Berkolaborasi Majukan Pendidikan Anak


HARI ini Sabtu 2 September 2023, di tengah berbagai aktivitas rutin, saya menyempatkan untuk menghadiri undangan acara Rapat Awal Tahun Pelajaran 2023/2024 SDIT Ibnu Abbas yang berlokasi di Cirebon Girang, Talun, Cirebon-Jawa Barat. Pada kesempatan ini saya hadir sebagai salah satu orangtua atau wali murid kelas VI yaitu Azka Syakira. Saya layak apresiasi sebab pada kesempatan ini hadir pula kepala sekolah, guru dan unsur komite sekolah, serta belasan orangtua atau wali murid kelas VI lainnya. 

Pada sambutannya Kepala SDIT Ibnu Abbas Dedy Nugraha menyampaikan bahwa acara ini berlangsung dengan tujuan untuk menguatkan silaturahim antar keluarga besar Ibnu Abbas dan orangtua siswa. Selain itu, forum ini menjadi momentum untuk menyampaikan perihal dinamika dan kalender pendidikan serta informasi terkini seputar persiapan akhir tahun kelas VI, termasuk rencana anggaran kegiatan akhir tahun kelas VI. Termasuk beberapa hal teknis lainnya yang dianggap perlu untuk memajukan pendidikan di lembaga bersangkutan. 

Saya termasuk yang mengapresiasi pertemuan semacam ini. Walaupun saya hadir dalam kondisi sakit (flu, batuk dan tenggorokan gatal),  namun saya berupaya untuk mengikuti acara secara seksama. Mengenai pertemuan ini, ada beberapa catatan penting yang perlu saya ulas atau sampaikan. Pertama,  pentingnya kolaborasi unsur sekolah dan orangtua atau wali murid dalam menyukseskan proses pembelajaran atau pendidikan. Secara sederhana, orangtua perlu mengetahui perkembangan pendidikan anaknya, dari hal-hal strategis hingga teknis atau praktis. Sekolah pun diupayakan untuk menyampaikan informasi terkini dan melakukan kerjasama yang baik dalam menyukseskan pendidikan anak. 

Kedua, orangtua adalah pendidik pertama dan utama anak. Betul bahwa lembaga pendidikan formal seperti sekolah, dalam hal ini guru, merupakan unsur penting dalam proses kegiatan belajar dan mengajar atau KBM di sekolah, namun secara umum penanggungjawab pertama dan utama pendidikan anak adalah orangtua. Tanggungjawab orangtua bukan saja moral dan spiritual tapi juga sosiologis. Bahkan dalam perspektif Islam, orangtua mesti berupaya agar aqidah dan ibadah anaknya benar-benar terjaga. Di sinilah perlunya pemahaman dan keteladanan orangtua di rumah atau lingkungan di luar sekolah. 

Orangtua perlu menyadari bahwa kewajiban guru dibatasi oleh administrasi, di samping waktu pembelajaran di sekolah yang memang sedikit atau pendek. Dengan begitu, orangtua dituntut untuk semakin akrab dengan anaknya dan memastikan anaknya belajar dengan giat. Dengan demikian, orangtua mesti semakin giat untuk memastikan anaknya giat belajar dan mencapai apa yang perlu dicapai sesuai kurikulum yang berlaku. Termasuk untuk mempraktikkan nilai-nilai edukasi, moral dan sosial di rumah yang sudah diinternalisasi secara maksimal oleh guru di sekolah. 

Ketiga, guru adalah teladan terbaik. Guru dengan segala kelebihan dan kekurangannya adalah sosok yang digugu dan ditiru. Dengan demikian, guru mesti memiliki kompetensi yang ideal. Bukan saja kompetensi akademik dan pedagogik tapi juga moral dan sosial. Derivasi kompetensi ini tentu sudah dipahami oleh kalangan guru. Hanya saja dalam konteks semangat bersama untuk memajukan dan meningkatkan kualitas capaian pendidikan, guru tetap perlu meningkatkan kualifikasi kompetensinya. Terutama keteladanan dalam tradisi belajar, penguatan moral dan peduli sosial atau lingkungan. 

Pertemuan semacam ini sejatinya upaya sederhana dalam memastikan proses pendidikan anak berlangsung dengan baik, yang didukung dan ditopang oleh kerjasama atau kolaborasi yang efektif antar unsur sekolah dan orangtua siswa. Dalam rangka peningkatan dan penguatan kualitas proses pendidikan anak, saya mengusulkan agar ke depan pertemuan semacam ini perlu dirutinkan, sehingga suasana kolektivisme untuk memajukan sekolah terutama pendidikan anak berlangsung dan berlanjut. Harapannya, setiap upaya atau ikhtiar mendapat kekuatan dan keberkahan dari Allah, sehingga mampu menguatkan dan memudahkan anak-anak kita dalam belajar, mencapai capaian kurikulum dan tujuan proses pendidikan. (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Menjadi Pendidik Hebat" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok