Guru Menulis, Bisa!


KEHADIRAN saya di Lombok, NTB, menjadi penyemangat tersendiri bagi saya untuk menghadiri berbagai undangan beberapa lembaga pendidikan dan komunitas, diantaranya SMPN 4 Kuripan di Lombok Barat, NTB. Setelah mendapatkan undangan, pada Senin 27 Mei 2024 saya bersama sahabat baik saya Pak Iwan Wahyudi langsung ke lokasi sekolah. Di sini kami bersua dengan kepala sekolah dan para guru yang tertarik dalam dunia kepenulisan. Bahkan kepala sekolahnya termasuk yang aktif menulis artikel dan mengirimkan ke berbagai media. Termasuk sahabat saya Pak Yanwar Isnaini juga sangat antusias mengikuti acara ini.  

Pada forum ini saya menyampaikan pengalaman sekaligus motivasi menulis sebagaimana yang biasa saya sampaikan di forum lain. Diantara poin yang saya sampaikan adalah sebagai berikut. Pertama, setiap orang berpengalaman dalam aktivitas tulis menulis. Sejak pendidikan level awal hingga perguruan tinggi, setiap kita sudah akrab dengan aktivitas menulis. Selain proses pembelajaran yang memang biasa dengan aktivitas menulis, tugas akhir dalam bentuk karya tulis ilmiah merupakan syarat kelulusan. Jadi, sebagai guru sangat mungkin bisa melahirkan tulisan atau karya tulis. Sebab selain pengalaman menulis dari kecil, guru juga sehari-hari menulis pelajaran untuk siswanya.  


Kedua, setiap hari guru akrab dengan ilmu pengetahuan dan aktivitas mengajar. Sebelum mengajar tentu saja guru membaca kembali bahan ajar yang akan disampaikan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Di sini sang guru mendapatkan ide kepenulisan, juga cara menulis yang baik dan benar. Bahkan aktivitas mengajar itu sendiri merupakan sumber ide menulis. Guru bisa menulis tentang dampak atau pengaruh sebuah metode atau pendekatan tertentu terhadap kualitas belajar siswa. Bahkan guru bisa menulis tentang keunikan siswanya dalam belajar dan mengembangkan minat sekaligus bakatnya. 

Ketiga, guru bisa menulis artikel. Artikel merupakan tulisan berisi opini seseorang terhadap sesuatu objek tertentu yang dilandasi oleh teori yang menjadi basis sekaligus pendukung gagasan yang ditulisnya. Guru adalah elemen yang akrab dan berpengalaman menempuh pendidikan dari level kecil hingga tinggi. Di sinilah guru mendapatkan informasi dan perspektif baru sebagai modal untuk menulis. Isu-isu pendidikan yang muncul di berbagai media dapat menjadi materi penulisan artikel. Bahkan guru juga bisa menulis tentang guru itu sendiri. Tentang urgensi dan peranan besar guru bagi kemajuan bangsa. 


Keempat, guru bisa menulis buku. Pendiri bangsa kita Indonesia rerata guru. Mereka bukan guru biasa tapi guru luar biasa yaitu guru yang bukan saja mengajar di kelas tapi juga mencerahkan masyarakat melalui berbagai tulisan dengan ide jenial. HOS. Cokroaminoto, Soekarno, Mohammad Hatta, Mohammad Natsir, Agus Salim dan tokoh lainnya adalah guru. Selain mengajar di lembaga pendidikan, mereka juga mencerahkan masyarakat dengan berbagai gagasan yang dipublikasi dengan banyak media, termasuk diterbitkan dalam bentuk buku. 

Bila mereka yang hidup dalam keterbatasan fasilitas saja bisa menulis hingga punya karya tulis, tentu para guru yang hidup di zaman itu sangat mungkin berkarya lebih dari itu. Bila para tokoh tersebut mampu memanfaatkan kesempatan yang ada untuk menulis dan memastikan tulisan mereka tersebar ke berbagai kalangan, maka para guru di era ini dengan segala peluangnya yang terbuka lebar, juga sangat mungkin menghasilkan karya tulis. Selain menjadi media ekspresi dan eksistensi, tulisan juga dapat menjadi alat ukur kualitas guru. Guru yang menulis akan dengan sendirinya berupaya meningkatkan kualitas pengetahuan dan wawasannya. 


Bila guru ingin aktif atau mengambil bagian dalam dunia kepenulisan, itu pertanda bahwa lakon sejarah para pendiri bangsa masih terjaga dan terus diwariskan kepada generasi penerus bangsa. Bila guru tidak berperan maka besar kemungkinan kualitas bangsa kita semakin menurun. Guru menulis artinya guru yang memiliki kepedulian pada kemajuan bangsa, sehingga ia menjadikan tulisan sebagai senjata. Baginya, selalu ada alasan untuk menulis. Seperti adanya sumber bacaan yang bukan saja gratis tapi juga bisa diakses kapan dan di mana pun. Selain buku juga media online yang bisa diakses kapan saja.  

SMPN 4 Kuripan memang termasuk sekolah yang paling "bontot" alias bungsu di Kuripan, Lombok Barat. Namun dengan jumlah siswa yang tak seberapa, menjadi motivasi bagi para guru untuk mengoptimalkan peranan dan menjalankan tugas terbaiknya. Pada saat salah seorang guru bertanya "bagaimana cara menjaga percaya diri dan memulai sebuah tulisan", saya menjawab dengan sederhana: yang membuat kita percaya diri dalam menulis adalah aslinya ide. Makanya bila guru menulis, jangan sampai hasil plagiasi, harus benar-benar tulisan sendiri. Kita mulai dari hal-hal yang kita sukai, lalu dikembangkan menjadi satu bahkan beberapa tulisan, tepatnya artikel, atau buku. 

Pengalaman berbagi motivasi dan pengalaman menulis di SMPN 4 Kuripan merupakan momentum berharga bagi saya sendiri untuk terus belajar. Antusias kepala sekolah dan para guru termasuk sahabat saya Pak Yanwar Isnaini pada kegiatan ini benar-benar menambah keyakinan dan semangat saya bahwa dunia kepenulisan Indonesia tidak sepi-sepi amat. Di berbagai pelosok negeri termasuk di Lombok Barat, masih ada yang peduli dan berperan dalam memajukan literasi terutama di lembaga pendidikan. Semoga kita tetap menjaga ketulusan niat, semangat berkarya dan kolaborasi untuk memajukan literasi Indonesia. Bersama kita bisa! (*)


Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Pemuda Negarawan" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah