Selamat Bekerja Presiden Prabowo Subiyanto


PEMILIHAN umum presiden (Pilpres) sudah berlangsung pada 14 Februari 2024 lalu. Berdasarkan penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI atas rekapitulasi hasil penghitungan dan perolehan suara tingkat nasional Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, pada Rabu 20 Maret 2024, Prabowo Subiyanto dinyatakan menang pilpres dan memperoleh sebanyak 96.214.691 suara.

Hari ini Ahad 20 Oktober 2024, Prabowo dilantik sebagai presiden Republik Indonesia periode 2024-2029 di hadapan Pimpinan dan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2024-2029. Sebelum dilantik, Prabowo membacakan sumpah jabatan sebagai berikut: “Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden RI dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala Undang-Undang dan peraturan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa.” 

Di hadapan forum MPR yang dihadiri oleh mantan presiden, mantan wakil presiden, mantan pimpinan MPR, mantan menteri beberapa periode, delegasi negara sahabat, duta besar negara sahabat dan undangan lainnya, Prabowo menyampaikan pidato perdana dengan penuh semangat dan optimistik. 

Saya mencatat beberapa poin penting yang disampaikan oleh presiden Prabowo pada forum bersejarah ini. Pertama, Indonesia mesti menjadi bangsa dan negara yang berani. Menurutnya, Indonesia adalah bangsa yang memiliki sejarah panjang dan diwariskan oleh para tokoh yang patriotis bahkan sukses mengusir penjajah. Sebagai penerus, kita mesti berani, tidak takut tantangan dan ancaman apapun dari bangsa dan negara lain, atau kepentingan apapun. 

“Saya selalu mengajak saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air untuk menjadi bangsa yang berani, bangsa yang tidak takut tantangan, bangsa yang tidak takut rintangan, bangsa yang tidak takut ancaman,” ungkapnya.  

Bagi Prabowo, sejarah Indonesia diliputi oleh perjuangan panjang para pahlawan. Mereka berjuang demi menggapai kemerdekaan hakiki dengan mengorbankan keringat, raga juga jiwanya. Mereka adalah para pendahulu yang bermental pejuang dan negarawan sejati. Pada mereka kita berhutang budi dan mesti kita bayar di era ini. 

“Sesungguhnya sejarah kita adalah sejarah dengan penuh kepahlawanan penuh pengorbanan, penuh keberanian. Tidak hanya pemimpin-pemimpin, tetapi keberanian rakyat kita menghadapi segala tantangan bahkan invasi-invasi dari bangsa lain. Kita paham dan mengerti bahwa kemerdekaan kita bukan hadiah. Kemerdekaan kita dapat dengan pengorbanan yang sangat besar,” lanjutnya. 

Kedua, Indonesia mesti menjadi bangsa dan negara yang mawas diri. Bagi presiden Indonesia ke-8 ini, kita mesti berani menengok ke dalam diri kita sendiri dan tidak terjebak pada pujian bangsa lain. Bahkan ia meminta agar sebagai bangsa kita tidak terpesona dengan angka statistik. Sebab kondisi ril bangsa kita masih membutuhkan perbaikan mendasar dan kerja keras semua elemen, terutama para pejabat yang dititipkan mandat oleh negara. 

“Marilah kita berani mawas diri, menatap wajah sendiri, dan mari berani memperbaiki diri sendiri, mari berani mengoreksi diri kita sendiri. Kita harus menghadapi kenyataan, bahwa masih terlalu banyak kebocoran, penyelewengan, korupsi di negara kita,” ungkapnya. 

Ia pun mengingatkan agar seluruh elemen bangsa berani melihat realitas faktual yaitu masih banyaknya masyarakat yang belum menikmati kemerdekaan hakiki. Mereka masih terpapar kemiskinan akut dan keterbelakangan. Padahal mereka memiliki hak dasar untuk hidup merdeka dan merasakan dampak baik kemerdekaan. Kita tidak boleh membiarkan realitas semacam itu berlarut-larut. 

“Jangan takut melihat realita ini. Kita masih melihat sebagian saudara-saudara kita yang belum menikmati hasil kemerdekaan. Terlalu banyak saudara-saudara kita yang berada di bawah garis kemiskinan,” ujarnya. 

Ketiga, Indonesia mesti menjadi bangsa dan negara yang bersatu dan berkarya. Berbagai pujian dari bangsa lain  tidak boleh membuat kita percaya diri yang berlebihan, sebab kita mesti berani melihat kenyataan bangsa kita apa adanya. Apa yang kita saksikan selama ini belumlah seberapa bila dibandingkan dengan apa yang seharusnya kita canangkan dan gapai. Kita memang bangsa besar dan memiliki kekayaan alam sangat besar, tapi kita masih terbang rendah. Kita butuh berbenah, hingga bisa terbang lebih tinggi ke langit kemajuan setara dengan berbagai negara maju di dunia.   

“Saya mengajak kita semua marilah kita berani melihat kenyataan. Kita boleh bangga dengan prestasi kita, tapi marilah kita jangan tertegun, jangan terlalu cepat puas dan gembira dengan menutup mata, dan hati terhadap tantangan-tantangan dan penderitaan saudara-saudara kita,” ujarnya.  

Ia pun meminta agar seluruh elemen bangsa ini bersatu padu, sehingga berbagai tantangan dan masalah yang dihadapi dapat diselesaikan dengan cepat dan tuntas. Kita harus mampu memitigasi masalah sejak dini, sehingga kita mampu menyusun berbagai langkah yang dapat kita jalankan sebagai jalan keluar. 

“Kita tidak boleh memiliki sikap seperti burung unta. Kalau melihat sesuatu yang tidak enak memasukkan kepalanya ke dalam tanah. Mari kita menatap ancaman dan bahaya dengan gagah. Marilah kita menghadapi kesulitan dengan berani. Marilah kita berhimpun, bersatu untuk mencari solusi-solusi, jalan keluar dari ancaman dan bahaya tersebut,” tegasnya.  

Keempat, Indonesia mesti menjadi bangsa dan negara swasembada pangan dan energi. Prabowo pun telah mencanangkan bahwa Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Mengapa? Karena kita memiliki kekayaan alam yang cukup. Lahan pertanian kita luas dan sumber bahan baku kita juga tergolong terbesar di dunia.  

“Kita tidak boleh tergantung sumber makanan dari luar. Dalam krisis, dalam keadaan genting tidak ada yang akan mengizinkan barang-barang mereka untuk kita beli. Karena itu tidak ada jalan lain dalam waktu yang sesingkat-singkatnya kita harus mencapai ketahanan pangan. Kita harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia,” tegas Ketua Umum Partai Gerindra ini. 

Ia juga menegaskan agar Indonesia melakukan  swasembada energi. Dalam keadaan ketegangan, dalam keadaan kemungkinan terjadi perang dimana-mana, kita harus siap dengan kemungkinan yang paling jelek. Negara-negara lain harus memikirkan kepentingan mereka sendiri. Kalau terjadi hal yang tidak diinginkan, sulit kita mendapat sumber energi dari negara lain. 

“Oleh karena itu, kita harus swasembada energi dan kita mampu untuk swasembada energi. Kita diberi karunia oleh Tuhan, tanaman-tanaman yang membuat kita bisa tidak tergantung dengan bangsa lain. Tanaman-tanaman seperti kelapa sawit bisa menghasilkan solar dan bensin. Kita juga punya singkong, tebu, sagu jagung dan lain-lain,” lanjutnya. 

Ia pun mengingatkan bahwa kita juga punya energi bawah tanah, geotermal, yang cukup. Kita punya batu bara yang sangat banyak. Kita punya energi dari air yang sangat besar. Ia pun berjanji bahwa pemerintah yang  akan dipimpinnya akan fokus untuk mencapai swasembada energi, termasuk  mengelola air dengan baik. 

“Alhamdulillah, kita punya sumber air yang cukup dan kita sudah punya teknologi menghasilkan air yang murah dan yang bisa memenuhi kebutuhan kita. Juga semua subsidi bantuan kepada rakyat kita yang masih dalam keadaan susah harus kita yakin subsidi-subsidi itu sampai kepada mereka yang membutuhkan,” ujarnya. 

Ia pun sangat menginginkan agar kita berani meneliti dan kalau perlu kita ubah subsidi itu agar langsung diberikan kepada keluarga-keluarga yang membutuhkan. Dengan teknologi digital kita akan mampu sampai subsidi itu sampai ke setiap keluarga yang membutuhkan. Menurutnya, sekarang dan ke depan, aliran-aliran bantuan mesti sampai ke mereka yang benar-benar membutuhkan dan tidak digunakan untuk kepentingan politik sesaat sekaligus tidak adil. 

Kelima, Indonesia mesti menjadi bangsa dan negara yang anti korupsi. Ia pun meminta agar kita semua terutama para pejabat negara untuk bersikap jujur dan tidak terjebak pada praktik korupsi. Berbagai kebocoran anggaran mesti disudahi, tak ada ruang bagi aksi korupsi. Praktik kolusi dan nepotisme juga tidak boleh dipelihara tapi dilawan atau dibasmi sampai ke akar-akarnya. Sebab korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) adalah biang perusak bangsa sekaligus penghambat pembangunan. 

“Ini adalah yang membahayakan masa depan kita dan masa depan anak-anak kita dan cucu-cucu kita. Kita harus berani mengakui terlalu banyak kebocoran-kebocoran dari anggaran kita, penyimpangan-penyimpangan, kolusi di antara para pejabat politik, pejabat pemerintah, di semua tingkatan, dengan pengusaha-pengusaha yang nakal, pengusaha-pengusaha yang tidak patriotik,” tegasnya. 

Baginya, bila ingin menjadi negara maju, maka kita harus berani menghadapi dan memberantas korupsi dengan perbaikan sistem dengan penegakan hukum yang tegas dengan melakukan penguatan sektor digitalisasi. Ia menegaskan agar seluruh unsur pimpinan di berbagai lembaga atau institusi harus memberi contoh yang baik bagi masyarakat.   

“Ada pepatah yang mengatakan kalau ikan menjadi busuk, busuknya mulai dari kepala. Semua pejabat dari semua eselon, dari semua tingkatan, harus memberi contoh untuk menjalankan kepemimpinan pemerintahan yang sebersih-bersihnya. Mulai contoh dari atas dan sesudah itu penegakan hukum yang tegas dan keras,” tegasnya. 

Keenam, Indonesia mesti menjadi bangsa dan negara yang independen dan anti penjajah. Bagi Prabowo, dalam menghadapi percaturan sekaligus dinamika politik dan pergaulan dunia internasional, Indonesia memilih jalan bebas aktif dan nonblok. Sebagai bangsa besar, kita tidak mau ikut pakta-pakta militer di berbagai penjuru manapun. Kita memilih jalan bersahabat dengan semua negara atas nama martabat kemanusiaan dan perdamaian dunia. 

“Sudah berkali-kali saya canangkan Indonesia akan menjalankan politik luar negeri sebagai negara yang ingin menajdi tetangga yang baik. We want to be a good neighboor. Kita ingin menganut filosofi kuno, 'seribu kawan terlalu sedikit satu lawan terlalu banyak',” akunya.  

Dengan demikian, tegas menantu presiden Soeharto ini, kita ingin menjadi sahabat semua negara tapi kita punya prinsip, yakni antipenjajahan, karena kita pernah mengalami penjajahan. Baginya, kita antipenindasan, karena kita pernah ditindas; kita antirasialisme, antiapartheid, karena kita pernah mengalami waktu kita dijajah, kita bahkan digolongkan lebih rendah dari anjing. 

“Betapa banyak prasasti dan marmer, papan-papan di mana disebut 'honden in inlanden verboden.' Saya masih melihat prasasti di kolam renang Manggarai tahun 1978. Karena itu kita punya prinsip kita harus solider membela rakyat yang tertindas di dunia ini. Karena itu kita mendukung kemerdekaan rakyat Palestina,” tegas Danjen Kopassus ini. 

Ia pun mengaku, selama ini Indonesia sudah mengirimkan banyak bantuan ke Palestina. Termasuk mengirimkan tim medis yang bekerja di Palestina, terutama di Refah dan Gaza, dengan risiko sangat tinggi. Dokter-dokter dan perawat-perawat Indonesia sudah bekerjasama dengan berbagai negara termasuk Uni Emirat Arab. 

Menurutnya, Indonesia pun akan selalu siap untuk mengirim bantuan yang lebih banyak dan siap evakuasi mereka yang luka, dan anak-anak yang trauma. Bagi para korban kita siapkan semua rumah sakit dan tentara, dan nanti rumah sakit-rumah sakit lain siap membantu saudara-saudara kita yang menjadi korban perang yang tidak adil di berbagai penjuru dunia, terutama Palestina. 

Ketujuh, Indonesia mesti menjadi bangsa dan negara yang menghargai para pemimpinnya. Prabowo mengajak kita semua agar berterima kasih kepada generasi pembebas, bung Karno, bung Hatta, pahlawan-pahlawan lain. Ada juga I Gusti Ngurah Rai, Kapitan Pattimura, Sultan Hasanuddin, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, dan lain-lain. Mereka membayar saham kemerdekaan dengan darah dan air mata mereka. 

“Kita bersyukur pada presiden pertama, bung Karno, telah memberi kita ideologi negara, Pancasila. Yang keluar masuk penjara, dibuang di mana-mana dari sejak muda karena memperjuangkan Indonesia merdeka. Indonesia tidak mau menjadi darah bagi bangsa-bangsa lain. Soekarno, Hatta, Syahrir, semua pendiri bangsa berkorban dan memimpin dengan baik,” tegasnya. 

Prabowo pun mohon doa restu kita semua untuk membangun Indonesia di atas landasan yang sudah dirintis oleh pendahulu-pendahulu kita. Baginya, saatnya kita belajar untuk terus maju dan berkontribusi pada perdamaian global. Semua kekurangan kita akui dan kita perbaiki secara perlahan. Ia pun meminta agar hentikan berbagai dendam, hilangkan kebencian, bangun kerukunan, dan bangun gotong royong. Itulah kepribadian bangsa kita, Indonesia. 

“Kita siap bekerja keras menuju Indonesia Emas. Menjadi bangsa yang kuat, merdeka, berdaulat, adil dan makmur. Kita tidak mau mengganggu siapapun, kita tidak mau mengganggu bangsa lain, tapi kita juga tidak mengizinkan bangsa manapun mengganggu kita. Semoga Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT melindungi kita semua, menyertai kita semua dalam perjalanan,” tutup mantan Menteri Pertahanan ini dengan penuh antusias dan hikmat. Akhirnya, selamat bekerja Presiden Prabowo Subiyanto. Semoga amanah dalam menjalankan amanah besar! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku “Bangkit Kaum Muda, Majukan Indonesia”


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah