Kembali ke Nurul Hakim


NAMANYA mashur dan tak asing bagi masyarakat Lombok dan NTB. Sebuah lembaga pendidikan yang berdiri puluhan lalu dan telah meluluskan ribuan belasan ribu alumni yang kini sudah berkontribusi di beragam profesi dan diaspora ke berbagai kota dan negara. "Kembali ke Nurul Hakim", itulah ungkapan paling tepat untuk mengawali tulisan ini. Ya, saya merupakan santri Pondok Pesantren Nurul Hakim (NH) 1996-2002. Sejak 2002 hingga kini berkarir di Jakarta dan Jawa Barat. Dan kini sedang berkunjung ke NH yang merupakan salah satu pondok pesantren terbesar di NTB bahkan Nusa Tenggara yang mencakup Bali, NTT dan NTB. 

Pada Kamis 30 Mei 2024 saya menghadiri acara silaturahim calon wali santri baru tahap 1 (pendaftar 25-30 Mei 2024) di Pondok Pesantren Nurul Hakim, Kediri, Lombok Barat, NTB. Berdasarkan informasi panitia penerimaan santri baru (panisba) 2024, jumlah calon santri putra dan putri yang sudah terdaftar per 25-30 Mei 2024 mencapai 645 orang yang berasal dari berbagai kabupaten atau kota di NTB dan luar NTB. Jumlah ini bakal bertambah seiring berlangsungnya pendaftaran calon santri hingga 8 Juni 2024. 

Pada sambutannya Bapak TGH. Muharrar Mahfudz selalu Pimpinan Nurul Hakim menyampaikan kegembiraannya atas acara yang dihadiri ratusan calon wali santri dan calon santri untuk periode 2024-2030 ini. Menurutnya, acara silaturahim kali ini merupakan momentum untuk saling berkenalan secara umum antar Nurul Hakim dan calon wali santri sekaligus calon santri, dari ta'aruf dan tafahum hingga itsar. Sehingga antara Nurul Hakim dan calon orangtua sekaligus calon santri semakin dekat dan berkontribusi dalam memajukan proses pendidikan di Nurul Hakim. 

Menurut ulama yang dikenal "Singa Podium" ini, agenda semacam ini menjadi momentum untuk mengingatkan para santri untuk menyiapkan mental, hari dan pemikiran sebagai modal hidup dan mencari ilmu di Nurul Hakim. Sehingga para santri semakin mengenal Nurul Hakim dari berbagai sisinya. Termasuk kultur dan tradisi pembelajaran di Nurul Hakim. Hal ini nantinya akan diperkuat dengan agenda "Ta'aruf Kepondokan" yang berlangsung pada 23-29 Juni 2024. Di sini akan disampaikan materi seputar Nurul Hakim, berbagai pembelajaran dan lingkungan Nurul Hakim itu sendiri. 

Selanjutnya, beliau juga mengenalkan struktur pimpinan yayasan dan lembaga yang ada di Nurul Hakim. Dari MTs, Madrasah Aliyah, SMK Plus, Program Khusus, Madrasah Qur'an, IAI Nurul Hakim dan lembaga lainnya yang ada di lingkungan Nurul Hakim mencakup putra dan putri. Para pimpinan yayasan dan lembaga pun diperkenalkan satu persatu sekaligus mengenalkan secara umum lembaga yang ada, termasuk keunggulannya dari aspek moral, spiritual, sosial, pengetahuan dan adab atau akhlak mulia.

Dalam pendidikan pesantren, kerjasama yang baik antar pimpinan pondok dan pembina santri dengan orangtua santri dan santri merupakan yang sangat penting dan harus dijaga dengan baik. Untuk itu, semuanya harus saling mengenal dan memahami, sehingga proses pembelajaran santri di Nurul Hakim berlangsung optimal dan sesuai dengan tujuan mengikuti pendidikan di Nurul Hakim. "Di sini ada orangtua kandung dan ada juga guru atau ustadz yang mendidik. Semuanya harus bekerja sama dan saling menguatkan", ungkap TGH. Muharrar.  

Saya hadir pada acara silaturahim ini karena menjadi orangtua atau calon wali santri untuk anak pertama saya yang kali ini mendaftar sebagai santri baru di MTs Putri Nurul Hakim, tepatnya di Program Khusus atau KMMI Putri. Namanya Azka Syakira. Azka, demikian di keluarga kecil kami menyapanya, merupakan lulusan SDIT Ibnu Abbas di Cirebon, Jawa Barat. Sejak beberapa tahun lalu ia sudah membaca berbagai informasi tentang Nurul Hakim bahkan sering mendengar cerita dari saya perihal Nurul Hakim. Belakangan ia pun membaca buku saya dan alumni Nurul Hakim lainnya yang berjudul "Merindui Nurul Hakim". 

Sambutan Bapak Pimpinan merupakan cambuk awal bagi para orangtua santri agar mengingatkan sekaligus menyadarkan anaknya untuk memiliki kesiapan lebih matang dalam memasuki proses pendidikan di Nurul Hakim. Bagaimana pun, pendidikan pondok sangat khas dan penuh tantangan. Karena itu butuh mental dan sikap sabar yang sangat tinggi para santri. Santri harus menjaga niat baik, mental tangguh dan kesabaran yang sangat tinggi. Apalagi di Nurul Hakim para santri terbiasa makan bareng dengan semangat dan nilai luhur "Makan berjama'ahlah, sesungguhnya dalam jama'ah itu ada keberkahan".

Bapak Pimpinan juga menceritakan situasi umum santri dalam hal kebutuhan sehari-hari, termasuk dalam hal makan dan minum. Menurut beliau, para santri umumnya sangat peduli dan akrab dengan teman-teman santri yang lain. Dalam hal apapun mereka terbiasa saling memberi dan menolong, termasuk dalam hal makanan dan minuman. Bagi orang tua yang tak biasa melihat hal-hal unik di pondok, biasa saja kagetan dengan kenyataan hidup anaknya di pondok. Namun seiring perjalanan waktu, hal semacam itu bakal menjadi pemandangan yang asyik dan nikmat, bahkan dirindukan oleh orangtua juga santri itu sendiri. Sehingga bila kelak sudah menjadi alumni bakal terngiang untuk kembali ke pondok, ya kembali ke Nurul Hakim, walau sekadar mengobati rasa rindu. (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Merindui Nurul Hakim" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah