Tiga Nikmat Besar; Iman, Sehat dan Waktu
Pertama, iman. Iman adalah pembeda dengan yang bukan iman. Keimanan adalah lawan dari kekufuran. Manusia yang diberi iman akan taat pada aturan Allah, baik perintah maupun larangan-Nya. Iman adalah cahaya yang selalu menerangi perjalanan hidup kita. Iman pun menjadi saudara kembar taqwa. Orang yang beriman akan selalu terdorong untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Keimanan yang kita miliki tidak sekadar dihafal dan diketahui tapi juga diamalkan dan didakwahkan. Iman meniscayakan adanya pengamalan. Iman memiliki konsekuensi yang layak kita tindaklanjuti: ibadah dan amal kebaikan lainnya. Iman mendorong kita untuk selalu berupaya menjalankan berbagai amal kebaikan dengan segala upaya dan kemampuan yang kita miliki. Iman mengharuskan kita berkorban sehingga mampu menghamba secara total hanya kepada Allah.
Kedua, sehat. Setiap kita pasti pernah merasakan hidup sehat sekaligus sakit. Hal ini sangat wajar, sebab kita adalah manusia yang secara fitrah dan alami layak mengalami hal seperti itu. Sehat bakal terasa saat kita dirundung sakit. Sekadar contoh, saat kita mengalami sakit gigi. Saat itulah kita merasakan betapa nikmat sehat itu nikmat. Bayangkan saja, saat gigi kita sakit, makanan enak dan lezat pun tidak bisa kita nikmati. Saat itulah kita biasanya tersadarkan betapa nikmat sehat yang kita alami selama ini adalah nikmat yang sangat dahsyat yang Allah berikan kepada kita.
Nikmat sehat juga bakal terasa saat kita dirundung sakit mata. Misalnya, mata kita gatal dan perih. Pada saat ini biasanya kita tersadarkan betapa nikmat sehat itu adalah nikmat yang sangat istimewa. Bayangkan saja bila mata kita sakit untuk sekian waktu tertentu, betapa sedih rasanya karena kita tidak bisa melihat orang-orang kita cinta: orangtua dan keluarga kita. Kita bahkan tidak bisa menikmati aktivitas rutin kita yaitu membaca ayat-ayat al-Quran. Di sinilah kita bakal merasakan betapa sehat itu benar-benar nikmat yang sangat besar.
Ketiga, waktu. Waktu tidak pernah kembali sedetik pun. Apa yang telah lewat, selamanya sudah lewat. Waktu adalah salah satu nikmat yang pasti dimiliki oleh seluruh umat manusia, baik yang beriman maupun yang tidak beriman. Seluruh perjalanan hidup kita, baik yang sudah dan sedang maupun yang akan kita lalui selalu dilalui dalam relung waktu. Dalam sehari jumlahnya sama yaitu 24 jam. Namun tidak semua orang mampu memanfaatkan waktu tersebut dengan baik dan produktif.
Ada yang memiliki kemampuan untuk mengisi sebagian waktunya untuk kebaikan dan ada pula yang hanya mampu mengisi sedikit waktunya untuk kebaikan. Dan ini yang patut kita renungi: sebagian besar kita belum mampu mengisi waktu yang kita lalu untuk kebaikan atau hal-hal yang baik. Malah kita masih saja mengisinya untuk hal-hal yang tak bermanfaat. Pada saat kita merenung perihal sifat waktu yang pergi tanpa kembali, biasanya menyadarkan kita berapa waktu adalah nikmat yang sangat istimewa.
Ya, iman, sehat dan waktu adalah tiga nikmat yang bukan saja besar tapi juga istimewa. Iman yang benar akan membahagiakan hidup kita di dunia bahkan menyelamatkan kehidupan kita di akhirat kelak. Sehat bakal memudahkan kita untuk mengisi hidup ini dengan berbagai amal kebaikan. Dan waktu menjadi momentum bagi kita untuk menjalani kehidupan ini dengan benar dan amal produktif alias yang bernilai jariyah di hadapan Allah. Kita memohon kepada Allah semoga Allah membimbing kita agar mampu menjaga nikmat iman, sehat dan waktu kita dengan baik dan produktif! (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Plan Your Success"
Komentar
Posting Komentar