Dewan Dakwah Perkuat Potensi Jurnalistik Para Da'i Se-Jawa Barat


Berita adalah sumber informasi yang semakin digandrungi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal tersebut sangat wajar karena masyarakat semakin akrab dengan media yang hingga saat ini masih dijadikan rujukan untuk berbagai hal yang akrab dengan kehidupannya.  Belakangan berita pun punya keterkaitan dengan dakwah Islam, baik untuk informasi maupun untuk citra dakwah. 

Dalam rangka penguatan potensi kejurnalistikan para da'i, Dewan Dakwah Jawa Barat mengadakan Pelatihan Jurnalistik dengan materi "Menulis Naskah Berita", Sabtu (17/12/2022). Pada acara yang diadakan di Balatkop provinsi Jawa Barat di Jl. Soekarno Hatta, Kota Bandung dan dihadiri pengurus atau delegasi Dewan Dakwah Kota/Kabupaten Se-Jawa Barat ini menghadirkan narasumber Daud Abdullah. 

Menurutnya, dunia jurnalistik adalah dunia yang sangat potensial, terutama untuk menjaga dan menebar nilai-nilai (values). Bila tidak menjaga nilai maka media bakal kehilangan jejak bahkan tidak dianggap oleh masyarakat. Untuk itu, jurnalis mesti menjaga nilai tertentu dalam menjalankan tugasnya. Itulah yang membuat media bisa bertahan lama dan dirindukan pembacanya. 

"Salah satu profesi yang akan hilang ke depan adalah wartawan. Sebab semua orang bisa menjadi pembuat dan penebar berita di media sosial yang mereka miliki seperti Facebook. Itu bisa dibaca oleh ribuan orang dan seketika bisa menyebar ke mana-mana. Untuk itu Dewan Dakwah sudah saatnya memiliki portal pemberitaan sendiri. Biayanya murah dan bisa diakses kapan saja", ungkapnya. 

Di era ini siapapun termasuk organisasi masyarakat Islam bisa memiliki media sendiri, terutama media online. Media semacam ini bisa dibentuk dalam bentuk perusahaan media mandiri dan kelompok orang. Standar paling sederhana cukup memiliki pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi, redaktur, koordinator liputan, reporter, editor, kolumnis, fotografer, dan kameramen. Sementara standar berita bila memenuhi rumusan 5 W + 1 H (What, Where, When, Way, Who dan How). 

Menurutnya, siapapun bisa menjadi jurnalis atau membuat berita sekaligus menyebarkannya. Kuncinya adalah bakat dan keterampilan menulis. Kecepatan membuat tulisan dan menyebarkannya melalui media online menjadi kekuatan tersendiri. Sehingga perlu proses belajar dan latihan terus menerus. "Kuncinya adalah adanya keterampilan dan bakat menulis juga", tutupnya. (Syam)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah