9 Oktober 2024; Satu Tahun Arsyila Qonita


Salah satu sebab yang membuat orangtua merasakan kebahagiaan adalah mendapatkan amanah dari Allah berupa anak. Kebahagiaan mendapatkan kesempatan dikarunia anak menjadi kebahagiaan abadi bagi kedua orangtua. Saya tidak bercerita tentang orang tua di luar sana, sebab saya bercerita tentang pengalaman saya sendiri. Pada 9 Oktober 2023 lalu lahir anak saya yang ke 5, namanya Arsyila Qonita. Qonita, demikian kami menyapanya, pada 9 Oktober 2024 ini genap berusia satu tahun. 

Selama setahun menemani Qonita saya menyaksikan ia adalah anak yang sangat aktif. Pada saat kakak-kakaknya belajar, misalnya, dia selalu berupaya mengambil bagian. Bahkan kerap merebut bulpen dan buku milik kakak-kakaknya. Bila tidak diberi kesempatan atau tidak dipinjamkan buku atau bulpen, maka dia bakal teriak dan memperlihatkan wajah ingin mengikuti aktivitas kakak-kakaknya. Bahkan tak jarang suara teriakannya meninggi, tanda ingin mendapatkan belas kasihan atau mendapat jatah buku dan bulpen. 

Hal lain, Qonita juga sosok yang cepat tanggap. Bila melihat sampah bekas makanan atau jajan, biasanya ia langsung bersuara dan mengangkat telunjuk yang mengarah pada sampah yang dimaksud. Seakan-akan ia ingin menyampaikan agar sampah yang tergeletak seger disimpan di tempat sampah atau dibuang ke tempat sampah yang sudah disediakan di depan rumah. Begitu juga jika melihat sendok dan piring kotor, ia menunjukkan tanggal cepat. Sembari mengambil sendok, ia pun memukul piring yang terlihat di depannya. Ia berhenti melakukan itu setelah sendok dan piring dipindahkan oleh kakak-kakaknya. 

Bukan itu saja, ia juga aktif mengikuti kakak-kakaknya kala mengaji atau muroja'ah ayat-ayat yang dihafal. Qonita kerap ikut nimbrung dengan mengucapkan huruf atau ayat-ayat yang entah apa yang diucapkan. Tapi ia melakukan itu kala kakak-kakaknya mengaji dan menghafal. Selain itu, ia juga suka melihat dan mendengar kakak-kakaknya saat membaca al-Quran. Ia pun memperlihatkan ekspresi suka dan ingin mengikuti aktivitas kakak-kakaknya. Selain menggerak-gerakkan bibirnya, ia juga menggerakkan kepalanya. 

Namun demikian, Qonita tetaplah anak bayi yang lucu dan cantik. Bila ingin makan dan minum, ia juga kerap meminta ala anak bayi. Sebutan "mam", "meh" dan serupanya kerap ia ucapkan saat hendak makan atau minum. Selain itu, ia juga kerap menyapa "mamah" untuk memanggil bundanya, atau "ayah" kala menyapa saya sebagai ayahnya. Bila hendak jalan-jalan, biasanya ia memanggil saya, sementara bila hendak makan atau minum ia memanggil bundanya. Terkadang juga dengan kata-kata "inyum" bila ia benar-benar hendak minum. 

Bila menelisik Qonita selama setahun terakhir, ia juga sosok yang pengertian. Beberapa kali kakak-kakaknya beli baju, celana, rok dan serupanya, sementara dia tidak belanja. Selain usianya masih belia, tentu saja karena jatah belanja untuk kakak-kakanya cukup besar dan tidak bisa ditawar-tawar. Sebagai bungsu, ia tentu mengalah demi kakak-kakaknya yang sudah menempuh pendidikan formal. Kini pada usia satu tahun, ia pun mendapat kesempatan untuk membeli pakaian seperlunya sekaligus memberi hadiah untuk kakak-kakanya.

Anak adalah amanah dari Allah yang harus dijaga dengan baik. Bukan saja mendidik dan membina tapi juga mengasuhnya dengan baik. Sehingga anak benar-benar terjaga sesuai dengan fitrahnya yaitu menghamba kepada Allah dan bermanfaat bagi semesta alam. Qonita yang kini sudah genap satu tahun adalah amanah yang mesti saya jaga dengan baik. Sebagai orangtua saya harus menyiapkan segalanya demi pendidikan yang bakal ia dan kakak-kakaknya tempuh kelak. Saya juga harus memastikan mereka memiliki iman yang kokoh, pengetahuan yang kuat dan luas, taat beribadah, berakhlak mulia dan bermanfaat bagi siapapun. Barakallah dan sehat selalu anak sayang! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Melahirkan Generasi Unggul" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah