Spirit Literasi Doktor Didi Junaedi


PENGUATAN literasi, seni-budaya dan kolaborasi merupakan tiga hal penting yang mesti dijaga oleh siapapun dalam kehidupan masyarakat di era perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin kompetitif ini. Hal tersebut mencuat dalam acara Syukuran 12 Tahun Mitra Pemuda di Salma Resto di Cirebon, Jawa Barat pada Ahad 19 November 2023. Hal ini sangat penting sebab kualitas literasi bakal berdampak pada kualitas manusia Indonesia. Seni-budaya juga menjadi pewarna kehidupan sosial dan kolaborasi menjadi perekat keragaman elemen bangsa yang terus menjemput kembali era kejayaannya. 


Selain Drs. H. Anwar Yasin Warya selaku Pembina Mitra Pemuda, dimana saya didaulat menjadi direkturnya, pada acara ini hadir pula beberapa undangan lintas latar belakang seperti seniman, akademisi, guru, jurnalis, penggiat sosial, tokoh muda, pengusaha muda, penulis, dan undangan lainnya. Acara ini tentu sangat istimewa sebab para undangan yang hadir berasal dari berbagai latar yang berbeda namun terpanggil untuk memajukan tradisi literasi terutama kepenulisan di Indonesia terutama di Cirebon dan sekitarnya. 

Mitra Pemuda merupakan sebuah lembaga yang saya gawangi sejak 2011 silam. Lembaga ini membincang sekaligus mengadvokasi berbagai isu seperti isu publik, literasi, kepemudaan dan kepemimpinan. Selama ini sudah sukses menerbitkan puluhan buku, baik diterbitkan secara mandiri maupun berkolaborasi dengan penerbit buku seperti Zahir Publishing dan penerbit lainnya. Diantara buku teranyar adalah "Aku, Dia & Cinta", "Kiprah Politik Drs. H. Anwar Yasin", "Santri Negarawan", "Merindui Nurul Hakim", "Pemuda Negarawan" dan masih banyak lagi. 

Salah satu tokoh yang berlatar belakang akademisi yang turut hadir pada acara ini adalah Dr. Didi Junaedi. Doktor Didi, demikian saya akrab menyapanya, merupakan akademisi IAIN Syeikh Nurjati Cirebon. Saya sengaja mengundang beliau untuk berbagi pengalaman pada forum ini. Bagaimana pun, beliau merupakan penulis 20-an judul buku selama beberapa tahun terakhir. Bahkan untuk setiap harinya selama 7 tahun terus menulis minimal satu artikel perhari. Beliau konsisten melakukan itu hingga kelak diterbitkan menjadi buku seperti "Quantum Quranic Inspiration", "Agar Allah Selalu Menolongmu!", "Melihat Sisi Baik Dari Setiap Ujian", dan masih banyak lagi. 

Walau saya dengan Doktor Didi sudah berkenalan lama, namun baru kali ini kami bisa bersua atau bertatap muka secara langsung. Ya, saya sangat haru dan bangga karena bisa bersua dengan sosok yang aktif menulis artikel untuk berbagai media ini. Pada kesempatan ini Doktor Didi mendapat kesempatan untuk berbagi pengalaman dan tips seputar kepenulisan, dari artikel hingga buku. Hal ini menjadi motivasi dan inspirasi tersendiri bagi undangan yang hadir, yang sebagian besarnya memiliki karya tulis masing-masing berupa buku. Itulah spirit literasi gratisan yang mesti menambah semangat siapapun untuk menekuni dunia literasi terutama untuk menulis buku.  

"Saya mengenal Mas Syamsudin Kadir sejak lama, terutama melalui media sosial. Kami saling menyapa dan memberi komentar perihal tulisan yang dipublikasi di Facebook. Walau demikian, pertemuan bertatap muka baru bisa berlangsung hari ini. Ketika saya diminta memberi komentar untuk buku Merindui Nurul Hakim, saya langsung mengiyakan. Ketika diundang untuk menghadiri acara ini, saya juga langsung mengatakan iya tanpa berpikir panjang. Karena literasi terutama kepenulisan butuh kolaborasi", ungkapnya mengawali perbincangan. 

Pada buku "Merindui Nurul Hakim" Doktor Didi memberi testimoni, "Membaca buku ini membuat kita ikut merasakan liku-liku, suka suka, serta berjuta pengalaman para penulis dalam menjalani kehidupan selama menjadi santri di Pondok Pesantren Nurul Hakim. Sungguh sebuah karya sarat makna, penuh inspirasi, serta bertabur motivasi berdasarkan pengalaman pribadi para penulisnya. Silahkan baca dan buktikan!". Alhamdulillah buku setebal 204 halaman ini sudah terbit dan telah menyebar ke berbagai kota di seluruh Indonesia. Insyaa Allah buku ini bakal segera dilaunching dan dibedah di Pondok Pesantren Nurul Hakim di Kediri, Lombok Barat, NTB. 

Menurutnya, penulis pasti mengalami berbagai tantangan dan hambatan datang silih berganti. Tapi semangat menulis mesti dijaga dan terus ditingkatkan. Bahkan akademisi yang sering menjadi narasumber di berbagai forum ilmiah dan keagamaan ini mengajak siapapun untuk menulis dan menulis, terutama pada era perkembangan media komunikasi dan informasi seperti saat ini. Bahkan menurutnya, menulis adalah senjata paling ampuh. "Bila satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, maka satu tulisan atau buku bisa menembus jutaan kepala manusia", ungkap Doktor Didi mengutip ungkapan Sayyid Qutb, penulis tafsir Fi Zilalil Qur'an.  

Pada momentum ini saya menyampaikan rasa hati, bangga dan gembira atas kehadiran para undangan yang hadir. Mitra Pemuda adalah lembaga yang membuka ruang bagi elemen masyarakat di Cirebon dan sekitarnya untuk bersatu padu dalam menyelesaikan permasalahan di tengah masyarakat, termasuk dalam hal lemahnya literasi khususnya menulis dan publikasi karya tulis. Mitra Pemuda didirikan pada 10 November 2011 silam, saat ini berusia 12 tahun. Dalam rangka syukuran, saya dan teman-teman sengaja mengadakan acaranya dengan format "Dialog Bersama Tokoh", dalam hal ini dengan pembina Mitra Pemuda, Drs. H. Anwar Yasin Warya. Beliau adalah sosok yang peduli pada tradisi literasi termasuk produk literasi seperti buku dan semacamnya. 

Pada forum ini muncul berbagai usulan yang disampaikan undangan yang hadir seperti perlunya perda seni-budaya di Kota dan Kabupaten Cirebon, perlu perhatian khusus kepada bahasa Cirebon termasuk beasiswa bagi guru bahasa Cirebon, penyadaran masyarakat akan pentingnya menjaga seni-budaya, peningkatan kolaborasi pemuda dalam mengembangkan potensi bisnis di era digital, perlu diadakan audisi penulisan untuk buku bertema seni budaya khas Cirebon berbasis desa dan pelatihan kepenulisan serta publikasi tulisan dalam bentuk buku. Semua itu berkaitan tradisi literasi yang mesti terus terjaga. 

Acara tahunan yang dihadiri puluhan undangan  ini diramaikan juga oleh launching beberapa baru yang digawangi oleh Mitra Pemuda selama ini, termasuk yang diterbitkan oleh Penerbit Zahir Publishing. Buku yang saya maksud sudah saya sebutkan pada bagian awal tulisan ini. Drs. H. Anwar Yasin Warya selaku pembina Mitra Pemuda pun mengapresiasi dan akan memberi perhatian lebih pada usulan para undangan. Sehingga pertemuan kali ini hanya embrio untuk pertemuan selanjutnya. Seperti ungkapan Doktor Didi, "Menulis adalah pekerjaan yang berdampak luas dan jangka panjang. Kita perlu menekuninya!". Akhirnya, terima kasih Pak Doktor Didi! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Owner Cereng Menulis dan Penulis Buku "Kiprah Politik Drs. H. Anwar Yasin" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok