Badai Covid-19 Pasti Berlalu!


SANGAT terasa, sudah setahun lebih negara kita Indonesia bahkan dunia dilanda bencana besar yang berbentuk bencana non alam, namanya Covid-19. Dampak langsung maupun tidak langsung virus ini pun begitu terasa di berbagai aspek kehidupan. Bukan saja dalam aspek kesehatan dan ekonomi tapi juga dalam aspek pendidikan, sosial serta stabilitas sosial. Budaya dan pola hidup setiap orang pun kini semakin berubah. Praktik keagamaan pun terjadi perubahan atau penyesuaian yang sangat serius. 

Berbagai upaya sudah dilakukan, agar penyembaran dan dampak virus ini bisa ditanggulangi dengan cermat, tepat dan solutif. Di sebagian tempat sudah mulai ada perubahan atau pengaruh positif yang signifikan, namun di sebagian tempat juga masih terus menghadapi bencana yang mematikan ini. Setiap orang bahkan negara pun dibuat berpikir keras agar terhindar dari virus ini, termasuk menyelesaikan berbagai masalah sebagai dampak ikutannya. 

Semua upaya terutama yang bernyawa medis seperti protokol kesehatan dan vaksinasi adalah ikhtiar manusiawi yang bisa saja ditempuh untuk menghindar dari virus berbahaya atau menjauh dari dampak ikutannya. Tak ada yang salah tentang itu, selama tidak melanggar norma yang berlaku, termasuk norma agama, maka setiap upaya adalah ikhtiar yang normal dan layak ditempuh. 

Saya sendiri, selain berikhtiar dengan menjaga protokol kesehatan seperti menjaga jarak dengan siapapun, mencuci tangan dengan air bersih dan memakai masker secara rutin ke mana pun saya pergi, saya juga kerap menjaga kesehatan saya dengan berolahraga. Saya berupaya agar setiap pagi dan sore berolahraga, minimal lari-lari di dalam rumah. Keluar keringat juga sudah cukup. Sehingga suhu tubuh tetap terjaga normal.   

Selain itu, saya sudah membiasakan untuk minum air putih lebih dari 2 liter sehari. Bahkan kadang saya minum sekitar 3 sampai 4 liter saya minum dalam sehari. Efeknya memang saya sering buang air kecil, itu sangat normal. Bagi saya itu tak masalah. Justru rutinitas minum air putih, terutama yang hangat dapat membersihkan kotoran dalam tubuh saya. 

Hal lain, belakangan yang sering saya lakukan adalah minum air kelapa muda. Berdasarkan saran dan nasehat beberapa teman yang berlatar belakang kesehatan, air kelapa muda juga kelapanya yang tentu saja masih muda tak saya campur dengan gula. Langsung diminum dan dimakan saja. Tak perlu pakai campuran gula atau susu lagi. Selain menyegarkan badan, rutinitas semacam ini dapat menjaga tubuh dari berbagai virus yang mungkin saja menyerang tubuh namun tak berdampak buruk sebab kondisi tubuh saya semakin sehat dan memiliki daya imunitas yang tinggi. 

Olahraga rutin, minum air putih yang cukup dan minum air kelapa muda, termasuk menjaga protokol kesehatan seperti yang saya sebutkan di atas bukan saja menjadi rutinitas saya selama beberapa waktu terakhir, tapi juga menjadi rutinitas istri dan anak-anak saya. Suasananya memang semakin ramai dan asyik, sebab semuanya dilakukan di rumah. Pengeluaran keluarga tentu cukup bertambah, namun segala upaya dilakukan agar tak mengganggu stabilitas pertahanan ekonomi keluarga. 

Selain itu, salah satu hal penting yang saya tanamkan selama ini adalah keyakinan bahwa bencana ini bakal segera berakhir. Saya yakin seyakin-yakinnya Covid-19 bakal minggat dalam waktu yang tak lama lagi. Mengenai hal ini saya teringat dengan sebuah hadits yang sangat mashur. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda, "Sesungguhnya Allah berkata: "Aku sesuai prasangka hambaku pada-Ku dan Aku bersamanya apabila ia memohon kepada-Ku"." (HR Muslim)  

Ya, salah satu kunci penting dalam meraih sesuatu adalah keyakinan. Dalam istilah lain, saya dapat menyebutnya dengan sebutan prasangka. Kekuatan prasangka sangat kuat pengaruhnya terhadap apa yang diraih oleh siapapun dalam hidup ini. Termasuk perihal bakal berakhirnya bencana yang hingga kini sudah menyebabkan tak sedikit yang terisolasi bahkan meninggal dunia ini. 

Saya sangat yakin bahwa dalam waktu yang tak lama lagi saya dan siapapun di luar sana bakal dapat kembali beraktivitas secara normal termasuk untuk menjalankan pekerjaan sesuai profesinya masing-masing. Sekarang, yang mesti dilakukan adalah menyiapkan tenaga dan rencana agar ke depan semuanya semakin bertenaga dalam menjalankan semuanya.

Pada saat yang sama, kita berharap agar mereka yang terpapar virus ini segera pulih atau sembuh, sehingga kembali beraktivitas dan bersua dengan keluarga mereka yang mungkin selama terpapar tak rutin bertemu. Begitu juga untuk siapapun yang tidak terpapar, semoga semuanya terhindar dari virus ini dan semakin produktif melakukan berbagai aktivitas kebaikan. Akhirnya, kita mesti meningkatkan rasa optimis dan berprasangka baik bahwa virus ini bakal berakhir dalam waktu yang tak lama lagi. Semoga Allah mengabulkan doa dan harapan kita semua! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Melahirkan Generasi Unggul" dan "Plan Your Success"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok