Mengenang Ibu Siti Fatima Jedia dengan Buku


"Innalillahi wa Inna ilaihi rooj'iun. Kita kembali kehilangan sosok guru yang hebat, kepergiannya benar-benar meneteskan air mata. Ya, telah meninggal dunia Ibu Siti Fatima Jedia pada Selasa 11 Oktober 2022 pukul 09.30 WIT di Denpasar, Bali. Mohon doa dari Bapak, Ibu dan Sahabat semua, semoga dosanya diampuni, keluarga yang ditinggal diberi ketabahan dan kelak beliau mendapat jatah surga terbaik", begitu sebuah ucapan duka yang beredar di media sosial. 

Seperti biasa, saya termasuk penasaran bila ada informasi orang meninggal, terutama bila yang meninggal adalah sosok yang mendapat respon dari banyak kalangan. Saya pun segera mencari kabar ke beberapa group media sosial terutama Facebook dimana akun Facebook saya menjadi anggotanya. Tak lama kemudian group Facebook MAN Manggarai Barat pun dipenuhi oleh berbagai ucapan duka cita dari berbagai akun Facebook. Di samping itu, saya juga mencari berbagai akun Facebook yang tergolong aktif berbagi konten. 

Kebetulan pada group Facebook tersebut ada informasi bahwa Ibu Siti Jedia meninggal dunia. Begini kutipan informasinya, "(MAN Mabar Berduka). Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Pegawai Tata Usaha MAN Mabar "Ibu Siti Fatima Jedia" telah berpulang ke rahmatullah. Semoga almarhumah husnul khotimah, diampuni seluruh kesalahannya serta diterima semua amal ibadahnya. Aamiin!", tulis akun facebook Novan Husen. Info serupa saya temukan juga di beberapa akun Facebook. 

Saya termasuk yang tidak pernah bertemu dengan almarhumah, tidak mengenalnya dan belum pernah berkomunikasi sama sekali. Ya, saya tidak pernah berkomunikasi dengan beliau, baik langsung maupun lewat handphone atau media sosial Facebook dan serupanya. Saya hanya mengenal kedua saudara laki-lakinya yaitu Bapak Usman D. Ganggang dan Bapak Dr. Yusuf Darsa. Walau begitu, saya terkesan dengan ungkapan duka dari berbagai kalangan di akun Facebook mereka dan beberapa group Facebook, bahkan status WhatsApp. Hampir seluruhnya merasa kehilangan dengan meninggalnya almarhumah. 

Berikut merupakan sebagian ungkapan duka yang saya baca di beberapa akun Facebook. Sebetulnya ada banyak, saya hanya mengambil sebagiannya. "Wali kelas skligus guru smpai dijadikan asisten pribadi untk isi rapor dirumh beliau. Ingt kah  bu bidan Irvan Zuana, Ibu Siti Siti Nurfa", tulis akun Facebook Taty Hartati. 

"Masih ingat dan tidak pernah lupa, dan banyak canda di rumah beliau. Pernah juga pergi tanam padi. Beliau sangat baik dan penyabar. Sering menasehati dengan penuh ikhlas. Tak pernah melihat sekalipun mukanya merenggut, beliau selalu senyum. Ibu semoga engkau mendapatkan jatah surga dari-Nya", respon akun Facebook Nurfa Jamila. 

"Seorang sahabat yang baik dari dulu hingga sekarang, teman seperjuangan didalam mengembangkan MAN Manggarai Barat dari masa MAS Komodo hingga megah seperti saat ini... Alfatihah untukmu sahabat dan saudari, ibu terbaik untuk semuanya.... Selamat jalan kawan, semoga Allah SWT menganugerahkan Husnul khatimah kepadamu... aamiin!", tulis akun facebook Lolo Raif Madide. 

"Beliau adalah tetangga yang baik bagi kami di Sernaru. Setiap kali kami tiba di Labuan Bajo beserta keluarga beliau selalu datang ke rumah kami. Apalagi beliau sudah berbesanan dengan kami setelah menikah ponakan saya sama ponakan beliau. Sehingga beliau menganggap kami sebagai bagian dari Keluarganya... Kami hanya bisa berdoa semoga almarhumah husnul khatimah dan ditempatkan di surga-Nya. Aamiin Ya Rabbal 'Alamiin!", tulis akun Facebook Jukri Joko Joko. 

Lalu ada ungkapan duka lainnya dari akun Facebook lain, "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun....turut berduka ya bu.semoga almarhum husnul khotimah. Selamat jalan ibu guru... Semoga Allah melapangkan kuburnya. Aamiin! de...kodong", tulis Indria Kameswara. Lalu, "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, semoga husnul khatimah oma, beberapa bulan yang lalu masih sempat ngobrol-ngobrol, kaget dengar berita ini", tulis akun Facebook Siti Aisyah Farida Salim. 

"Ysh. Bpk ibu, adik kakak, saudar/i, keluarga besar MAN Labuan Bajo, kami an keluarga berduka mengucapkan terima kasih atas ucapan turut berduka cita yang mendalam kepada Almarhumah adik kami Siti Fatima Jedia yg telah berpulang ke rahmatullah pada hari Selasa pagi pukul 09.30 WIT Denpasar tgl 11 Oktober 2022. In syaa Allah doa bpk ibu diijabah Allah SWT, khusnul khotimah,  diterima amal ibadahnya, diampuni dosanya dan dilapangkan kuburnya. Aamiin. Bogor 12 Oktober 2022, Terima kasih", komentar akun Facebook Yusuf Darsa pada status Facebook saya. 

Merespon hal tersebut saya semakin percaya bahwa almarhumah bukan orang biasa, tapi sosok yang memiliki rekam jejak penting khususnya di dunia pendidikan Manggarai Barat, NTT. Tak menunggu lama, pada Rabu 12 Oktober 2022 (siang), di tengah berbagai kesibukan saya pun berinisiatif untuk mengadakan penulisan buku seputar almarhumah. Yaitu tentang kesan, kenangan dan apapun itu dari mereka yang memiliki hubungan apapun dengan almarhumah. Baik sebagai kolega dan keluarga maupun sebagai murid atau tetangganya, atau sekadar mengenalnya dari jarak jauh. 

Saya hanya butuh 100 tulisan dari 100 penulis. Atau minimal 50 penulis. Tulisan sederhana saja, sekadar ungkapan mengenang beliau. Setiap orang menulis minimal 1 halaman A4, menggunakan huruf garamond ukuran 12, tulisan dilengkapi dengan profil penulis sebanyak 5 baris. Atau bila tak memungkinkan, tulisan bisa langsung dikirim ke pusat informasi (Inisiator). Batas pengiriman tulisan 30 Oktober 2022. Bila kelak semua tulisan terkumpul, akan diedit oleh tim profesional, lalu diterbitkan jadi buku. Sehingga nanti pada 25 November 2022 bertepatan dengan Hari Guru, bukunya bisa dilaunching dan dibedah. 

Menurut rencana bukunya berjudul "MENGENANG IBU SITI FATIMA JEDIA; Pendidik Teladan Sepanjang Masa". Judul buku bisa saja berubah setelah naskah diedit oleh tim yang berpengalaman. Kita menulis tentang almarhumah sebagai bentuk duka namun dengan cara yang berbeda, yaitu menghadirkan buku tentang beliau yang diharapkan menjadi salah satu amal jariyah bagi penulis dan almarhumah. Maaf apa yang saya sampaikan ini sekadar usulan saya sebagai pribadi. Perihal teknis dan segala macamnya, silahkan hubungi saya di pusat informasi WhatsApp 085797644300 (Syamsudin Kadir, Inisiator), biar saya membuat group WhatsApp khusus untuk penulis bukunya. 

Saya mendapatkan informasi dari beberapa adik dan keluarga bahwa beliau sudah menjadi guru di MAN Labuan Bajo sejak lama. Murid-muridnya pun sudah menyebar ke berbagai kota, baik untuk melanjutkan pendidikan maupun untuk berkarir dalam beragam profesi. Di samping itu, tentu saja tak sedikit diantara mereka yang memilih berkarir dan berdomisili di berbagai tempat di Manggarai Barat. Karena itu, saya optimis banyak yang berkontribusi pada agenda penulisan buku ini. Sungguh, buku adalah jembatan sekaligus lidah yang mengakrabkan almarhumah dengan kita, terutama dengan generasi yang telah beliau didik selama sekian tahun. Semoga ada hati yang tersentuh dan ada jari yang tergerak untuk menyedekahkan abjadnya bagi almarhumah dan sejarah! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Menjadi Pendidik Hebat" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok