Spirit Literasi Bang Ahmad Baso
Pada acara yang dihadiri oleh para ulama, tokoh masyarakat, politisi dan umum ini Bang Ahmad Baso mengulas secara apik pemikiran politik para Wali Songo. Bang Ahmad Baso kebetulan mendalami tema ini selama sekian waktu, yang diulas dalam buku terbaru beliau yang diterbitkan oleh Pustaka Agus Jakarta pada September 2023 dan berjudul "Wali Songo; Khittah Kebangkitan Bangsa".
Bersua dengan Bang Ahmad Baso memiliki kesan tersendiri bagi saya. Bagaimana pun, saya dan beliau sama-sama perantau asal Timur Indonesia. Bila beliau asli Makasar, Sulawesi Selatan, maka saya asal Labuan Bajo, NTT. Secara turun temurun kami memiliki kesamaan yang sama: merantau atau menjadi perantau. Sehingga pertemuan dengan beliau bukan saja bernyawa literasi tapi juga sosiologis. Semoga pertemuan kali ini bukan yang terakhir!
Banyak hal yang beliau sampaikan saat menjadi narasumber di depan ratusan peserta dan undangan yang hadir kali ini. Diantara yang saya ingat, misalnya, salah satu substansi dakwah Wali Songo adalah mewujudkan Nusantara sebagai Darussalam, yaitu wilayah yang damai dan selamat. Maknanya, para wali memimpin masyarakat menuju tujuan mulia universal yaitu kemaslahatan bersama bagi seluruh umat manusia.
Bang Ahmad Baso juga mengingatkan pentingnya literasi di kalangan umat Islam sebagai elemen penting bangsa Indonesia. Kita mesti banyak membaca sejarah Wali Songo dan nilai-nilai perjuangan mereka. Kita punya tanggungjawab moral untuk melanjutkan peranan para Wali Songo, bahkan melanjutkan kepemimpinan mereka di tengah masyarakat, bangsa Indonesia dan peradaban global dunia.
Sementara itu, menurut Bang Ahmad Bakso, menyatunya Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Iskandar pada pilpres 2024 merupakan sebuah keberkahan bagi Indonesia. Sebab kedua sosok ini memiliki latar belakangan, pengalaman dan rekam jejak yang unik dan saling melengkapi. Sehingga harapannya, keduanya bisa maju pada pilpres 2024 dan melanjutkan kepemimpinan para wali songo: memimpin Nusantara dengan nilai-nilai luhur universal. (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Pemuda Negarawan"
Komentar
Posting Komentar