sebuah perguruan tinggi swasta yang cukup disegani di Jakarta bahkan Indonesia. Ia juga pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan tentu saja menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Sementara Muhaimin pernah menjadi menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Wakil Ketua MPR, Wakil Ketua DPR, dan kini masih menjadi Ketua Umum DPP PKB. Keduanya tergolong sukses menjalankan kepemimpinan pada institusinya masing-masing. Sehingga sangat wajar bila keduanya mendapat dukungan untuk menjadi pasangan yang maju pada Pilpres 14 Februari 2024 nanti. 

Tempat deklarasi yang berlangsung di Hotel Yamato (yang kini bernama Hotel Majapahit), Surabaya, Jawa Timur memiliki pesan penting dan bersejarah. Bagaimana pun, di sinilah sebuah peristiwa bersejarah telah berlangsung, tepatnya pada 19 September 1945. Kala itu, pemuda dan kalangan santri merobek bendera Belanda dan mengibarkan bendera Merah-Putih. Dengan demikian, koalisi dukungan ini mesti dibangun dan didasari oleh tujuan dan cita-cita mulia serta memiliki tanggungjawab moral untuk meneruskan perjuangan pendahulu serta memajukan bangsa Indonesia. “Bila dulu di tempat ini secara gagah berani para pendahulu kita telah menggulung kolonialisme, maka dari tempat ini juga kita akan menggelar kesejahteraan untuk seluruh rakyat Indonesia,” ungkap Anies.  

Deklarasi dukungan untuk pasangan Anies-Muhaimin oleh Nasdem dan PKB kali ini (dan mungkin dalam waktu dekat akan diadakan deklarasi utuh untuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP): Nasdem, PKB dan Partai Keadilan Sejahtera atau PKS), merupakan sebuah bukti bahwa politik nasional negeri ini semakin dinamis dan naik kelas. Kita ingin agar ke depan, terutama pada Pilpres 2024, tak ada lagi caci maki, hina menghina, saling fitnah antar sesama anak bangsa. Mereka yang selama ini masih tercemari oleh politik identitas: "cebong-kampret", perlu diingatkan dan disadarkan agar kembali ke jalan yang benar: politik bermoral tinggi dan nilai-nilai luhur. 

Kita layak apresiasi keberanian Nasdem dan PKB (serta PKS ke depan) untuk duduk bersama dan segera mengusung pasangan Anies-Muhaimin untuk maju di Pilpres 2024 dalam wadah koalisi yang utuh. Mereka yang berbeda sikap dan pilihan politik pada pilpres 2024, pasangan capres lainnya adalah saudara sebangsa dan setanah air. Kita rayakan Pilpres 2024 dengan riang dan gembira tanpa dendam dan sumpah serapah. Kita ingin politik negeri ini semakin elegan yang diwujudkan dalam bentuk pergulatan ide bukan caci maki, terjadinya tukar tambah gagasan bukan hina menghina, dan narasi yang memperkokoh persatuan nasional bukan fitnah. Kita titip kepercayaan kepada Anies-Muhaimin, partai koalisi pengusung dan pendukung, serta massa pendukungnya untuk jalankan politik persatuan: politik yang menyejukkan atau menyatukan kita semua menuju Indonesia adil, makmur dan sejahtera. (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku “Anies Baswedan; Merawat Persatuan, Wujudkan Keadilan Sosial”


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah