Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Mensyukuri Nikmat Sehat dan Sakit dengan Aktivitas Positif

Gambar
Alhamdulillah rasa sakit yang menimpa saya dua hari terakhir sudah mulai pulih. Perut saya kembung, menurut istri saya Eni Suhaeni, saya "keanginan" atau masuk angin. Lambung saya sendiri juga sedikit terganggu. Tidak sakit tapi terasa begah. Nafsu makan sempat menurun. Tapi badan serasa sehat dan biasa saja. Hanya saja saya kepanikan. Tapi kini, rasa-rasanya saya sudah kembali sehat, insyaa Allah. Sebuah nikmat dari Allah yang tak ada bandingannya. Saya semakin percaya bahwa nikmat sehat itu merupakan salah satu nikmat terbaik dari Allah.  Saya sangat bersyukur karena sekarang saya sudah kembali beraktivitas ringan, minimal di dalam rumah: bercanda dengan istri dan anak-anak. Termasuk untuk menulis tulisan ringan seperti tulisan ini, agar akun media sosial saya termasuk blog saya selalu terisi dengan tulisan baru. Sementara tulisan yang berat-berat termasuk untuk mengedit tesis dan disertasi para tokoh mungkin baru bisa saya lakukan beberapa hari ke depan. Selebihnya, untuk ...

Dari Zoom Meeting Ke Karya Nyata

Gambar
Alhamdulillah, itulah ungkapan awal yang layak saya sampaikan sebagai wujud syukur atas kesempatan istimewa yang saya peroleh pada Selasa 28 Desember 2021 lalu. Saat itu saya menghadiri acara Silaturahim atau Pertemuan Penulis Indonesia melalui Zoom Meeting. Para penulis yang juga kontributor penulisan buku "Semua Orang Bisa Menulis" yang berasal dari Sabang sampai Merauke ini pun hadir. Suasana kekeluargaan dan persahabatan sangat terasa pada pertemuan perdana ini.  Pada acara yang dimulai pukul 20.00 WIB-selesai dan yang dihadiri oleh penulis lintas latar belakang dan daerah ini diinisiasi oleh Project Leader/Editor buku yang insyaa Allah diterbitkan pada April 2022 mendatang, Pak Yanuardi Syukur. Sebagai penyambut pembuka Pak Yanuar, demikian akrab saya menyapanya, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas peserta yang berkenan hadir pada pertemuan online ini, termasuk turut serta menyumbangkan tulisannya untuk buku baru tersebut.  Tiga agenda utama pertemuan ujung ta...

Netizen dan Media Arus Utama Baru

Gambar
BEBERAPA tahun terakhir publik kerap mengkritik lakon sebagian media massa dan awaknya yang dinilai pro kekuasaan. Kekuasaan tak melulu Presiden, Menteri, DPR, DPRD, Gubernur, Bupati atau Walikota dan sebagainya. Tapi juga pengendali ekonomi atau elite media massa itu sendiri. Atau, paling tidak media massa hanya sibuk menebar berita dan iklan para politisi yang berhasrat untuk ikut pesta politik. Advokasi publiknya pun minim, bahkan terkesan enggan. Mungkin di era serba bebas seperti ini boleh-boleh saja bertindak dan memilih langkah itu. Cuma saya sebagai pembaca dan sesekali menjadi penikmat framing media massa dan awaknya kadang kesal juga. Apalagi kalau awak media massa sibuk membela pejabat, itu bikin kesal banget. Soalnya apa? Lah pejabat diberi mandat oleh rakyat agar konsisten dengan mandat, bukan jungkir balik ke sana ke mari sesuai selera sendiri dan para donatur alias pengusaha yang membiayai langkah politiknya.  Ditambah lagi bila politisinya belum beres dengan mandat ...

Anis Matta dan Tradisi Literasi Kita

Gambar
SAYA baru saja selesai membaca sekaligus mengedit dua naskah buku, buku saya sendiri yang saya tulis dengan sahabat saya Pak Arif Husni Mubarok asal Bekasi dan buku teman saya Bung Iwan Wahyudi asal NTB. Tetiba saya mendapat kiriman dua buku sekaligus yang berjudul "Pesan Islam Menghadapi Krisis" dan "Haji" dari penerbit buku Poestaka Rembug. Saya mendapatkan kiriman buku tersebut tepatnya hari ini Sabtu 18 Desember 2021 sekitar pukul 17.00 WIB. Sebetulnya kedua buku ini sudah saya baca dengan tuntas beberapa waktu lalu setelah mendapatkannya dari penerbit buku secara langsung. Saya mendapatkan banyak perspektif dari keduanya. Penulis mampu mengulas tema-tema sederhana dari berbagai perspektif. Dan, perspektif Islamnya sangat kental, namun disampaikan secara rasional sehingga mudah dipahami oleh pembaca.  Seingat saya, kali ini saya mendapat hadiah kedua buku lagi karena saya menyampaikan pertanyaan pada saat buku ini dilaunching dan dibedah langsung oleh penulisnya...

Langkah dan Teknik Menulis Biografi

Gambar
BIOGRAFI merupakan sebuah tulisan yang berisi penjelasan tentang kisah dan berbagai keterangan tentang seseorang. Atau bisa juga dimaknai sebagai riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain dan biasanya mempunyai dampak secara luas. Pengertian menurut etimologinya berasal dari bahasa Yunani yaitu kata bios yang berarti hidup dan graphien artinya tulisan. Jadi, biografi merupakan tulisan yang berisi tentang kehidupan seseorang. Bentuknya pun bisa pendek maupun panjang serta ditulis oleh orang lain. Isi biografi biasanya cerita perihal perjalanan hidup seseorang hampir secara detail mulai dari kelahiran, hal-hal penting dalam hidupnya yang membuatnya terkenal baik melalui karya, prestasi, atau pemikirannya hingga dalam konteks tertentu hingga kematiannya. Isi tulisan sebuah biografi merupakan perjalanan hidup mulai dari sejak kelahiran, masa kecil, saat sekolah hingga kelulusan jenjang terakhir, kehidupan keluarga, prestasi dan masih banyak lagi. Secara singkat, biografi adalah ...

Belajar Menulis Kepada Doktor Adian Husaini dan Pak Nuim Hidayat

Gambar
SEPERTI biasa, untuk tulis menulis saya jarang menggunakan teori menulis. Saya menulis ya langsung menulis saja apa yang terlintas dalam pikiran saya. Mungkin ini terlalu angkuh, tapi begitulah cara saya belajar memantik ide untuk menulis. Hal ini saya lakukan sejak lama, agar apa yang terlintas tidak lewat begitu saja lalu hilang. Kecuali untuk beberapa tulisan terutama artikel untuk berbagai surat kabar dan media online saya biasanya menggunakan teori menulis. Misalnya, kutipan pendapat tokoh, sistematika dan diksinya disesuaikan dengan kaedah yang berlaku umum.  Oleh karena itu, dalam banyak tulisan saya terbiasa menggunakan rumusan langsung menulis. Apa itu? Ya langsung menulis saja. Seperti tulisan ini. Begini, alhamdulillah kali ini saya mendapat kiriman buku langsung dari penulisnya Pak Nuim Hidayat di Kota Depok-Jawa Barat. Pertama,  "Imperialisme Barat" dan Kedua, "Sayyid Quthb; Biografi dan Kejernihan Pemikirannya". Buku pertama sebetulnya sudah saya baca ...

Elite Muslim Indonesia Malas Menulis

Gambar
DULU elite muslim jago menulis dan hobi membaca buku. Tulisan mereka dalam bentuk artikel dan sebagainya tersebar di berbagai media. Mereka begitu aktif menulis dan mempublikasi tulisan mereka dalam berbagai macam cara dan media. Sehingga ide dan pemikiran mereka dibaca dan terpublikasi dengan baik, bahkan menjadi rujukan banyak kalangan. Diskursus apapun terkait dengan kehidupan publik kala itu selalu merujuk pada ide dan pemikiran mereka.  Dulu, Kiai Abdul Halim, Kiai Ahmad Sanusi, Pak Mohammad Natsir, Buya Hamka, Ustadz Ahmad Hasan, Kiai Wahid Hasyim, Pak Mohammad Hatta, dan para tokoh muslim lainnya itu memiliki aktivitas yang padat atau benar-benar sibuk. Tapi mereka tetap menyempatkan untuk membaca, bahkan menulis buku, atau minimal artikel dalam beragam tema. Padahal sarana yang tersedia kala itu sangat terbatas dan sederhana. Tapi mereka benar-benar punya konsen untuk menulis. Sehingga kita pun masih bisa membaca sebagian karya tulis mereka.  Kalau zaman sekarang susah...

Literasi Menyatukan dan Menggerakkan

Gambar
ENTAH mimpi apa, saya tetiba mendapatkan kiriman dua buku ini. Pertama, "Pesan Islam Menghadapi Krisis" karya Pak Anis Matta, Kedua, "Lekong Ke Labuan Bajo" karya Mba Ketut Efrata asal Bali. Latar penulisnya berbeda, gagasan dalam bukunya juga berbeda. Tapi mereka punya tradisi yang sama, seperti juga saya, yaitu literasi. Saya tidak melihat latar belakang politik, budaya, ras, suku, keyakinan dan segala macam dari penulisnya, sebab konsen saya satu: literasi. Membaca dan menulis adalah lakon literatif yang saya sukai sejak lama.  Ya, jangan kan buku Pak Anis Matta yang berjudul "Pesan Islam Menghadapi Krisis" yang warna Islam-nya sangat terasa tersebut, buku karya non muslim pun saya baca dan berkomunikasi baik dengan penulisnya. Bagi saya, mereka telah melakukan proses pendidikan publik yang baik. Saya pun semakin cemburu, sebab dalam kondisi sibuk pun mereka tetap berkarya dan mau berbagi pada sesama. Saya sendiri baru bisa berkomentar dan menulis statu...

Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 Berbau LGBT?

Gambar
Alhamdulillah hari Ahad 12 Desember 2021 saya bisa mengikuti acara webinar dengan tema "Peran dan Fungsi Mahasiswa Dalam Menyikapi Permendikbud Ristek No. 30 Tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi". Acara yang dilangsungkan sejak pukul 13.00 dan berkahir pada pukul 15.00 WIB ini diselenggarakan oleh Bidang Kajian Strategis dan Wacana Intelektual Himpunan Mahasiswa (HIMA) Persatuan Ummat Islam (PUI) Jawa Barat.     Kegiatan yang dilakukan oleh HIMA PUI Jawa Barat kali ini merupakan agenda yang tentu saja didukung oleh berbagai elemen yang ingin menjaga moralitas perguruan tinggi. Hal ini layak diapresiasi juga, sebab pada Rabu, 17 November 2021 lalu Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Persatuan Ummat Islam (PUI) Jawa Barat telah mengadakan serupa dengan tema "Kritisi Permendikbud No. 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi."  Kala itu, H. Iman Budiman, S.Th.I., M.Ag selaku K...

Selamat Jalan Mang Oded, Walikota Bandung!

Gambar
SAYA masih duduk santai karena sakit dua hari belakangan ini sambil membaca file dua naskah buku baru yang sedang saya edit, tiba-tiba pada sebuah group WhatsApp perantau atau diaspora muslim Manggarai Barat-NTT saya mendapat kabar perihal meninggalnya Walikota Bandung, H. Oded Mohammad Danial. Seperti biasa, saya pun terdesak untuk mencari tahu perihal kebenaran kabar atau berita tersebut. Selain bertanya kepada beberapa teman lama di Kota Bandung, saya juga mencari informasi ke beberapa wartawan. Tidak cukup di situ, saya juga mencari berita di media online. Dan hasilnya sama: betul bahwa beliau benar-benar sudah meninggal.  Innalillahi wa Inna ilaihi rooji'iun... Ya, setelah meninggalnya beberapa tokoh sekian waktu lalu, baik karena terkena Covid-19 maupun sebab lainnya, kini kita kembali kehilangan salah satu tokoh sekaligus aktivis muslim yang dikenal soleh, baik dan banyak membantu sesama. Beliau kembali dipanggil Allah, memenuhi ajal terbaiknya. Ya, telah meninggal dunia Wal...

Mencintai Pancasila Tanpa Basa-basi!

Gambar
DIANTARA alasan utama milyaran manusia di dunia bahkan sudah triliyunan manusia sejak dulu hingga kini begitu yakin pada Islam dan kebenaran ajarannya adalah karena ada model manusia sekaligus ada penafsir autentik atas teks sucinya, yaitu Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, tentu berdasarkan perintah Allah melalui malaikat Jibril.  Sehingga dalam Islam, kesadaran beragama sangat kuat. Tak ada pemaksaan dalam menjalankan ajarannya. Allah menggariskan agar melaksanakan ajaran agama semampunya. Umat Islam bisa ber-shaum selama sebulan Ramadan, itu dilakukan secara sadar. Basisnya keyakinan, karena ada uswah atau teladannya.  Ini sangat jauh berbeda dengan Pancasila. Pancasila dirumuskan oleh banyak tokoh yang beragam latar belakang dan pandangan bahkan orientasinya. Hingga kini tak ada tokoh yang benar-benar bisa dijadikan model manusia yang Pancasilais. Sehingga tak sedikit yang ragu dan terus bertanya soal autentisitasnya.  Di sini bukan soal menolak atau tidak at...

Prinsip Moderasi Islam

Gambar
ISLAM sesungguhnya memiliki prinsip-prinsip moderasi yang sangat mumpuni, antara lain keadilan, keseimbangan, dan toleransi. Menurut pandangan Dr. Yusuf al-Qardawi, umat Islam seharusnya mengambil jalan tengah (Moderasi). Pandangan yang seperti itu membuat umat Islam menjadi mudah dan menjalankan agamanya. Karena pada hakikatnya, Islam memang agama yang memudahkan umat dalam menjalankan perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya.  Diantara prinsip moderasi Islam adalah sebagai berikut:  Pertama, Keadilan (Adalah)  Kamus bahasa Arab menginformasikan bahwa kata ini pada mulanya berarti sama. Persamaaan tersebut sering dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat imaterial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata adil diartikan: (1) tidak berat sebelah/tidak memihak, (2) berpihak kepada kebenaran, dan (3) sepatutnya/tidak sewenang-wenang.  Persamaan yang merupakan makna asal kata adil itulah yang menjadikan pelakunya tidak berpihak, dan pada dasarnya pula seorang yang adil berpih...