Spirit Tradisi Baca-Tulis Ekskul Saung Literasi MAN 1 Cirebon
Secara umum ada dua poin materi yang saya sampaikan pada acara yang dihadiri belasan peserta ini. Pertama, tips agar tradisi baca-tulis terus terjaga. Setiap orang memiliki trik atau tips untuk menjaga semangat menjaga tradisi baca-tulis. Saya sendiri kerap memperhatikan hal-hal sebagai berikut: memiliki niat dan tekad yang kuat, menyusun jadwal dan target, disiplin menjalankan jadwal dan target, berkunjung ke toko buku, mengikuti berbagai pelatihan, rajin praktik baca-tulis, membaca buku ke mana pun, menulis apa saja, dan memperluas jaringan literasi, termasuk akrab dengan penulis yang sudah memiliki karya tulis terutama buku.
Kedua, manfaat tradisi baca-tulis. Manfaat tradisi baca-tulis tentu banyak, seperti meningkatkan kualitas pengetahuan, memperluas wawasan, melatih keterampilan diri, memperbanyak stok kata, mempertajam kalimat, menemukan ide atau gagasan baru, melatih berpikir sistematis, mendapatkan inspirasi dan motivasi untuk berbenah diri, selalu ingin untuk membaca dan menulis setiap hari dan selalu terdorong untuk memiliki karya tulis yang terpublikasi dan dibaca oleh banyak orang. Untuk menambah semangat mereka, saya sarankan agar mereka sering berkunjung atau silaturahim kepada para guru dan teman mereka. Di samping itu, upayakan untuk memiliki website atau blog pribadi, termasuk memanfaatkan media sosial sebagai media publikasi.
Setelah materi, saya juga berkesempatan menjawab pertanyaan beberapa peserta perihal kepenulisan dan pengalaman selama ini. Selain itu, saya juga mendengarkan para peserta pada saat mereka membacakan karya tulis dadakan mereka yang sengaja saya arahkan untuk mengikuti acara ini dengan berbasis pada produk. Artinya, bukan saja mendapatkan materi atau tips juga pengalaman dari saya, tapi juga memastikan mereka menulis secara langsung. Berita baiknya, semua peserta menulis dan tulisan mereka cukup menarik dan bisa menjadi embrio buku baru mereka nanti.
Insyaa Allah pada pertengahan Desember 2023 nanti setelah mengadakan audisi terbatas, peserta sudah bisa menerbitkan buku baru berjudul "Aku dan Sekolahku". Sebagai pemantik dan penyemangat saya sarankan mereka untuk terbiasa menulis setiap hari. Minimal menulis tentang realitas dan kesan juga pengalaman mereka selama menempuh pendidikan di MAN 1 Cirebon ini. Saya percaya dan optimis bahwa mereka bisa menulis minimal satu artikel setebal 2-3 halaman ukuran kertas A4. Kelak saya hanya bantu mengedit hingga karya mereka layak diterbitkan menjadi buku.
Waktu memang begitu berkuasa membatasi seluruh aktivitas literasi saya dan teman-teman kali ini. Waktu tentu dicipta oleh Zat Yang Maha Kuasa. Ia berkuasa dalam bingkai kuasa Sang Zat Yang Kuasa itu. Karena itu pula, pertemuan kali ini berakhir dengan berbincang santai dan foto bersama. Di sela-sela acara saya memanfaatkan untuk mengenalkan beberapa buku baru saya kepada peserta diantaranya "Merindui Nurul Hakim", "Aku, Dia & Cinta", dan "Santri Negarawan". Sembari bersalaman saya mengingatkan mereka bahwa menulis itu butuh kerja keras, pengorbanan, kesabaran, ketelatenan dan keberanian. (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Owner Cereng Menulis dan Penulis Buku "Bersamanya Tanpa Syarat"
Komentar
Posting Komentar